Tahapan
pengelolaan air limbah secara sistematis dan mendeskripsikan tujuan setiap
tahapan pengelolaan
Air limbah
sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan terlebih dahulu.
Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana
pengelolaan yang baik. Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri,
antara lain :
1. Mencegah pencemaran pada sumber
air rumah tangga.
2. Melindungi hewan dan tanaman
yang hidup di dalam air.
3. Menghindari pencemaran tanah
permukaan.
4. Menghilangkan tempat
berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit.
Sementara itu,
sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratkan
berikut :
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi
terhadap sumber-sumber air minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran air
permukaan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada
flora dan fauna yang hidup di air di dalam penggunaannya sehari-hari.
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau
serangga yang menyebabkan penyakit.
5. Tidak terbuka dan harus tertutup.
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma
tidak sedap.
Pengolahan air limbah dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
a) Secara
Alami
Pengolahan
air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan kolam stabilisasi.
Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi
zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang
umum digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah
yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan
mikroorganisme patogen). Karena biaya yang dibutuhkan murah, cara ini direkomendasikan
untuk daerah tropis dan sedang berkembang.
b) Secara
Buatan
Pengolahan
air limbah dengan buantan alat dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment
(pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary
treatment (pengolahan lanjutan).
· Primary
treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk memisahkan zat
padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak sedimentasi.
Beberapa alat yang digunakan adalah saringan pasir lambat, saringan pasir
cepat, saringan multimedia, percoal filter, mikrostaining, dan vacum filter.
· Secondary
treatment merupakan pengolahan kedua, bertujuan untuk mengkoagulasikan,
menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik dalam limbah.
Pengolahan limbah rumah tangga bertujuan untuk mengurangi kandungan bahan
organik, nutrisi nitrogen, dan fosfor. Penguraian bahan organik ini dilakukan
oleh makhluk hidup secara aerobik (menggunakan oksigen) dan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara aerobik, penguraian bahan organik dilakukan mikroorganisme
dengan bantuan oksigen sebagai electon acceptor dalam air limbah. Selain itu,
aktivitas aerobik ini dilakukan dengan bantuan lumpur aktif (activated sludge)
yang banyak mengandung bakteri pengurai. Hasil akhir aktivitas aerobik sempurna
adalah CO2, uap air, dan excess sludge. Secara anaerobik, penguraian bahan
organik dilakukan tanpa menggunakan oksigen. Hasil akhir aktivitas anaerobik
adalah biogas, uap air, dan excess sludge.
· Tertiary
treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi
atau unsur hara, khususnya nitrat dan posfat, serta penambahan klor untuk
memusnahkan mikroorganisme patogen. Dalam pengolahan air limbah dapat dilakukan
secara alami atau secara buatan, perlu dilakukan berbagai cara pengendalian
antara lain menggunakan teknologi pengolahan limbah cair, teknologi peroses
produksi, daur ulang, resure, recovery dan juga penghematan bahan baku dan
energi . Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip
pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi
(in-pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution
prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan
volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya.
Sedangkan pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan
kadar bahan pecencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu
yang sudah ditetapkan.
0 Komentar