Iklan atas - New

Makalah Kepemimpinan Dan Berpikir Sistem

MAKALAH
KEPEMIMPINAN DAN BERFIKIR SISTEM
“MENTAL MODAL
BAB I
PENDAHULUAN
  A.    Latar Belakang
Organisasi bisnis pada era sekarang ini mendapatkan tantangan yang sangat besar dengan adanya berbagai macam permasalahan dan juga kemajuan teknologi. Dengan permasalahan dan juga kemajuan yang ada, berarti setiap organisasi dituntut untuk dapat berkompetisi dan meningkatkan daya saingnya agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan bertahan di era yang semakin canggih dengan kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi. Kemampuan organisasi untuk berkompetisi dan mengikuti perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi pastinya perlu dukungan dari individu-individu yang ada di dalam organisasi tersebut. Pada saat ini kita berada pada zaman revolusi komunikasi, dan berarti bahwa organisasi harus memiliki pengetahuan eksplisit (know how) dan pengetahuan tasit (know why). Serta ilmu yang dimiliki oleh setiap individu di dalam organisasi adalah kunci keberhasilan untuk meningkatkan kesejahteraan organisasi dan kesejahteraan para individu di dalamnya.
Individu yang merupakan asset terbesar di dalam perusahaan dituntut dapat terus belajar untuk mengembangkan karakter individu dan juga memberdayakan keseluruhan potensi yang dimiliki yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap kemajuan organisasi. Ketika organisasi mendukung dengan aktif seluruh proses pembelajaran dan juga eksplorasi pengetahuan yang dilakukan oleh individu yang ada di dalamnya, maka organisasi tersebut dapat dikatakan sebagai organisasi pembelajar.
Konsep organisasi pembelajaran telah digunakan untuk menggambarkan warga sebuah organisasi melalui proses pembelajaran yang cepat dan menggunakan pengetahuan bagi meningkatkan kecekapan dan keberkesanannya (Fiol Et Lyles, 1985). Organisasi pembelajaran lebih menekankan kepada pembelajaran jangka panjang berbanding tujuan meningkatkan prestasi jangka masa pendek. Pembelajaran organisasi terletak di bawah bentuk pembelajaran melalui pengalaman (experiential learning).
Organisasi pembelajaran (learning organisation) telah lama bermula. Namun konsep organisasi pembelajaran mula menarik perhatian berbagai pihak pada awal tahun 1990an setelah digarap secara sistematik oleh Peter Senge (1990) dalam bukunya The Fifth Discipline. Kepentingan organisasi pembelajaran telah diakui semua pihak dan merupakan salah satu strategi penting bagi sesebuah organisasi dalam menghadapi persaingan dan meneruskan kelangsungannya. Walaupun semua organisasi boleh dianggap sebagai organisasi pembelajaran, namun tidak semua organisasi mempunyai struktur dan ciri-ciri organisasi pembelajaran yang sama tahapnya.
  B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang Visi Bersama pada The fifth disciplin
2.      Menjabarkan bagaimana strategi untuk membangun Visi Bersama
  C.    Manfaat
Agar mahasiswa dapat memahami tentang organisasi pembelajar seperti yang
terdapat pada The Fifth Discipline khususnya tentang salah satu komponen yang ada didalamnya yaitu Visi Bersama.

BAB II
PEMBAHASAN
  A.    Definisi
Organisasi pembelajar adalah organisasi dimana orang terus-menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola baru dan ekspansi pemikiran diasuh, dimana aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana orang terus-menerus belajar melihat bersama-sama secara menyeluruh. Alasan dasar untuk organisasi tersebut adalah bahwa dalam situasi perubahan yang cepat hanya mereka yang fleksibel, adaptif dan produktif yang dapat bertahan. Agar hal ini terjadi, ia berpendapat bahwa ‘organisasi perlu menemukan bagaimana memanfaatkan komitmen orang dan kapasitas untuk belajar pada semua tingkat’ (Senge, 1990).
Organisasi pembelajar merupakan organisasi yang siap menghadapi perubahan dengan mengelola perubahan itu sendiri (managing change). Untuk memulai mentransformasikan organisasi di mana kita berada, terlebih dulu, cermati komponen-komponen penting yang harus ada dalam organisasi pembelajar,  (1).Learning (Belajar), (2).Organization (Organisasi), (3).People (Orang), (4).Knowlegde (Pengetahuan), (5).Technology (Teknologi). Secara kasat mata, kelima komponen diatas ada dalam organisasi manapun, baik organisasi konvensional maupun organisasi modern yang sudah menerapkan prinsip-prinsip pengembangan organisasi.
Organisasi Pembelajaran sebagai organisasi yang memiliki kemampuan untuk selalu memperbaiki kinerja secara berkelanjutan dan sklikal, karena anggota-anggotanya memiliki komitmen dan kompetensi individual yang mampu belajar dan berbagi pengetahuan pada tingkat superfisial dan subtansial. Organiasasi pembelajaran adalah kata kiasan yang menggambarkan suatu organisasi sebagai sebuah sistem yang terintegrasi dan senantiasa selalu berubah, karena individuindividu anggota organisasi tersebut mengalami proses belajar.
Lima disiplin yang diidentifikasikan Peter Senge adalah kunci untuk mencapai organisasi jenis ini. Peter Senge juga menekankan pentingnya dialog dalam organisasi, khususnya dengan memperhatikan pada disiplin belajar tim (team learning). Maka dialog merupakan salah satu ciri dari setiap pembicaraan sesungguhnya dimana setiap orang membuka dirinya terhadap yang lain, benar-benar menerima sudut pandangnya sebagai pertimbangan berharga dan memasuki yang lain dalam batasan bahwa dia mengerti tidak sebagai individu secara khusus, namun isi pembicaraannya. Tujuannya bukan memenangkan argumen melainkan untuk pengertian lebih lanjut. Belajar tim (team learning) memerlukan kapasitas anggota kelompok untuk mencabut asumsi dan mesu ke dalam pola “berfikir bersama” yang sesungguhnya.
  B.     Visi Bersama pada The Fifth Disciplin
Visi bersama adalah susatu gambaran umum dari organisasi dan tindakan (kegiatan) organisasi yang mengikat orang-orang secra bersama-sama dari keseluruhan identifikasi dan perasaan yang dituju. Dengan visi bersama organisasi dapat membangun suatu rasa komitmen dalam suatu kelompok, dengan membuat gambaran-gambaan bersama tentang masa depan yang coba diciptakan, dan prinsip-prinsip serta praktek-praktek penuntun yang melaluinya kita harapkan untuk bisa mencapai masa depan.
Membangun Visi Bersama merupakan salah satu ide tentang kepemimpinan yang telah mengilhami organisasi selama ribuan tahun, kapasitasnya yang mampu untuk menyimpan gambaran masa depan bersama yang kita coba untuk  ciptakan. Salah satunya adalah kesulitan untuk memikirkan setiap organisasi yang telah mempertahankan beberapa ukuran kebesaran tanpa adanya tujuan, nilai, dan misi yang menjadi sangat terbagi di antara seluruh organisasi. Membangun rasa komitmen dalam suatu kelompok, dengan mengembangkan gambaran bersama tentang masa depan yang akan diciptakan, prinsip dan praktek yang menuntun cara kita mencapai tujuan masa depan tersebut.
Visi itu memiliki kekuatan untuk meningkatkan iman dan untuk mendorong eksperimentasi dan inovasi. Senge berpendapat bahwa itu juga dapat menumbuhkan kukuatan jangka panjang, yang merupakan dasar dari ‘disiplin kelima dalam bukunya. Praktek visi bersama melibatkan keterampilan menggali bersama ‘gambar masa depan’ bahwa komitmen adalah motiv dasar manusia bukan hanya karena kepatuhan seseorang.
Visi menyebar karena ada proses penguatan. Ada peningkatan kejelasan, antusiasme dan komitmen yang menular pada orang lain dalam organisasi. ‘Sebagaimana orang berbicara, visi tumbuh lebih jelas. Karena mendapat lebih jelas, antusiasme untuk manfaatnya tumbuh. Dimana organisasi dapat melampaui cara pikir linier dan memahami sistem pemikiran yang luas maka ada kemungkinan membawa visi ke sebuah hasil.
  C.    Strategi untuk Membangun Visi Bersama
Membangun visi bersama, terkadang tidak menyelesaikan banyak masalah itu sendiri, melainkan menciptakan suatu lingkungan di mana orang-orang yakin bahwa mereka merupakan bagian dari suatu komunitas umum. Saat ini banyak pemimpin yang berusaha untuk mencapai komitmen dan fokus yang muncul bersama visi yang dibagikan secara tulus. Sayangnya masih banyak yang beranggapan bahwa sebuah visi merupakan tugas pemimpin tertinggi.
1.      Visi bersama sebagai wahana untuk membangun makna
Pada hakikatnya disiplin visi bersama ini terfokus pada pembangunan makna bersama, secara potensial dimana makna bersama ini tidak ada sebelumnya. Makna bersama merupakan suatu pemahaman bersama tentang apa yang penting, dan mengapa. Membangun visi bersama bisa menjadi suatu cara yang efektif untuk menyuarakan ”gagasan-gagasan penuntun” suatu organisasi.
Suatu strategi yang sukses untuk membangun sebuah visi bersama akan dibangun berdasarkan beberapa prinsip utama:
v  Setiap organisasi mempunyai suatu nasib, tujuan mendalam yang mengekspresikan alasan eksistensi organisasi.
v  Petunjuk-petunjuk untuk memahami tujuan yang lebih dalam dari suatu organisasi sering kali bisa ditemukan dalam aspirasi-aspirasi para pedirinya dan dalam alasan-alasan mengapa industrinya muncul.
v  Tidak semua visi itu sama.
v  Mempunyai pemahaman bersama tentang tujuan yang mendasarinya. Untuk menjadi lebih sadar akan tujuan organisasi, bertanyalah kepada anggota organisasi dan belajarlah untuk mendengarkan jawabannya.
v  Inti dari pembangunan visi bersama adalah tugas mendesain dan mengembangkan proses-proses yang berkelanjutan.
v  Mempunyai gambaran yang jelas tentang visi yang sejajar dengan kondisi saat ini.
2.      Jaringan dan komunitas
Infrastruktur – infastruktur yang sedang bermunculan yang memungkinkan pembangunan visi bersama didasarkan pada sikap yang memandang sebuah organisasi sebagai suatu set komunitas yang saling tumpang tindih yang terbentuk di atas makna bersama. Jika organisasi dipandang sebagai suatu komunitas, maka para pemimpin akan memperlakukan anggota-anggota sebagai sukarelawan yang telah memilih untuk memberikan waktu mereka pada perusahaan.
3.      Visi, nilai-nilai, tujuan dan sasaran
Visi merupakan suatu komponen dari aspirasi-aspirasi penuntun organisasi. Inti dari prinsip-prinsip penuntun terseburt adalah pemahaman tentang tujuan dan nasib bersama, termasuk semua komponen-komponen seperti:
v  Visi
Suatu visi merupakan suatu gambaran tentang masa depan yang coba diciptakan, yang diuraikan dalam tata bahasa yang seakan-akan terjadi sekarang. Karena sifatnya yang kasat mata dan langsung, suatu visi memberikan bentuk dan arah pada masa depan organisasi.
v  Nilai-nilai
Kata nilai berasal dari kata kerja dalam bahasa Perancis valoir, yang berarti ”bernilai”. Kata ini secara bertahap mengembangkan suatu hubungan keberanian dan kelayakan. Nilai-nilai menguraikan bagaimana cara kita mengejar visi.
v  Tujuan atau misi
Misi” berasal dari bahasa latin mittere, yang berarti ”melemparkan, melepasakan atau mengirim”. Kata ”tujuan” juga berasal dari bahasa latin ”proponere” yang berarti ”menyatakan”. Kata misi dan tujuan merupakan alasan fundamental untuk keberadaan organisasi.
v  Sasaran
Setiap upaya visi bersama tidak hanya memerlukan suatu visi yang luas, namun juga sasaran yang spesifik dan dapat direalisasikan. Sasaran-sasaran menyatakan apa yang akan dilakukan oleh orang-orang sesuai dengan komitmen.
BAB III
PENUTUP
  A.    Kesimpulan
Organisasi pembelajar adalah organisasi dimana orang terus-menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola baru dan ekspansi pemikiran diasuh, dimana aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana orang terus-menerus belajar melihat bersama-sama secara menyeluruh. Untuk memulai mentransformasikan organisasi di mana kita berada, terlebih dulu, cermati kompo
nen-komponen penting yang harus ada dalam organisasi pembelajar,  (1).Learning (Belajar), (2).Organization (Organisasi), (3).People (Orang), (4).Knowlegde (Pengetahuan), (5).Technology (Teknologi).
Visi bersama adalah suatu gambaran umum dari organisasi dan tindakan (kegiatan) organisasi yang mengikat orang-orang secra bersama-sama dari keseluruhan identifikasi dan perasaan yang dituju. Dalam membangun visi bersama ada beberapa strategi yang digunakan yaitu, visi bersama sebagai wahana untuk membangun makna, jaringan dan komunitas, serta visi, nilai-nilai, tujuan dan sasaran.
  B.     Saran
Setiap proses untuk mencapai visi bersama pasti banyak sekali kendalanya.
1.     Pahami dan perhatikan betul kendala yang terjadi.
2.     Perbedaan pendapat dijadikan sebagai warna dalam ide.
3.     Kuatkan system dengan bisa mendukung proses visi bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Senge, Peter, 1990, The Fifth Dicipline Field Book. New York, Doubledey
Senge, P.M., Kleiner, A., Roberts, C., Ross, R., & Smith, B.(1995). The fifth discipline fieldbook: Strategies and tools for building a learning organization. London: Nicholas Brealey.

Fiol, C. M and M.A. Lyles. 1985. “Organizational Learning, “Academy of Management Review, October.

Marquardt, M. & Reynolds, A. (1994). The global learning organization. New York: Richard D. Irwin Inc.

Posting Komentar

0 Komentar