Iklan atas - New

Epidemiologi Penyakit Filariasis Berdasarkan Orang, Tempat, dan Waktu


 Epidemiologi Penyakit Filariasis  Berdasarkan Orang, Tempat, dan Waktu

1.    Menurut Orang
Orang yang dianggap berisiko terkena penyakit filariasis adalah:
Ø  Menyerang semua jenis umur
Ø  Laki-laki memiliki risiko 4,7 kali lebih besar dari pada perempuan
Ø  Transmigran lebih berisiko
Kejadian filariasis terjadi pada laki-laki dan perempuan disebabkan karena kegiatan yang dilakukan pada malam hari, hal ini dikarenakan aktifitas nyamuk vector filariasis umumnya pada malam hari (nokturna).
2.    Menurut Tempat
Saat ini, diperkirakan larva cacing tersebut telah menginfeksi lebih dari 700 juta orang di seluruh dunia, dimana 60 juta orang diantaranya (64%) terdapat di regional Asia Tenggara. (WHO, 2009). Di Asia Tenggara, terdapat 11 negara yang endemis terhadap filariasis dan salah satu diantaranya adalah Indonesia. Indonesia merupakan salah satu amper di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk terbanyak dan wilayah yang luas namun memiliki masalah filariasis yang kompleks. Di Indonesia, kejadian filariasis dari tahun 2000-2009 telah mencapai 11.914 kasus.
Filariasis dilaporkan pertama kali di Indonesia oleh Haga dan Van Eecke pada tahun 1889. Dari ketiga jenis cacing amperl penyebab filariasis, Brugia malayi mempunyai penyebaran paling luas di Indonesia. Brugia timori hanya terdapat di Indonesia Timur yaitu di Pulau Timor, Flores, Rote, Alor dan beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara Timur. Sedangkan Wuchereria bancrofti terdapat di Pulau Jawa, Bali, NTB dan Papua.
Pada tahun 2012 ditemukan kasus baru Filariasis di Provinsi NTT sebesar 414 kasus, dimana kasus yang tertinggi ditemukan di Kabupaten Sumba Barat Daya yaitu sebesar 313 kasus.
3.    Menurut Waktu
Filariasis  menyebar  hampir  di  seluruh  wilayah    Indonesia.  Dari  tahun  ke  tahun  jumlah  provinsi  yang  melaporkan  kasus  filariasis  terus bertambah. Pada tahun 2000 ada 6.233 kasus kronis filariasis dari 26 provinsi di Indonesia. Pada tahun 2005, tercatat 8.243 penduduk mengalami kasus kronis filariasis di 33 provinsi di Indonesia. Sampai tahun 2009 tercatat sudah terjadi 11.914 kasus kronis filarisasi yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.  Bahkan  di  beberapa    daerah  mempunyai  tingkat  endemisitas  yang  cukup  tinggi.


Posting Komentar

0 Komentar