Produk
dalam Mix Marketing (Contoh aplikasi di bidang kesehatan)
1.
Definisi
produk dalam mix marketing
1. Product
( Produk Jasa )
Produk adalah konsep keseluruhan atas objek atau proses yang
memberikan berbagai nilai bagi para pasien. Adapun yang menjadi subkatagori dari produk
tersebut adalah barang dan jasa.
Sedangkan pengertian jasa itu sendiri adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. Pada dasarnya
jasa tidak berwujud dan tidak mengakibatkan pemilikan apapun. Produk jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik
atau tidak.
Konsep mengenai penawaran
dapat dilihat dari beberapa peringkat,
yaitu :
a.
Produk inti atau generik
Ini terdiri dari produk jasa dasar misalnya di dalam
poliklinik Kebidanan dan Kandungan ada tempat tidur untuk periksa, dan meja
kursi untuk pasien konsultasi saja.
b.
Produk yang diharapkan
Ini
terdiri dari produk generik bersama dengan kondisi pemeriksaan
minimal yang perlu dipenuhi. misalnya, para
pasien merasa nyaman ketika menunggu diruang tunggu,
layanan cepat dan kedatangan yang tepat waktu.
c.
Produk yang diperluas ( augmented product )
Ini
merupakan bidang yang memungkinkan suatu produk dibedakan dari yang lain.
Sebagai contoh, ketika pasien
memeriksakan kandungannya diberikan selebaran yang berisi informasi terkait
dengan keseluruhan ibu hamil baik berupa tulisan maupun gambar sehingga menarik
untuk dibaca .
d.
Produk Potensial
Ini
terdiri dari seluruh sifat dan manfaat tambahan potensial yang merupakan utilitas
bagi pasien. Ini termasuk untuk
penegasan ulang produk untuk memanfaatkan pengguna baru dan perluasan aplikasi
yang sudah ada. Ini bisa melibatkan penciptaan biaya peralihan yang dapat mempersulit atau mahal bagi para
pelanggan untuk berpindah dari penyedia jasa mereka yang sudah ada.
Dengan adanya persaingan yang sangat ketat diantara
perusahaan-perusahaan penyedia jasa seperti saat ini, memaksa
produsen untuk benar- benar menghantarkan produk yang dapat membedakannya
dengan produk pesaing. Strategi ini disebut strategi diferensiasi.
Langkah awal diferensiasi
adalah dengan mengenal dengan baik karakteristik produk jasa yang kita tawarkan. Dalam
industri jasa, tingkatan jasa adalah sebagai berikut :
1) Core
services; Strategi utama yang dapat dilakukan oleh produsen
adalah mengidentifikasi tingkat tangible
dan intangible dalam produk servis
mereka. Semakin tinggi tingkat tangibilitas servis yang akan dihantarkan, maka
semakin tinggi pula dibutuhkan phisycal
evidence yang berfungsi sebagai petunjuk kualifikasi dan kualitas jasa itu
sendiri.
2)
Facilitating services; yang merupakan benefit atau value tambahan yang dihantarkan oleh
jasa kepada konsumen agar konsumen dapat lebih mudah dalam mengkonsumsi jasa
tersebut. Berikut merupakan beberapa bentuk umum dari facilitating services:
a)
Information; Agar dapat memperoleh seluruh nilai yang ditawarkan jasa, pasien memerlukan informasi yang relevan.
b) Order taking ;
Ketika pasien
akan mendaftar pada poliklink ini maka
proses pendaftaran haruslah dilakukan semudah mungkin sehingga tidak
menyulitkan pasien.
c) Payment;
Demikian pula halnya ketika pasien
hendak akan membayar, sistem pembayaran yang memudahkan pasien hendaknya perlu diciptakan.
3) Enhacing
services; Adalah benefit yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai positioning dan diferentiating. Melalui strategi
enhancing, perusahaan dapat menambah atribut yang dapat benar- benar
membedakan jasa yang ditawarkan dengan jasa kepunyaan pesaing.
a)
Consultation; Ini merupakan nasehat, masukan atau
keterangan yang diberikan oleh pihak
penyedia layanan jasa kepada pasien
yang membutuhkannya.
b)
Hospitality : Menyangkut aspek keramahan seluruh
personal didalam poliklinik kebidanan dan kandungan tersebut.
c)
Exeption ( pelayanan ekstra) ; Exeption meliputi pelayanan yang berada di luar rutinitas pelayanan
normal. Misalnya bidan bersedia
datang ke rumah untuk memeriksa pasien yang emergency.
2.
Jenis-jenis
produk dalam mix marketing
Produk-Produk Sosial : produk yang akan dipasarkan
kepada masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat tersebut.
1. Ide Sosial
Ide sosial adalah sebuah gagasan yang muncul karena
adanya permasalahan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Misalnya,
wabah flu burung yang terjadi di Indonesia sosialisasi penyakit flu burung
melalui media televisi, radio maupun seminar-seminar. beberapa waktu yang lalu.
Dari permasalahan ini muncul ide sosial, yaitu bagaimana mencegah penyebaran
virus flu burung dan cara untuk meredakan kepanikan masyarakat terhadap
penyakit flu burung tersebut. Lalu dibuatlah kampanye
Ide sosial itu sendiri terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu
kepercayaan, sikap dan nilai. Masing-masing bentuk dari ide sosial tersebut
akan dijelaskan satu persatu di bawah ini.
a.
Kepercayaan (belief) adalah sebuah
persepsi yang diambil sekitar hal-hal faktual, suatu hal yang tidak membutuhkan
evaluasi secara kritis.
Misalnya, dalam suatu kampanye sosial
mengenai penyakit AIDS ditanamkan kepercayaan bahwa perilaku seks bebas pada
akhirnya akan memudahkan seseorang terkena virus mematikan tersebut dan apabila
terserang penyakit tersebut, penderita harus siap dengan resiko kematian.
Selain itu, contoh lainnya adalah dalam kampanye anti narkoba yang terkenal
dengan ungkapan “ Stop Narkoba atau Mati Sia-Sia, Say No to Drugs”. Ungkapan
tersebut menjelaskan bahwa narkoba membahayakan kesehatan dan akan berujung
pada kematian.
b.
Sikap (attitude) adalah evaluasi
positif atau negatif terhadap orang, objek, ide atau peristiwa.
Misalnya, iklan layanan masyarakat yang
dibuat oleh PLN. Dalam iklan tersebut masyarakat dianjurkan untuk mematikan
lampu pada pukul 17.00-22.00. Iklan tersebut menghimbau masyarakat untuk
menentukan sikap dalam rangka penghematan Bahan Bakar Minyak.
c.
Nilai (value) adalah keseluruhan ide
mengenai suatu hal yang baik atau salah. Masalah nilai biasanya menyangkut
masalah hak asasi manusia.
Misalnya, konflik ras yang terjadi di
Amerika. Ras kulit hitam dipandang lebih rendah dari ras kulit putih. Oleh
karena itu, dibuatlah kampanye anti rasialisme dimana semua ras dipandang sama
tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Selain itu, banyak artis-artis mancanegara
menuangkan ide anti rasialisme di dalam lirik lagunya untuk mengubah
nilai-nilai yang selama ini dianut oleh masyarakat.
2. Praktek Sosial
Praktek sosial atau
pelatihan sosial pada dasarnya bukanlah produk sosial, melainkan cara untuk
mempromosikan ide sosial.
a.
Act
Act atau aksi adalah
tindakan yang dilakukan untuk menyampaikan kampanye sosial tersebut kepada
publik.
a.1.
Single Act
Single act atau aksi
perorangan adalah tindakan yang dilakukan individu secara perseorangan.
Misalnya, dalam sosialisasi Pemilihan Umum diharapkan keikutsertaan individu
untuk memberikan hak pilihnya kepada salah satu kandidat calon legislatif dan
calon presiden. Hal ini tentu dapat mengajak orang lain untuk ikut memberikan
suara pada pemilu.
a.2.
Sustain Act
Sustain Act cenderung
kepada tindakan tambahan untuk menyokong suatu kampanye sosial yang dilakukan
terus menerus atau berkelanjutan.
Misalnya, Seminar-seminar
atau kampanye mengenai pelaksanaan Keluarga Berencana terus digalakkan untuk
menekan angka kelahiran bayi di Indonesia.
b.
Behavior
Behavior mengacu pada
perilaku seseorang atau masyarakat terhadap suatu permasalahan sosial.
Misalnya, tindakan orang yang memberhentikan dirinya dari merokok dan tidak
akan mengulangi perilakunya tersebut.
3.
Produk Kasat Mata (tangible object)
adalah produk fisik yang menyertai kampanye sosial. Tangible object ini
merupakan alat yang dilibatkan untuk mencapai suatu tujuan perubahan sosial.
Kita dapat mengambil contoh produk oralit yang dikeluarkan dinas kesehatan
dengan tujuan untuk membantu mengobati penyakit diare, kampanye penggunaan
masker sebagai antisipasi pada penyakit pernapasan, pembelian dan penanaman baby
tree dalam rangka mengurangi efek pemanasan global dan lain-lain. Yang
bertindak sebagai tangible object pada contoh di atas adalah oralit,
masker dan baby tree.
Berdasarkan penjelasan di atas produk-produk social
marketing biasanya berkaitan dengan masalah di bidang kesehatan (kekurangan
gizi, penerapan keluarga berencana), bidang pendidikan ( pemberantasan buta
huruf), bidang lingkungan (pencemaran lingkungan) dan lain-lain. Produk-produk
tersebut akan dihadirkan di tengah-tengah masyarakat dengan menggunakan teknik
dan strategi pemasaran yang dapat mendorong terciptanya perubahan sosial.
Namun, mengubah perilaku dan pandangan masyarakat bukanlah hal yang mudah dan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, konsep social marketing
membutuhkan strategi kompleks dengan melakukan berbagai penelitian lebih dahulu
demi terciptanya perubahan perilaku masyarakat.
3.
Tangible
and Intangible Product
1.
Produk Berwujud (Tangible)
Produk yang dapat diraba dikatakan sebagai produk
berwujud atau tangible. Produk yang berwujud berupa barang yang, nyata. Produk
semacam ini jika sudah dibeli atau pada saat barang ditawarkan maka pembeli dapat
menyentuhnya. Misalnya buku, baju, makanan, peralatan dapur, mebeler, peralatan
kantor, dan sebagainya. Jika dilihat dari konsumen yang menggunakan, maka
produk semacam ini dapat dikelompokkan menjadi barang konsumen dan produk
industri.
a.
Produk Konsumen (Consumer Product)
Produk konsumen adalah suatu produk yang dapat
dinikmati oleh konsumen secara langsung tanpa perlu mengolahnya lagi. Contohnya
barang-barang keperluan sehari-hari, mobil, dan perabot rumahtangga. Produk
konsumen dapat dikelompokkan menjadi produk kebutuhan sehari-hari (convenience
product), produk belanja (shopping product), dan produk khusus (specialty
product).
b.
Produk Industri (Industrial Product)
Produk yang dibeli oleh suatu industri untuk diproses
lebih lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan suatu bisnis. Produk
industri terdiri atas bahan dan suku cadang serta barang-barang modal. Bahan
dan suku cadang meliputi bahan mentah serta bahan dan suku cadang manufaktur.
Bahan mentah terdiri atas produk hasil pertaniann, perikanan, serta peternakan.
Sedangkan bahan dan suku cadang manufaktur terdiri atas bahan-bahan komponen.
2.
Produk Tidak Berwujud (Intangible)
Produk tidak berwujud adalah suatu produk usaha yang tidak dapat dilihat dan tidak bisa disentuh, pada saat ditawarkan pada calon pelanggan. Produk tak berwujud biasanya berupa jasa. Contohnya jasa laundry, jasa cuci mobil, jasa antar jemput sekolah, jasa bimbingan belajar, travel, jasa penerjemahan, dan sebagainya. Ketika seorang wirausahawan memilih sektor jasa jsebagai usaha yang dipilihnya, maka ia harus mempertimbangkan empat katakteristik yang dimiliki oleh sektor jasa. Keempat karakteristik tersebut sebagai berikut.
Produk tidak berwujud adalah suatu produk usaha yang tidak dapat dilihat dan tidak bisa disentuh, pada saat ditawarkan pada calon pelanggan. Produk tak berwujud biasanya berupa jasa. Contohnya jasa laundry, jasa cuci mobil, jasa antar jemput sekolah, jasa bimbingan belajar, travel, jasa penerjemahan, dan sebagainya. Ketika seorang wirausahawan memilih sektor jasa jsebagai usaha yang dipilihnya, maka ia harus mempertimbangkan empat katakteristik yang dimiliki oleh sektor jasa. Keempat karakteristik tersebut sebagai berikut.
a.
Tak berwujud (intangible)
Jasa tidak bisa dilihat, didengar, dan dirasakan
sebelum jasa itu dibeli. Contoh jasa tak terwujud adalah jasa pemijatan.
b.
Tak terpisahkan (inseparable)
Tidak dapat dipisahkan hubungan antara produsen dan
konsumen. Misalnya, dalam suatu kursus bahasa asing, orang yang mengikuti
kursus sebagai konsumen sedangkan instruktur sebagai produsen. Hasil kursus
(cepat bisa atau tidak) tergantung pada kedua belah pihak instruktur maupun
orang yang kursus.
c.
Berubah-ubah (variable)
Kualitas Jasa yang diberikan berbeda-beda tiap tempat
usaha meskipun jenis jasa yang diberikan sama. Misalnya, hasil cuci mobil di
tempat yang satu berbeda dengan tempat yang lain, dalam hal tingkat kebersihan
dan kerapiannya.
d.
Dapat musnah (perishable)
Jasa tidak bisa disimpan
untuk dijual pada waktu berikutnya. Misalnya, tempat duduk untuk pesawat. Jika ada
kursi yang kosong maka pesawat tetap berangkat dan kursi itu tidak bisa dijual
untuk penerbangan berikutnya.
Seorang wirausahawan, satain mengerti jenis produk yang
akan dibuat atau dijualnya, juga harus mengetahui tingkatan-tingkatan yang
melekat pada produk tersebut. Di antaranya sebagai berikut:
Ø Produk utama (core product)
Produk adalah produk yang’dapat langsung dimanfaatkan
oleh konsumen yang membeli, misalnya permen dan roti.
Ø Produk nyata atau berwujud
(tangible-product)
Tingkatan produk ini melekat pada produk utama dan
mendorong konsumen untuk membeli. Contohnya kemasan menarik, menggiurkan, dan
sebagainya, mereknya sudah terkenal dan konsumen sudah yakin merek tersebut
pasti enak (image dan citra), reputasi
dan kekuatan merek, ciri-ciri produk seperti warna memikat, dapat digenggam,
ringan, dan sebagainya,kemudahan menggunakan produk.
Ø Produk tambahan (augmented
product)
Tingkatan produk ini merupakan tambahan baik itu berupa
jasa, pelayanan, keuntungan atau nilai yang ada pada suatu produk. Contohnya
pengiriman barang cepat dan tepat waktu; jaminan kualitas, jaminan umur produk,
jaminan waktu pemakaian, layanan puma jual, gengsi yang diperoleh konsumen
ketika membeli barang tersebut.
4.
Menguraikan
contoh aplikasi produk dalam bidang kesehatan di sekitarnya
Contoh kasus pemasaran sosial dalam kesehatan masyarakat mengenai PHBS
(Perilaku Hidup Bersaih Dan Sehat) yaitu:
1. Analsis
lingkungan
Ø Kondisi lingkungan kurang bersih
Ø Kondisi pemukiman rawan banjir dan padat
Ø Tidak ada sarana air bersih
Perilaku konsumen yaitu budaya masyarakat membuang sampah ke sungai,
kebiasaan membuang kotoran tidak di jamban, kebiasaan tidak mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan.
2. Target
Anak usia sekolah
3. Taktik
Dan Marketing Mix
Ø Produk
Kampanye cuci tangan menggunakan sabun, penggunaan oralit dengan benar
saat diare
Ø Place
Sekolah dasar, posyandu, kegiatan pkk
Ø Price
Pembelian produk dengan diskon/promosi dari
pihak sponsor
Ø Promotion
Melalui media cetak seperti pamflet, brosur, dsan media elektronik
seperti radio, televisi dan website.
0 Komentar