Iklan atas - New

Epidemiologi penyakit tidak menular diabetes militus, stroke dan lansia


EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
A.      Epidemiologi Diabetes Mellitus
ü  Essay
1.        Bagaimana distribusi penyakit Diabetes Mellitus?
Jawab:
a.         Distribusi Menurut Orang
Pada negara maju, penyakit DM cenderung diderita oleh penduduk berusia di atas 64 tahun sedangkan pada negara berkembang, penyakit DM cenderung diderita oleh penduduk berusia 45-64 tahun. DM tipe 1 umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja ataupun usia muda. DM tipe 1 pada umumnya terjadi sebelum penderita berumur 40 tahun sedangkan DM tipe 2 pada umumnya terjadi setelah berumur 40 tahun. Penderita DM yang memiliki usia yang sama dengan yang bukan penderita DM paling sedikit 2 kali lebih sering terkena serangan jantung dengan mereka yang tidak menderita diabetes.
b.        Distribusi Menurut Tempat
Menurut laporan PERKENI tahun 2005 dari berbagai penelitian epidemiologi di Indonesia, menunjukkan bahwa angka prevalensi DM terbanyak terdapat di kota-kota besar, antara lain Jakarta (12,8%), Surabaya (1,8%), Makassar (12,5%), dan Manado (6,7%). Sedangkan prevalensi DM terendah terdapat di daerah pedesaan, antara lain Tasikmalaya (1,8%) dan Tanah Toraja (0,9%). Adanya perbedaan prevalensi DM di perkotaan dengan di pedesaan menunjukkan bahwa gaya hidup mempengaruhi kejadian DM.
c.         Distribusi Menurut Waktu
Pada tahun 2000 terdapat 2,9 juta kematian akibat penyakit DM di dunia, dimana 1,4 juta kematian terjadi pada pria dan 1,5 juta kematian pada wanita. Dari semua jumlah kematian ini, 1 juta kematian terjadi di negara maju dan 1,9 juta kematian terjadi di negara berkembang. Pada tahun 2003, WHO menyatakan 194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 miliar penduduk dunia usia 20-79 tahun menderita Diabetes mellitus dan tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi 7,3%.
2.        Bagaimana besarnya masalah terkait penyakit Diabetes Mellitus?
Jawab:
Kenaikan jumlah penduduk yang terkena penyakit diabetes militus atau kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000 jumlah penduduk dunia yang menderita diabetes militus mencapai 171.230.000 orang dan pada tahun 2030 diperkirakan jumlah penderita diabetes di dunia akan mencapai jumlah 366.210.100 orang atau naik sebesar 114 % dalam kurun waktu 30 tahun.
Di bawah ini adalah data statistik jumlah penderita diabetes didunia versi WHO pada tahun 2000 dan proyeksi jumlah pendeita diabetes  dunia pada tahun 2030. Indonesia menduduki tempat ke 4 terbesar dengan pertumbuhan sebesar 152 % atau dari 8.426.000  orang pada tahun 2000 mencapai 21.257.000 orang ditahun 2030.
Data Statistik Jumlah Penderita Diabetes di Dunia versi
WHO
No
Negara
Thn 2000
Thn 2030
Growth
1
India
31.705.000
79.441.000
151 %
2
China
20.757.000
42.321.000
104 %
3
USA
17.702.000
30.312.000
71 %
4
Indonesia
8.426.000
21.257.000
152 %
5
Japan
6.765.000
8.914.000
32 %
6
Pakistan
5.217.000
13.853.000
166 %
7
Russia
4.576.000
5.320.000
16 %
8
Brazil
4.576.000
11.305.000
148 %
9
Italy
4.252.000
5.374.000
26 %
10
Bangladesh
3.196.000
11.140.000
249 %
11
Turkey
2.920.000
6.422.000
120 %
12
Philippines
2.770.000
7.798.000
182 %
13
Spain
2.717.000
3.752.000
38 %
14
Germany
2.627.000
3.771.000
44 %
15
Egypt
2.623.000
6.726.000
156 %
16
Mexico
2.179.000
6.130.000
181 %
17
Iran
2.103.000
6.421.000
205 %
18
Canada
2.006.000
3.543.000
77 %
19
Republic of korea
1.859.000
3.378.000
82 %
20
United kingdom of great Britain and northern Ireland
1.765.000
2.668.000
51 %
21
France
1.710.000
2.645.000
55 %

3.        Sebutkan klasifikasi penyakit Diabetes Mellitus!
Jawab:
Klasifikasi etiologis DM menurut American Diabetes Association (2010) dalam Suzanna Ndraha (2014), dibagi dalam 4 jenis  yaitu:
Description: Untitled.png
4.        Apa saja faktor risiko penyebab penyakit Diabetes Mellitus?
Jawab:
a.         Usia
b.        Genetik
c.         Jenis kelamin
d.        Pola makan
e.         Aktivitas fisik
f.         Tingkat pendidikan
g.        Jenis pekerjaan
h.        Obesitas
i.          Penyakit dan infeksi pada pancreas
j.          Kehamilan
k.        Stress
l.          Kadar kolesterol
m.      Paparan asap rokok
5.        Bagaimana patofisiologi penyakit Diabetes Mellitus?
Jawab:
Insulin merupakan hormon endokrin yang diproduksi dalam sel beta pada pankreas. Hormon ini berperan utama dalam membolehkan sel-sel tubuh untuk menyimpan dan menggunakan karbohidrat, lemak, dan protein. Selain itu juga insulin berperan sebagai katalis untuk menstimulasi enzim danbahan kimia lain untuk produksi energi. Sekresi hormon insulin distimulasi olehpeningkatan kadar glukosa dalam darah yang dihasilkan dari makanankarbohidrat yang dikonsumsi. Sekresi ini terjadi biasanya 10 menit setelahmakan.Glukosa merupakan sumber bahan bakar utama untuk reaksi metabolismeenergi dalam tubuh. Glukosa ini diperoleh melalui ingesti, glukoneogenesis, danglikogenolisis. Kadar glukosa dalam darah yaitu sekitar 70- 140 mg/dl yang mana dipertahankan dalam batas normal oleh regulasi dari hormon insulin danglukagon. Defisiensi insulin yang bersifat absolut dan relatif pada diabetes mellitusakan mengakibatkan proses transportasi glukosa dalam darah ke dalam sel terganggu, hal ini akan meningkatkan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Pada diabetes mellitus tipe I hiperglikemia akan mengakibatkan ginjal mengeksresikan glukosa tersebut kedalam urin yang biasanya tidak terjadi, sehingga akan ditemukan glukosa dalam urin atau glukosuria. Peningkatan glukosa dalam urin akan diikuti oleh peningkatan seksresi air sehingga terjadi peningkatan eksresi urin (poliuria). Peningkatan eksresi air melalui urin akan meningkatkan tekanan osmotik koloid plasma sehingga air dalam sel akan tertarik kedalam intravaskuler yang akhirnya air dalam sel berkurang dan pusatrasa haus akan terangsang dan akan membuat klien diabetes mellitus melakukan banyak minum (Polidipsia). Defisiensi insulin absolut pada diabetes mellitus tipe I juga akan mengakibatkan glukosa dalam sel berkurang, sehingga mekanisme lapar terjadi dan membuat pasien diabetes ingin makan secara berlebihan (Poliphagia). Selain itu simpanan glukosa yang berkurang dalam sel akan mengganggu proses metabolisme energi, sehingga proses glukoneogenesis dan glikogenolisis dapatterjadi sebagai kompensasi tubuh dalam mendapatkan sumber bahan bakarcadangan untuk metabolisme energi. Proses peningkatan glukoneogenesis akanberakibat pada peningkatan akumulasi hasil akhir metabolisme yang dapat mengganggu fungsi tubuh, seperti zat-zat keton sebagai hasil akhir pemecahan asam lemak. Peningkatan akumulasi zat-zat keton dalam tubuh ini akan mengganggu keseimbangan asam dan basa dan klien pada saat ini jatuh padakondisi diabetik ketosidosis.
Pada diabetes mellitus tipe II hiperglikemia sebagai akibat defisiensi insulin relatif terjadi karena dua faktor utama yaitu resistensi insulin dangangguan sekresi insulin. Hiperglikemia terjadi karena insulin yang disekresitidak mampu untuk mentranspor glukosa kedalam sel, karena reseptor insulin di membran sel jumlahnya berkurang, sehingga glukosa dalam darah tetap tinggi. Selain peningkatan kadar glukosa darah pada diabetes mellitus tipe II jugaterjadi peningkatan kadar insulin dalam darah atau dalam batas normal. Hal tersebut terjadi karena hiperglikemia akibat resistensi insulin akan terus menstimulasi sekresi insulin oleh pankreas. Gejala pada diabetes mellitus tipe II berlangsung lambat dan progresif, dan jika klien mengalami gejalanya, hal ini karena kadar glukosanya sangat tinggi. Gejala yang dialami tersebut bersifat ringan yang meliputi kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina, dan pandangan kabur.
ü  Multiple Choices
1.        Apa yang dimaksud diabetes gestasional?
a.         Diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin
b.        Intoleransi karbohidrat ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat (Diabetes mellitus), terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung
c.         Diabetes dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya
d.        Hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pancreas
e.         Berkurangnya sensitifitas (respon) sel dan jaringan tubuh terhadap insulin
2.        Menurut PERKENI, kadar glukosa darah normal pada orang yang berpuasa adalah?
a.         < 126 mg/dl
b.        > 127 mg/dl
c.         < 127 mg/dl
d.        > 126 mg/dl
e.         > 128 mg/dl
3.        Apa pengertian dari diabetes mellitus tipe 2?
a.         Dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM).
b.        Disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas
c.         Intoleransi karbohidrat ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat (Diabetes mellitus), terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung
d.        Diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin
e.         dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya
4.        Apa pengertian dari diabetes mellitus tipe 1?
a.         Diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin
b.        Intoleransi karbohidrat ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat (Diabetes mellitus),terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung
c.         Dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya
d.        Berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin
e.         Dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
5.        Berapa kali minimal pemeriksaan gula darah pada pasien diabetes mellitus?
a.         1X seminggu
b.        2X seminggu
c.         3X seminggu
d.        4X seminggu
e.         5X seminggu
6.        Merenanakan makanan dan berolahraga secara rutin merupakan penegahan …. Dari diabetes mellitus
a.         Pencegahan primer
b.        Pencegahan tersier
c.         Penegahan sekunder
d.        Pencegahan internal
e.         Pencegahan eksternal
7.        Apa yang dimaksud dengan pencegahan primer penyakit diabetes mellitus?
a.         Pencegahan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi terhadap penderita DM
b.        Pencegahan yang dilakukan selama seseorang menderita penyakit DM
c.         Pencegahan yang dilakukan sebelum seseorang terjangkit penyakit DM
d.        Pencegahan jangka panjang
e.         Pencegahan jangka pendek
8.        Berikut empat pilar penanganan penyakit Diabetes Mellitus, kecuali?
a.         Edukasi
b.        Terapi gizi medis
c.         Latihan jasmani
d.        Intervensi farmakologis
e.         Amputasi
9.        Berikut faktor risiko penyakit Diabetes Mellitus yang tidak dapat diubah, kecuali?
a.         Usia
b.        Pola makan
c.         Faktor genetis
d.        Jenis kelamin
e.         Budaya
10.    Berikut faktor risiko penyakit Diabetes Mellitus yang dapat diubah, kecuali?
a.         Pola makan
b.        Tingkat pendidikan
c.         Usia
d.        Aktivitas fisik
e.         Paparan asap rokok


B.       Epidemiologi Stroke
ü  Essay
1.        Bagaimana masalah penyakit Stroke di Indoesia?
Jawab:
Jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang (7,0‰), sedangkan berdasarkan diagnosis gejala diperkirakan sebanyak 2.137.941 orang (12,1‰). Berdasarkan diagnosis Nakes maupun diagnosis/gejala, Provinsi Jawa Barat memiliki estimasi jumlah penderita terbanyak yaitu sebanyak 238.001 orang (7,4‰) dan 533.895 orang (16,6‰), sedangkan Provinsi Papua Barat memiliki jumlah penderita paling sedikit yaitu sebanyak 2.007 orang (3,6‰) dan 2.955 orang (5,3‰)
2.        Bagaimana klasifikasi penyakit Stroke?
Jawab:
a.         Stroke Iskemik
Infark iskemik serebri, sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis (terbentuknya ateroma) dan arteriolosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinik dengan cara:
1)        Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran darah
2)        Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus atau perdarahan aterom
3)        Merupakan terbentuknya thrombus yang kemudian terlepas sebagai embol
4)        Menyebabkan dinding pembuluh menjadi lemah dan terjadi aneurisma yang kemudian dapat robek.
b.        Stroke hemoragik
Stroke hemoragik yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subarakhnoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Sebagian dari lesi vaskular yang dapat menyebabkan perdarahan subarakhnoid (PSA) adalah aneurisma sakular dan malformasi arteriovena (MAV). Mekanisme lain pada stroke hemoragik adalah pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat-zat ini dapat menyebabkan hipertensi berat dan perdarahan intraserebrum atau subarakhnoid.
3.        Apa saja faktor risiko penyakit Stroke?
Jawab:
Tidak dapat dirubah, meliputi: usia, jenis kelamin, herediter, ras/etnik. Dan dapat dirubah, meliputi: riwayat penyakit stroke, hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, Transient Ischemic Attack (TIA), hiperkolesterol, obesitas, merokok, alkoholik, hiperurisemia, peninggian hematokri.
4.        Bagaimana patofisiologi penyakit Stroke?
Jawab:
Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut. Alasannya adalah bahwa mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai ke daerah tersebut. Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang memperdarahi otak. Patologinya dapat berupa (1) keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri, seperti pada aterosklerosis dan trombosis, robeknya dinding pembuluh, atau peradangan; (2) berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas darah; (3) gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung atau pembuluh ekstrakranium; atau (4) ruptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang subaraknoid.
5.        Apa hubungan hipertensi dengan penyakit Stroke?
Jawab:
Terdapat hubungan antara hipertensi dengan kejadian stroke. Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Sering disebut sebagai the silent killer karena hipertensi meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak 6 kali. Dikatakan hipertensi bila tekanan darah lebih besar dari 140/90 mmHg. Semakin tinggi tekanan darah pasien kemungkinan stroke akan semakin besar, karena terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terjadinya penyumbatan bahkan pecahnya pembuluh darah di otak. Jika serangan stroke terjadi berkali-kali, maka kemungkinan untuk sembuh dan bertahan hidup akan semakin kecil.
ü  Multiple Choices
1.        Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit stroke dilihat dari segi orang, kecuali?
a.         Usia
b.        Jenis kelamin
c.         Frekuensi
d.        Genetik
2.        Stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah yaitu…
a.        Hemoragik
b.        Iskemik
c.         Ringan
d.        Obesitas
3.        Terdapat 2 jenis penyakit stroke, yaitu…
a.         Stroke iskemik dan jantungan
b.        Stroke iskemik dan stroke hemoragik
c.         Jantungan dan stroke hemoragik
d.        Hemoragik dan stress
4.        Dalam epidemiologi stroke merupakan penyakit….
a.         Menular
b.        Mewabah
c.         Tidak menular
d.        Semua benar
5.        Tahap pencegahan stroke dalam disability limitation dapat dilakukan dengan cara...
a.         Waspadai gangguan irama jantung
b.        Rutin memeriksa tekanan darah
c.         Menghindari stres
d.        Mengurangi kalori
6.        Tipe stroke yang paling banyak diderita adalah…
a.         Non hemoragik
b.        Ischemic
c.         Non Ischemic
d.        Hemoglobin
7.        Di bawah ini yang merupakan faktor risiko stroke yang tidak dapat dikendalikan adalah..
a.         Umur dan Jenis Kelamin
b.        Garis Keturunan
c.         Diabetes dan penyakit jantung
d.        Semua benar
8.        Upaya untuk mencegah stroke pada orang yang belum terkena stroke adalah upaya pencegahan secara…
a.         Sekunder
b.        Tersier
c.         Primer
d.        Bertahap
9.        Di bawah ini bukan merupakan langkah mencegah terjadinya stroke kecuali….
a.         Mengkonsumsi makanan sesuai selera
b.        Menurunkan berat badan agar ideal
c.         Banyak-banyak mengkonsumsi garam
d.        Semua benar
10.    Di bawah ini yang merupakan 4 major risk factors dari stroke adalah...
a.         Kolesterol
b.        Rokok
c.         Hipertensi
d.        Obesitas





C.      Epidemiologi Lansia
ü  Essay
1.        Apa yang dimaksud dengan lansia?
Jawab:
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
2.        Bagaimana karakteristik lansia?
Jawab:
a.         Jenis kelamin: Lansia lebih banyak pada wanita. Terdapat perbedaan kebutuhan dan masalah kesehatan yang berbeda antara lansia laki dan wanita.
b.        Status perkawinan: Status masih lengkap atau sudah hidup janda/duda akan mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun pikologis.
c.         Living arrangement: Misalnya keadaan pasangan, tinggal sendiri atau bersama istri, anak atau keluarga lainnya.
d.        Kondisi kesehatan
1)        Kondisi umum: kemampuan umum untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam kegitan sehari-hari. Contohnya mandi, buang air kecil dan besar.
2)        Frekuensi sakit: frekuensi sakit yang tinggi menyebabkan menjadi tidak produktif lagi bahkan mulai tergantung kepada orang lain. Bahkan ada yang karna penyakit kroniknya sudah memerlukan perawatan khusus.
e.         Keadaan Ergonomi
1)        Sumber pendapat resmi: pensiunan ditambah sumber pendapatan lain kalau masih bisa aktif.
2)        Sumber pendapatan keluarga: ada tidaknya bantuan keuangan dari anak/keluarga lainnya, atau bahkan masih ada anggota keluarga yang tergantung padanya.
3)        Kemampuan pendapatan: lansia memerlukan biaya yang lebih tinggi, sementara pendapatan semakin menurun. Sampai seberapa besar pendapatan lansia dapat memenuhi kebutuhan.


3.        Bagaimana perubahan yang terjadi pada proses menua?
Jawab:
a.         Penuaan Kulit
Kulit akan menjadi lebih keriput akibat berkurangnya produksi kolagen.

b.        Fungsi jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)

Penuaan mempengaruhi struktur jantung dan pembuluh darah yang turut memengaruhi fungsinya.
c.         Sistem pernapasan

Elastisitas paru dan aktivitas sel pembersih paru akan berkurang seiring bertambahnya usia.

d.        Sistem pencernaan

Lambung akan memproduksi asam lambung dalam jumlah yang lebih sedikit. Akibatnya, tubuh lansia akan rentan terhadap infeksi dari makanan.

e.         Fungsi ginjal

Seiring bertambahnya usia, struktur pada ginjal akan berubah. Proses aterosklerosis juga dapat menyerang ginjal, menyebabkan menurunnya fungsi ginjal.

f.         Tulang dan sendi

Tulang akan mulai kehilangan strukturnya, yang mana dapat menyebabkan osteoporosis jika tidak dilakukan tindakan pencegahan.

g.        Penglihatan

Lensa mata akan menjadi lebih keras. Akibatnya, mata akan sulit melihat pada kondisi remang-remang.

h.        Pendengaran

Terjadi berbagai perubahan pada sistem pendengaran di usia tua. Mulai dari berkurangnya saraf pendengaran hingga melemahnya struktur telinga.

i.          Sistem saraf

Sistem saraf dan otak juga akan mengalami perubahan. Kemampuan intelektual, kecepatan belajar, dan psikomotor juga akan berkurang seiring bertambahnya usia.

j.          Sistem hormon

Sistem endokrin (hormon) juga akan mengalami perubahan. Hormon seks akan berkurang (esterogen maupun testoteron).

k.        Perubahan psikologis
Pada lansia pada umumnya juga akan mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lainlain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia semakin lambat.
4.        Apa saja masalah kesehatan pada lansia?
Jawab:
a.         Imobilitas (Immobility)
b.        Instabilitas/Terjatuh (Instability/Falls)
c.         Gangguan intelektual/Demensia
d.        Isolasi/Depresi (Isolation/Depression)
e.         Inkotinensia (Incontinence)
f.         Impoten (Impotence)
g.        Imunodefisiensi (Immunodeficiency)
h.        Infeksi (Infection)
i.          Kelelahan/Malnutrisi (Inanition/Malnutrition)
j.          Impaksi/Konstipasi (Impaction/Constipation)
k.        Iatrogenesis
l.          Insomnia
m.      Gangguan (Impairment): pengelihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, komunikasi, integritas kulit dan convalescence.
5.        Bagaimana kebtuhan gizi pada lansia?
Jawab:
a.         Kalori
Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. 
b.        Protein
Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
c.         Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. 
d.        Karbohidrat dan serat makanan
Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
e.         Vitamin dan mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
f.         Air
Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
ü  Multiple Choices
1.        Upaya untuk meningkatkan kesehatan dan semangat lansia agar tetap berguna dan dihargai bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat merupakan upaya pencegahan secara…
a.         Sekunder
b.        Primer
c.         Tersier
d.        Sekunder dan Primer
2.        Penyakit musculoskeletal yang biasanya di derita oleh lansia yaitu ….
a.         Kanker
b.        Gangguan kulit
c.         Osteoporosis
d.        Katarak
3.        Dibawah ini yang merupakan perubahan fisik secara kemampuan kognitif pada lansia yaitu…
a.         Rambut mulai beruban
b.        Gigi mulai ompong
c.         Penglihatan dan pendengaran berkurang
d.        Ingatan tidak berfungsi dengan baik
4.        Penyuluhan tentang perilaku hidup sehat, gizi untuk lanjut usia, proses degeneratif seperti katarak, presbikusis merupakan tahap penanggulangan...
a.        Upaya promotif
b.        Upaya preventif
c.         Upaya kuratif
d.        Upaya rehabilitatif
5.        Seseorang dikatakan Pralansia (prasenelis) jika berumur…
a.         < 30 tahun
b.        < 40 tahun
c.         > 45−59 tahun
d.        < 20 tahun
6.        Di bawah ini merupakan gizi yang dibutuhkan pada lansia yaitu…
a.         Vitamin dan Mineral
b.        Protein
c.         Kalori
d.        Semua Benar
7.        Perubahan fisiologi akibat penuaan meliputi…
a.         Usus
b.        Mulut
c.         Kekuatan, ketahanan & kelenturan otot rangka berkurang
d.        Sistem Pernapasan
8.        Pencegahan primer pada penyakit yang kemungkinan di derita oleh lansia yaitu …
a.         Pengkajian fungsi fisik dan mental.
b.        Evaluasi fungsi pendengaran setiap 3 tahun setelah berusia 50 tahun.
c.          Pemeriksaan Kesehatan Berkala Posyandu Lansia
d.        Endoskopi pada semua usia lanjut setelah usia 50 tahun, setiap 5 tahun
9.        Di bawah ini yang merupakan faktor faktor mempengaruhi usia lansia kecuali….
a.         Kesehatan Fisik
b.        Kondisi Psikologi
c.         Kondisi Mental
d.        Kondisi Ekonomi
10.    Di bawah ini merupakan penyakit yang paling sering diderita oleh lansia, adalah….
a.         Katarak
b.        Osteoporosis
c.         Alzheimer
d.        Semua benar

Posting Komentar

0 Komentar