ANALISIS JURNAL
ANALISIS POLA MAKAN DAN
ANEMIA GIZI BESI PADAREMAJA PUTRI KOTA BENGKULU
ABSTRACT
Background :
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia pada
remaja di Kota Bengkulu tahun 2013 sebesar 43% dan pola makan remaja tidak baik
79,2%, Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang anemia dengan
kejadian anemia dan tidak terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian
anemia (p value > 0,05).
Objective :
Tujuan penelitian diketahui pola makan dan kejadian
anemia gizi besi pada remaja putri di Kota Bengkulu tahun 2013. Tujuan Khusus
diketahui gambaran prevalensi anemia gizi besi pada remaja, gambaran pengetahuan
tentang anemia, gambaran pola makan pada remaja di Kota Bengkulu tahun 2013.
Methods :
Metode Penelitian mengunakan metode kuantitatif dengan
desain Cross sectional. Populasi adalah remaja putri SMP/SMA Se Kota
Bengkulu yang terdiri dari 9 Kecamatan. Teknik pengambilan sampel dengan cara
menentukan kecamatan secara cluster sampling, kriteria kecamatan yang mempunyai
jumlah sekolah terbanyak, menengah dan sedikit sehingga terpilih 7 kecamatan,
dan pemilihan sekolah secara random sampling dari jumlah SMP/SMA.
Terpilih 12 sekolah yang terdiri dari 8 (delapan) SMA dan 4 (empat) SMP di Kota
Bengkulu. Sampel dipilih secara quota sebanyak 100 remaja putri setiap sekolah.
Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dari jumlah remaja putri
yang ada kriteria insklusi remaja tidak sedang dalam menstruasi dan tidak
puasa. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 14 Juni–22 Juli 2013 di Kota
Bengkulu dengan sampel sebanyak 1200 remaja.
Instrument yang
digunakan adalah kuisioner, alat dan bahan pemeriksaan kadar hemoglobin dengan
metode Cyanmethemoglobin. Analisis data secara univariat dan bivariat
untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel bebas dan terikat, dengan
menggunakan uji chi square dan tingkat kepercayaan 95%.
Results :
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia pada
remaja di Kota Bengkulu tahun 2013 sebesar 43% dan pola makan remaja tidak baik
79,2%, Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang anemia dengan
kejadian anemia dan tidak terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian
anemia (p value > 0,05).
Conclusion :
Prevalensi anemia gizi besi pada remaja putri di Kota
Bengkulu 43 %. Pengetahuan remaja tentang anemia kurang 44,75 % dan pola makan
tidak baik sebanyak79,25 %).
BACKGROUND
Anemia merupakan masalah gizi yang paling umum di
seluruh dunia, terutama disebabkan karena defisiensi besi.Kekurangan zat besi
tidak terbatas pada remaja status social ekonomi pedesaan yang rendah tetapi
menunjukkan peningkatan prevalensi di masyarakat yang makmur dan berkembang. Prevalensi
anemia remaja 27% di negara-negara berkembang dan 6% di negara maju. Prevalensi
tertinggi di kalangan anak-anak dan wanita usia subur (WUS) khususnya pada
wanita hamil. Anemia sangat tinggi
(berkisar antara 80- 90%) pada anak-anak prasekolah, remaja, ibu hamil dan
menyusui. Di India 55,8% dari remaja berusia 15-19 tahundilaporkan menjadi
anemia. Menurut WHO apabila prevalensi anemia >40 % termasuk kategori berat.
Goal :
Untuk meningkatkan gizi remaja putri sebelum konsepsi.
Life cycle malnutrisi, jika tidak rusak, akan berlangsung menghasilkan
konsekuensi lebih banyak dan lebih parah
METHOD
Desain : Cross sectional
Tempat : Kota Bengkulu
Waktu : 14 Juni–22 Juli 2013
Populasi sumber : Remaja putri SMP/SMA Se Kota
Bengkulu yang terdiri dari 9 Kecamatan
CON’T
Kriteria pemilihan
(inklusi dan eksklusi) :
Terpilih 12 sekolah yang terdiri dari 8 (delapan) SMA
dan 4 (empat) SMP di Kota Bengkulu. kriteria insklusi remaja tidak sedang dalam
menstruasi dan tidak puasa.
Besar sampel :
Sebanyak 100 remaja putri setiap sekolah.
Assement and
measurements : Instrument yang digunakan adalah kuisioner,
alat dan bahan pemeriksaan kadar hemoglobin dengan
metode Cyanmethemoglobin
Statistical analysis : Analisis data secara univariat dan bivariat
untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel bebas dan terikat, dengan
menggunakan uji chi square dan tingkat kepercayaan 95%.
RESULT :
Tabel 1
menunjukkan remaja putri kelompok umur 11-15 tahun 50,5% dan kelompok umur
15–18 tahun 49,%.
Tabel 2
menunjukkan remaja putri memiliki pengetahuan baik tentang anemia 55,3 %, pola
makan baik 20,8% dan tidak baik 79,2%, 43,0% remaja menderita anemia (Kadar Hb
< 12gr/ dl) dan 57,0% tidak anemia (Kadar Hb ≥12 gr/dl).
Tabel 3 menunjukkan dari 537 remaja putri pengetahuan
tentang anemia kurang 44,5% menderita anemia dan 55,5% tidak anemia. Dari 663
remaja putri dengan tingkat pengetahuan tentang anemia baik 41,8% menderita
anemia dan 58,2% tidak anemia. Uji statistik menggunakan uji chi square
diperoleh p value 0,349. Tabel 3 menunjukkan dari 951 remaja putri dengan pola
makan tidak baik 44,2% menderita anemia dan 55,8% tidak anemia. Sedangkan dari
249 remaja putridengan pola makan baik 38,6% menderita anemia dan 61,4% tidak
anemia. Uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh p value 0,11.
CONCLUSION
Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang
anemia dengan kejadian anemia p value 0,349 . Tidak terdapat hubungan antara
pola makan dengan kejadian anemia p value 0,11.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, R., & Bengkulu, K. (2015). ANALYSIS OF DIET AND
IRON DEFICIENCY ANEMIA IN ADOLESCENT GIRLS CITY, 11–18.
0 Komentar