Filariasis merupakan salah satu penyakit tertua yang paling melernahkan yang
dikenal di dunia. Penyakit filariasis lymfatik merupakan penyebab kecacatan
menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental. Di
Indonesia, mereka yang terinfeksi filariasis bisa terbaring di tempat tidur
selama lebih dari lima mingggu per tahun, karena gejala klinis akut dari
filariasis yang mewakili 11% dari masa usia produktif. Untuk keluarga miskin,
total kerugian ekonomi akibat ketidakmampuan karena filariasis adalah 67%dari
dari total pengeluaran rumah tangga perbulan.
Data WFIO, diperkirakan 120 juta
orang di 83 negara di dunia terinfeksi penyakit filariasis dan lebih dari 1,5
milyar penduduk dunia (sekitar 20% populasi dunia) berisiko terinfeksi penyakit
ini. Dari keseluruhan penderita, terdapat dua puluh lima juta penderita laki -
laki yang mengalami penyakit genital (umumnya menderita hydrcocele) dan hampir
lima bclas juta orang, kebanyakan wanita, menderita lymphoedema atari
elephantiasis pada kakinya. Sekitar 90% infeksi disebabkan oleh Wucheria
Bancrofti, dan sebagian besar sisanya disebabkan Brugia Malayi. Vektor utama
Wucheria Bancrofti adalah nyamuk Culex, Anopheles, dan Aedes. Nyamuk dari
spesies Mansonia adalah vektor utama untuk parasit Brugarian, namun di beberapa
area, nyamuk Anopheles juga dapat menjadi vektor penularan filariasis. Parasit
Brugarian banyak terdapat di daerah Asia bagian selatan dan timur terutama
India, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan China.
Hampir seluruh wilayah Indonesia
adalah daerah endemis filariasis, terutama wilayah Indonesia Timur yang
memiliki prevalensi lebih tinggi. Sejak tahun 2000 hingga 2009 di iaporkan
kasus kronis filariasis sebanyak 11.914 kasus yang tersebar di 401
kabupaten/kota. Hasil laporan kasus klinis kronis filariasis dari kabupaten/
lcota yang ditindaklanjuti dengan survey endemisitas filariasis, sampai dengan
tahun 2009 terdapat 337 kabupaten/ kotaendemis dan 135 kabupaten/ kota
nonendemis.
0 Komentar