BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di dalam manajemen, kita mempelajari
beberapa fungsi yaitu perencanaan,
pengorganisasian atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring) dan pengendalian. Ini merupakan sederetan
fungsi-fungsi manajemen tradisional yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
menjamin organisasi yang bersangkutan berjalan baik, tetapi yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah fungsi evaluating/evaluasi dalam manajemen. Evaluasi sama
pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Evaluasi sering dilakukan
oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu
muka, baik secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus
lainnya.
Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi
tidaklah berdiri sendiri. Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan
sangat erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di samping untuk melengkapi
berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi manajemen, evaluasi sangat bermanfaat
agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap kali.
B. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui Pengertian Evaluasi
2.
Tujuan Evaluasi
3.
Fungsi Evaluasi
4.
Tahap dan Proses Pelaksanaan Evaluasi
5.
Unsur-unsur
Evaluasi dalam Manajemen
6.
Jenis-jenis Evaluasi
7.
Prinsip Evaluasi
8.
Analisa Hubungan antara Evaluasi dengan Organisasi
C. Manfaat Penulisan
1.
Untuk Mengetahui Pengertian Evaluasi
2.
Untuk Tujuan Evaluasi
3.
Untuk Fungsi Evaluasi
4.
Untuk Tahap
dan Proses Pelaksanaan Evaluasi
5.
Untuk Unsur-unsur
Evaluasi dalam Manajemen
6.
Untuk Jenis-jenis Evaluasi
7.
Untuk Prinsip Evaluasi
8.
Untuk mengetahui Analisa Hubungan antara Evaluasi dengan Organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Kata
evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Evaluasi
adalah suatu kegiatan
sistematis dan terencana untuk mengukur, menilai dan klasifikasi pelaksanaan
dan keberhasilan program. Dalam suatu organisasi penggunaan evaluasi sangatlah
penting guna untuk menilai akuntabilitas organisasi. evaluasi adalah
proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau
merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang
mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya
Adapun pengertian
evaluasi
menurut
para ahli, adalah sebagai berikut:
1. Suharsimi
Arikunto (2004 : 1)
Evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan
informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan
kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
2. Worthen
dan Sanders (1979
: 1)
Evaluasi adalah mencari sesuatu
yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi
tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu. Karenanya
evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut
senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah
mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut
telah sesuai dengan keinginannya semula.
3. Stufflebeam dalam Worthen dan Sanders (1979 : 129)
Evaluasi adalah process of
delineating, obtaining and providing useful information for judging decision
alternatives. Dalam evaluasi ada beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi
yaitu: adanya sebuah proses (process) perolehan (obtaining), penggambaran
(delineating), penyediaan (providing) informasi yang berguna (useful
information) dan alternatif keputusan
4. Rooijackers Ad
Mendefinisikan evaluasi sebagai
“setiap usaha atau proses dalam
menentukan nilai”. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai
proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk
keperluan pengambilan keputusan
5. Anne
Anastasi (1978)
Mengartikan evaluasi sebagai “a systematic process of
determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils”.
Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental,
melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana,
sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas.
6. Meggison
(Mangkunegara, 2005:9)
Mendefinisikan evaluasi/penilaian
kinerja adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah
seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
7. Andew
E. Sikula yang
dikutip Mangkunegara (2000:69)
Mengemukakan bahwa penilaian
pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi
yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan
nilai, kualitas atau status dari beberapa objek orang ataupun sesuatu (barang).
8. Peter H. Rossi (1993:5)
Menyebutkan
bahwa evaluasi merupakan suatu aplikasi penilaian yang sistematis terhadap
konsep, desain, implementasi, dan manfaat aktivitas dan program dari suatu
organisasi.
9. Payaman
Simanjuntak (2005:105)
Yang menyatakan evaluasi
kinerja adalah penilaian pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau
sekelompok orang atau unit kerja organisasi atau perusahaan.
10. William
N. Dunn
Istilah evaluasi mempunyai arti
yaitu: “Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan
penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating) dan
penilaian (assessment), kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis
hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik,
evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil
kebijakan” (Dunn, 2003:608).
Menurut saya pribadi,
evaluasi adalah
suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau
sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi
sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu.
Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau
penghargaan kepada pekerja. Dengan cara pengawasanpenilaian, pengumpulan
informasi untuk mendapat hasil yang sesungguhnya dibandingkan
dengan hasil yang diharapkan dalam
kegiatan, apa sudah tercapai apa belum tercapai. Selain itu juga menyediakan
informasi untuk pembuat keputusan dalam suatu kebijakan, nilai yang dihasilkan dari
evaluasi membuat suatu kebijakan bermanfaat terutama
dalam mencari peluang perbaikan yang tidak ditetapkan terlebih dahulu. Serta untuk menjamin cara kerja yang
efektif dan efisien yang membawa organisasi kepada penggunaan sumber daya
secara efektif dan efisiensi ekonomis. Untuk memperoleh laporan serta fakta
tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan, dilihat dari aspek tertentu misalnya kemajuan kerja dan program kerja tahunan.Untuk
mempelajari fakta dan kemungkinan perbaikannya, untuk meningkatkan
akuntabilitas, untuk meningkatkan kinerja.
B.
Tujuan Evaluasi
Kegiatan
evaluasi adalah cara paling adil untuk menentukan penghargaan atau imbalan pada
karyawan. Evaluasi kerja tentu saja bertujuan untuk menjamin mencapaian sasaran
serta tujuan perusahaan. Selain itu tujuan evaluasi untuk mengetahui posisi
perusahaan serta pencapaian yang telah diraih oleh karyawan. Evaluasi ini
sangat berguna untuk mengetahui adanya ketidak beresan yang terjadi pada
perusahaan. Misalnya untuk mengetahui keterlambatan atau penyimpangan yang telah
terjadi, setelah di evaluasi maka akan diketahui semua penyimpangan itu dan
dapat segera diperbaiki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan
optimal. Selain itu tujuann evaluasi juga untuk menjamin pencapaian sasaran dan
tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat
pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi
keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau
tujuan tercapai. Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk
banyak penggunaan.
Adapun tujuan
evaluasi menurut para ahli, adalah sebagai
berikut:
1. Menurut
Cronbach (1963)
Seperti yang dikutip oleh Purwanto dan Suparman bahwa “evaluasi mempunyai tujuan
sebagai alat penyedia informasi untuk membuat keputusan”.
2. Djuju
Sudjana (2006)
Menyatakan
berbagai macam tujuan evaluasi, yaitu:
a. Memberikan masukan untuk perencanaan
program.
b. Memberikan masukan untuk kelanjutan,
perluasan, dan penghentian program.
c. Memberi masukan untuk memodifikasi
program.
d. Memperoleh informasi tentang faktor
pendukung dan penghambat program.
e. Memberi masukan untuk motivasi dan
Pembina pengelola dan pelaksana program.
f. Memberi masukan untuk memahami
landasan keilmuan bagi evaluasi program.
3. Arikunto (2004)
Menurutnya ada dua tujuan evaluasi, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan
sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.
Implementasi program harus senantiasa di evaluasi untuk melihat sejauh mana
program tersebut telah berhasil mencapai maksud pelaksanaan program yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Ada empat kemungkinan kebijakan yang
dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan,
yaitu:
a. Menghentikan program, karena
dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat
terlaksana sebagaimana diharapkan.
b. Merevisi program, karena ada
bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan (terdapat kesalahan tetapi
hanya sedikit).
c. Melanjutkan program, karena
pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai
dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.
d. Menyebarluaskan program
(melaksanakan program di tempat-tempat lain atau mengulangi lagi program di
lain waktu), karena program tersebut berhasil dengan baik maka sangat baik jika
dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.
4. James
E. Neal Jr
(2003:4-5)
Adapun tujuan evaluasi menurut James E. Neal Jr., adalah:
a. Mengidentifikasi kemampuan dan
kekuatan karyawan
b. Mengindentifikasi potensi
perkembangan karyawan
c. Untuk memberikan informasi bagi
perkembangan karyawan
d. Untuk membuat organisasi lebih
produktif
e. Untuk memberikan data bagi
kompensasi karyawan yang sesuai
f. Untuk memproteksi organisasi
dari tuntutan hukum perburuhan.
5. Mangkunegara (2005:10)
Adapun tujuan evaluasi menurut Mangkunegara adalah untuk :
a. Meningkatkan saling pengertian
di antara karyawan tentang persyaratan kinerja
b. Mencatat dan mengakui hasil
kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih
baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu
c. Memberikan peluang kepada
karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan
kepedulian terhadap karir atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang
d. Mendefinisikan atau merumuskan
kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi
sesuai potensinya
e. Memeriksa rencana pelaksanaan
dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khususnya rencana
diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang ingin
diubah.
6. GR. Terry
Adapun tujuan diadakannya evaluasi dalam sebuah organisasi menurut
GR. Terry antara
lain:
a. Sebagai alat untuk memperbaiki
kebijaksanaan program dan perencanaan program yang ada
b. Sebagai alat untuk memperbaiki
alokasi sumber daya
c. Sebagai alat untuk memperbaiki
suatu pelaksanaan yang sedang berjalan
d. Sebagai alat untuk melaksanakan
perencanaan kembali yang lebih baik dari suatu program
C.
Fungsi
Evaluasi
Evaluasi mempunyai beberapa
fungsi yaitu:
1. Memberi informasi yang valid
mengenai kinerja kebijakan, program dan kegiatan, yaitu mengenai seberapa jauh
kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dicapai. Dengan evaluasi dapat
diungkapkan mengenai pencapaian suatu tujuan, sasaran dan target tertentu.
2. Memberi sumbangan pada
klarifiaksi dan kritik. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik
terhadap nilai-nilai yang mendasari tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan
mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target.
3. Memberi sumbangan pada aplikasi
metode analisis kebijakan, termasuk perumusan masalah dan rekomendasinya.
Informasi mengenai tidak memadainya suatu kinerja kebijakan, program dan
kegiatan memberikan kontribusi bagi perumusan ulang kebijakan, program dan
kegiatan. Evaluasi dapat pula menyumbangkan rekomendasi bagi pendefinisian
alternatif kebijakan, yang bermanfaat untuk mengganti kebijakan yang berlaku
dengan alternatif kebijakan yang lain.
Menurut pendapat di atas,
fungsi evaluasi untuk memberi informasi yang baik dan benar. Memberi kritikan
pada klarifikasi suatu nila-nilai dari suatu tujuan dan target, kemudian
membuat suatu metode kebijakan untuk mencapai kinerja sehingga program dan
kegiatan yang di evaluasi memberikan kontribusi bagi perumusan ulang kebijakan
suatu kegiatan dalam organisasi atau instansi.
D.
Tahap
dan Proses Pelaksanaan Evaluasi
Secara umum, evaluasi dibagi
menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Penilaian pada tahap awal
program
Dilakukan ketika program belum dilaksanakan. Untuk menentukan skala prioritas dari berbagai
alternative dan kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya.
2. Penilaian pada tahap
pelaksanaan program
Dilakukan ketika program telah dilaksanakan. Untuk mrnrntukan
tingkat kemajuan pelaksanaan rencana dibandingkan dengan rencana sebelumnya.
3. Penilaian pada tahap akhir
program
Dilakukan ketika program telah selesai dilaksanakan; untuk
mereview apakah pencapaian program mampu mengatasi masalah yang ingin
diciptakan; untuk menilai efisiensi, efektifitas terhadap pencapaian program
tersebut.
Terdapat bebarapa proses dalam
mengevaluasi suatu kinerja atau system dalam sebuah organisasi, antara lain:
1. Menentukan tujuan evaluasi
2. Merumuskan masalah evaluasi
3. Menentukan jenis data yang akan
dikumpulkan
4. Menentukan sampel sesuai dengan
tujuan evaluasi
5. Menentukan model evaluasi sesuai
dengan tujuan evaluasi
6. Menentukan alat evaluasi
7. Merencanakan personal evaluasi
8. Merencanakan anggaran
9. Merencanakan jadwal kegiatan
E.
Unsur-unsur Evaluasi
dalam Manajemen
Terdapat tiga unsur dalam evaluasi manajemen, yaitu:
1. Input
Unsur evaluasi input meliputi:
a. Kemampuan
Untuk
dapat mengikuti program dalam program kerja,pekerja harus memiliki kemampuan
yang sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut tes
kemampuan atau attitude test.
b. Kepribadian
Kepribadian
adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam
tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu, informasi tentang kepribadian sangat
diperlukan. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian
ataupesonality test.
c. Sikap-sikap
Sebenarnya
sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau
gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan
sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka banyak
orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat untuk mengukur
keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test.
Oleh karena tes ini berupa skala, maka lalu disebut skala sikap atauattitude
scale.
d. Inteligensi
Untuk
mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes inteligensi yang sudah banyak
diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatan Binet
dan Simon yang dikenal dengan tes Binet-Simon. Selain itu ada lagi tes-tes yang
lain misalnya SPM, Tintum, dan sebagainya. Dari hasil tes akan diketahui IQ (Intelligence
Quotient) orang tersebut.
2. Transformasi
Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara
lain:
a. Kurikulum/materi
b. Metode dan
cara penilaian
c. Sarana dan
prasarana
d. Sistem
administrasi
e. Atasan dan
personal lainnya
3. Output
Penilaian terhadap kegiatan dilakukan untuk mengetahui seberapa
jauh tingkat pencapaian/prestasi kerja mereka selama mengikuti program. Alat
yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement
test.
F.
Jenis-jenis Evaluasi
Jenis-jenis evaluasi terbagi atas dua, yaitu:
1. Menurut waktu pelaksanaan
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Evaluasi Formatif, dilaksanakan
pada saat pelaksanaan prioritas, focus prioritas/ program prioritas, dengan
tujuan memperbaiki tujuan pelaksanaannya. Temuan utama biasanya berupa
masalah-masalah dalam pelaksanaannya
b. Evaluasi Summatif, dilaksanakan
pada saat prioritas focus prioritas/ program prioritas sudah selesai diselenggarakan,
bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan. Temuan utama berupa capaian-capaian
prioritas dari pelaksanaan prioritas atau kegiatan prioritas.
2. Menurut tujuan dapat dilakukan
4 jenis evaluasi, yaitu :
a. Evaluasi Formulasi, mengkaji formulasi apakah formulasi
desain kebijakan atau program yang dilakukan pada saat penyusunan awal telah
menggunakan metode yang benar.
b. Evaluasi Proses, mengkaji apakah pelaksanaan
focus prioritas/ program prioritas berjalan kearah pencapaian sasaran.
c. Evaluasi Biaya – Manfaat/Efektivitas
(cost-benefit),
mengkaji apakah biaya prioritas focus prioritas/ program prioritas untuk
mencapai capaian atau sasaran yang sudah ditetapkan.
d. Evaluasi Dampak, mengkaji apakah prioritas,
focus prioritas/ program prioritas memberikan pengaruh atau manfaat yang telah
ditetapkan terhadapa penerima manfaat.
G.
Prinsip-prinsip Evaluasi
Secara
umum suatu proses evaluasi dalam pendidikan dapat dikatakan terlaksana secara
baik apabila memegang pada prinsip-prinsip dalam melakukan evaluasi, antara
lain:
1. Berprinsip keseluruhan
Dalam evaluasi seharusnya evaluasi tersebut dilaksanakan
secara keseluruhan yaitu menyeluruh kesemua bagian. Sehingga evaluasi dapat
dikatakan baik karena semua pihak yang dievaluasi dapat melaksanakannya semua. Dengan kata lain evaluasi hasil
belajar harus dapat mencangkup berbagai aspek yang dapat menggambarkan
perkembangan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. Dengan demikian
evaluasi hasil belajar dapat mengungkap aspek proses berpikir, bersikap, dan
bertindak. Dari hasil evaluasi belajar yang dilakukan secara menyeluruh maka
akan didapat hasil hasil secara menyeluruh pula. Yang dengannya menjadi
bahan-bahan dan informasi yang lengkap menganai keadaan dan perkembangan subjek
didik yang sedang dijadikan sasaran evaluasi.
2. Berprinsip kesinambungan.
Prinsip ini biasanya dikenal dengan prinsip kontinuitas,
yang dimaksudkan di sini adalah sebagai suatu evaluasi dapat dikatakan menjadi
baik jika evaluasi itu dilakukan secara sambung menyambung dan dilakukan dari
waktu ke waktu. Dengan demikian maka akan dapat diperoleh gambaran kemajuan
yang terjadi di antara para siswa yang di evaluasi. Dan gambaran kemajuan yang
diperoleh dari peserta didik ini dapat dijadikan sebagai langkah untuk
menentukan langkah-langkah atau kebajikan-kebajikan yang perlu diambil untuk
masa-masa selanjutnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara baik.
3. Berprinsip obyektivitas Prinsip
Obyektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar
dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila terlepas dari fakto-faktor
yang bersifat subyektif. Maka dalam melaksanakan evaluasi sebaiknya senantiasa
berpikir dan bertindak secara wajar, menurut keadaan yang senyatanya tidak
dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yangbersifat subyektif. Maka prinsip
obyektivitas ini sangat penting dilakukan. Sehingga dalam melakukan evaluasi
dapat menghasilkan evaluasi yang murni yang tidak ternodai oleh sifat subyektif
yang ada, karena keaslian dan kemurnian evaluasi inilah yang akan dapat
digunakan untuk menentukan langkah yang baik selanjutnya.
H.
Analisa Hubungan
antara Evaluasi dengan Organisasi
Hubungan
antara evaluasi dengan organisasi sangat erat , karena dalam organisasi
membutuhkan evaluasi guna untuk menilai suatu awal, proses, dan akhir
pelaksanaan program. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan
tidak akan dapat dilihat efektifitasnya Dengan demikian suatu program
manjajemen dalam organisasi tidak akan berjalan dengan lancar atau tepat
sasaran, dengan cara mengevaluasibertujuan untuk menyediakan data dan
informasi serta rekomendasi bagi pengambil keputusan apakah akan melanjutkan,
memperbaiki atau menghentikan sebuah program. Jika suatu organisasi
atau instansi melakukan evaluasi akan mempunyai manfaat yang cukup baik untuk
organisasinya, yaitu: membantu menentukan kebijakan yang baik, membantu
memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan yang ada, menganalisis
masalah-masalah yang terjadi dengan penyelesaiannya; memperbaiki kinerja
anggota/karyawan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan
evaluasi memang dibutuhkan dalam suatu organisasi guna menilai, mengumpulkan
informasi bagaimana system, proses, cara dalam organisasi telah dikerjakan
dengan baik atau belum oleh masing-masing anggota terhadap kebijakan yang telah
ditentukan. Fungsi evaluasi sangat penting dalam manajemen karena evaluasi
seperti yang diketahui dari arti dari Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa
menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya.
Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan
tentang nilai atau manfaatnya. Penilaian harus dikembangkan bersama perencanaan
suatu program. Penilaian pada kegiatan evaluasi dilakukan pada komponen input,
proses dan input. Penilaian selalu terkait dengan proses pengambilan keputusan.
B.
Saran
Dengan adanya evaluasi manajemen, kita dapat lebih memahami cara-cara atau
prosedur dalam melaksanakan proses evaluasi. Selain itu, sebelum melaksanakan
kegiatan evaluasi harus diketahui dahulu tujuan dan proses evaluasi itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Amsyari F.; Prinsip-prinsip dan
Dasar Statistik dalam Perencanaan Kesehatan; Lembaga
Basu Swastha; Azas
AzasManajemen Modern; Penerbit Liberty, Yogyakarta,, 1984.
Manulang; Dasar-dasar Manajemen;
Ghalia Indonesia, cetakan ke 15, Jakarta, 1992.
Penerbitan Universitas Airlangga,
Surabaya, 1975.
Prayitno S.; Dasar-dasar
Administrasi Kesehatan Masyarakat; Airlangga University Press, Surabaya, 2005.
wakhinuddin.wordpress.com/2009/07/14/definisi-evaluasi
www.scribd.com/doc/55693798/29/JENIS-±-JENIS-EVALUASI
0 Komentar