BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kesehatan merupakan hal terpenting dalam
kehidupan manusia, karena keadaan hidup sehat mutlak diperlukan, dalam kehidupan manusia masalah kesehatan dan
penyakit merupakan ukuran efektifitas kelompok manusia untuk menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan hidup (environment) yang dikombinasikan dengan sumber
biologis dan kebudayaan (Muslimah, 2016).
Epidemi atau wabah penyakit merupakan
salah satu factor penyebab terbesar kematian penduduk. Wabah dapat menyerang
tanpa pandang bulu, dapat menimpa anak-anak, orang tua, wanita, pria dan dari
kalangan sosial manapun. Penyebab terjangkitnya wabah yang menimbulkan kematian
bisa disebabkan faktor alam, manusia, maupun keganasan penyakit yang menyerang.
Faktor alam dapat berupa gunung meletus, banjir, dan kekeringan. Faktor manusia
misalnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari seperti masalah pembuangan
limbah rumah tangga dan cara memperdayakan sumber daya alam (Muslimah, 2016).
Timbulnya
wabah dapat memberikan gambaran buruknya kondisi kesehatan penduduk. Berbagai
faktor yang mempengaruhi kondisi masyarakat meliputi gizi atau nutrisi yang
tidak baik, kurang dalam hal menjaga kebersihan lingkungan dan penyediaan air
bersih maupun pelayanan kesehatan. Gambaran semacam ini umum terjadi di
negara-negara miskin atau sedang berkembang dengan pertumbuhan penduduk besar,
hal ini juga menimpa penduduk (Muslimah,
2016).
Kasus
angka kematian di Jawa pada tahun 1880 menunjukkan di pulau Jawa pada masa
kolonial khususnya di daerah pedesaan jumlah
525.101 jiwa dan tahun 1916 angka kematian mencapai 586.757 jiwa dan penduduk
Jawa tahun 1880 berjumlah 18.736.757 jiwa.3 Data kematian tidak seluruhnya
menyebutkan secara jelas penyebab kematian, tetapi salah satu penyebabnya
adalah seringnya muncul wabah penyakit di Jawa. Penyakit-penyakit yang banyak
menyerang penduduk adalah pes, thypus, desentri, kolera, malaria, cacar,
sipilis atau raja singa, berbagai jenis penyakit kulit dan penyakit cacing
tambang (Muslimah, 2016).
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian Wabah?
2.
Bagaimana Cara Penentuan Wabah?
3.
Bagaimana langkah-langkah Investigasi Wabah?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa itu Pengertian Wabah
2.
Untuk mengetahui cara Penentuan Wabah
3.
Untuk mengetahui langkah-langkah Investigasi Wabah.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Wabah
Wabah adalah istilah umum untuk menyebut
kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang,
maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Wabah di pelajari dalam
epidemiologim(Tamher dkk, 2008).
Epidemiologi dalam bahasa Yunani, yaitu
(epi = pada dan demos = rakyat) adalah penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia dalam
suatu periode waktu tertentu dengan laju yang melampaui laju “ekspestasi”
(dugaan). Epidemi adalah wabah yang terjadi lebih cepat daripada yang diduga
(Tamher dkk, 2008).
Banyak definisi
menurut Rajab (2009), yang diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para
ahli di antaranya:
a.
Definisi Umum : Kejadian penyakit melebihi dari normal
(kejadian yang biasa terjadi).
b.
Berdasarkan KBBI (1989) : Wabah berarti penyakit menular
yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang
luas.
c.
Departeman Kesehatan RI Direktoral Jendral Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981. Wabah adalah
peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat
baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit.
d.
Undang-undang RI No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit
menular: wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka.
B.
Penentuan Adanya Wabah
Analisa data tingkat nasional dalam menentukan indikasi
adanya KLB atau Wabah didasarkan pada data yang masuk dari masing-masing
provinsi secara rutin. Analisis data yang dilakkukan adalah menggambungkan data
data penyakit menular dan factor resiko dari semua provinsi untuk menentukan
besar masalah kesehatan khususnya KLB atau Wabah antar provinsi sebagai
gambaran nasional, data-data tersebut kemudian menurut Aziz dkk (2015), diolah
dalam bentuk:
1.
Tabel deksriptif epidemiologi (berdasarkan orang tempat
dan waktu)
2.
Tabel dasar hubungan (Faktor risiko dengan status
outcome)
3.
Ukuran public health impac (incidents, prevalens dan
proporsi)
4.
Pemetaan terhadap besaran masalah perprovinsi dan
rekomendasi masing-masing provinsi
5.
Pemanfaatan data internasional dalam rangka SKD
6.
Menyebarkan luas informasi kepada dunia Internasional
untuk kepentingan yang lebih besar melalui penggunaan teknologi informasi yang
tersedia.
C.
Langkah-Langkah Investigasi Wabah
Langkah-langkah melakukan
investigasi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sistematik menurut
Rajab (2009), yang terdiri dari:
1.
Persiapan
Investigasi Lapangan
Hal-hal yang harus diperhatikan pada langkah ini
yaitu:
a.
Persiapan dapat
dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu investigasi,
administrasi, dan konsultasi.
b.
Dibutuhkan
pengetahuan perlengkapan dan alat yang sesuai prosedur administrasi.
c.
Peran
masing-masing petugas yang terjun.
2.
Pemastian Adanya
Wabah
Dalam penentuan apakah ada wabah, perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a.
Dengan
membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa minggu atau bulan
sebelumnya.
b.
Menentukan
apakah jumlah kasus yng ada sudah ada melampaui jumlah yang diharapkan
c.
Sumber informasi
bervariasi bergantung pada situasinya
1)
Catatan hasil
surveilans
2)
Catatan keluar
dari rumah sakit, statistik kematian, register, dll.
3)
Bila data lokal
tidak ada, dapat digunakan rate dari
wilayah didekatnya atau data nasional.
4)
Boleh juga
dilaksanakan survei di masyarakat menentukan kondidi enyakit yang biasanya ada.
d.
Pseudo-epidemik
1)
Perubahan cara
pencatatan dan pelaporan penderita
2)
Adanya cara
dianogsis baru
3)
Bertambahnya
kesadaran penduduk untuk berobat
4)
Adanya penyakit
lain dengan gejala yang serupa
5)
Bertambahnya
jumlah penduduk yang rentan
3.
Pemastian
Diagnosa
Hal yang perlu diperhatikan:
a.
Untuk memastikan
bahwa masalah telah diagnosis hal yang patut.
b.
Untuk
menyingkirkan kesalahan laboratorium yang menyebabkan peningkatan kasus yang
dilaporkansemua temuan klinis harus disimpulkan dalam ditribusi frekuensi
c.
Kunjungan
terhadap satu atau dua penderitaan
4.
Pembuatan Defini
Kasus
Pembuatan definisi
kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat
diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat,
dan orang. Penyelidikan sering membagi kasus menjadi pasti (compirmed), mungkin
(probable), meragukan (possible), sensivitasdan spefsifitas.
5.
Penemuan dan
penghitungan Kasus
Metoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai
dengan penyakit dan kejadian yang diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu
memberikan diagnosis. Informasi berikut ini dikumpulakan dari setiap kasus :
a.
Data
identifikasi ( nama, alamat, nomor telepon )
b.
Data demografi ( umur, jenis kelamin, ras, dan
pekerjaan )
c.
Data klinis
d.
Faktor risiko,
yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit
e.
Informasi
pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau member umpan balik
6.
Epidemologi
Deskriptif
a.
Gambaran waktu
berdasarkan waktu
Perjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan
dengan grafik histogram yang berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu :
1)
Member informasi
samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana kemungkinan kelanjutannya
2)
Memperkirakan
kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan pada periode tersebut, bila
telah diketahui penyakit dan masa inkubasinya.
3) Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan
demikian mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang,
atau campuran keduanya
Kemungkinan periode
pemaparan dapat dilakukan dengan :
1) Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan
rata-rata
2) Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan
menghitung mundur satu masa inkubasi rata-rata
3) Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur
masa inkubasi terpendek
Masa inkubasi penyakit
adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai timbulnya gejala pertama.
Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa penyakit belum diketahui
sehingga mempersempit diagnosis diferensial dam memperikan periode pemaparan.
Cara menghitung median masa inkubasi :
1) Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu
kejadiannya
2) Buat frekuensi kumulatifnya
3) Tentukan posisi kasus paling tengah
4) Tentukan kelas median
5) Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak
antara waktu pemaparan dan kasus median
b.
Gambaran wabah
berdasarkan tempat
Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan
gambaran grafik berbentuk Spot map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan
titik/symbol tempat tertentu yang menggambarkan distribusi geografi suatu
kejadian menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi.
c.
Gambaran wabah
berdasarkan ciri orang
Variable orang dalam epidemiologi adalah
karakteristik individu yang ada hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan
terhadapa suatu penyakit.Misalnya karakteristik inang ( umur, jenis kelamin,
ras/suku, status kesehatan) atau berdasarkan pemaparan ( pekerjaan, penggunaan
obat-obatan)
7.
Pembuatan
Hipotesis
Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah,
hendaknya petugas memformulasikan hipotesis meliputi sumber agens penyakit,
cara penularan, dan pemaparan yang mengakibatkan sakit.
a.
Mempertimbangkan
apa yang diketahui tentang penyakit itu:
1)
Apa reservoir
utama agen penyakitnya?
2)
Bagaimana cara
penularannya?
3)
Bahan apa yang
biasanya menjadi alat penularan?
4)
Apa saja faktor
yang meningkatkan risiko tertular?
b.
Wawancara dengan
beberapa penderita
c.
Dalam
penyelidikan sulit menghasilkan sedikit petunjuk, penyelidikan mengumpulkan
beberapa penderita untuk mencarri persamaan pemaparan
d.
Penyelidikan
kadang melakukan kunjungan rumah untuk menemukan petunjuk
e.
Wawancara dengan
petugas setempat
f.
Epidemologi
deskriptif sering menghasilkan hipotesis
8.
Penilaian
Hipotesis
Hipotesis dapat dinilai dengan cara dibawah ini:
a.
Membandingkan
hipotesis dengan fakta yang ada
b.
Analisis
epidemologi untuk kuantitatif hubungan dan menyelidiki peran kebetulan
c.
Uji kemaknaan
statistik, kai kaudrat, kunci dari epidemologi analitik adalah adanya kelompok
pembanding, sehingga dapat diukur antara pemaparan dan penyakit dan diuji
hipotesis tentang hubungan sebab-akibat.
9.
Perbaikan Hipotesis
dan Penelitian Tambahan
Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal
dibawah ini
a.
Penelitian
Epidemiologi ( epidemiologi analitik )
b.
Penelitian
Laboratorium ( pemeriksaan serum ) dan Lingkungan (pemeriksaan tempat
pembuangan tinja)
10. Pengendalian dan Pencegahan
Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin
upaya penanggulangan biasanya hanya
dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui Pada umumnya, upaya
pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit.
Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.
11. Penyampaian Hasil Penyelidikan
Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara
pertama Laporan lisan pada pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat
setempat dan mereka yang bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan dan
yang kedua laporan tertulis.Penyamapin penyelidikan diantaranya:
a.
Laporan harus
jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan
b.
ampaikan hal-hal
yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus dapat
dipertahankan secara ilmiah
c.
Laporan lisan
harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan
ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan,
dan saran)
d.
Merupakan cetak
biru untuk mengambil tindakan
e.
Merupakan
catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan rujukan
apabila terjadi hal yang sama di masa datang .
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian
tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk
menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Wabah di pelajari dalam epidemiologi.
2. Analisa data
tingkat nasional dalam menentukan indikasi adanya KLB atau Wabah didasarkan
pada data yang masuk dari masing-masing provinsi secara rutin Analisis data
yang dilakukan adalah menggambungkan data data penyakit menular dan factor
resiko dari semua provinsi untuk menentukan besar masalah kesehatan khususnya
KLB atau Wabah antar provinsi sebagai gambaran nasional,
3. Langkah-langkah melakukan investigasi wabah
dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sistematik yang terdiri dari persiapan investigasi lapangan, pemastian adanya wabah, pemastian diagnosa,
pembuatan defini kasus, penemuan dan penghitungan kasus, epidemologi
deskriptif, pembuatan hipotesis, penilaian hipotesis, pengendalian dan
pencegahan, penyampaian hasil penyelidikan
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz dkk,
2015, Implementasi Aparatur Sipil Dalam Bidang Kesehatan Untuk Pembinaan Karir
Jabatan Fungsional Epidemiologi Kesehatan, Kendari, CP Press.
Muslimah
Aynul, 2016, Wabah Kolera Di Jawa Timur Tahun 1918-1927, E-Jurnal Pendidikan
Sejarah, No. 3, Vol. 4, Hal. 892-901.
Rajab,
Wahyudin, 2009, Buku Ajar Epidemologi
untuk Mahasiswa Kebidanan. EGC. Jakarta.
Tamher dkk,
2008, Flu Burung Aspek Kilinis Dan Epidemiologi, salemba medika, Jakarta.
0 Komentar