Makalah Tentang Dampak Bullying di Lingkungan Sekolah: Pentingnya Pencegahan Sejak Dini
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat, taufik, dan karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini berjudul “Dampak Bullying di Lingkungan Sekolah dan Upaya Pencegahannya” yang disusun untuk memberikan pemahaman lebih luas kepada pembaca tentang fenomena bullying yang semakin marak terjadi di dunia pendidikan.
Bullying bukan hanya masalah kecil yang terjadi antara siswa, melainkan persoalan besar yang dapat menghancurkan mental dan masa depan korban. Oleh karena itu, penting bagi kita semua — baik guru, orang tua, maupun siswa — untuk memahami bentuk-bentuk bullying, penyebabnya, dampaknya, serta cara mengatasinya dengan bijak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun, besar harapan penulis agar makalah ini dapat memberikan manfaat, membuka wawasan, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, serta bebas dari kekerasan dalam bentuk apa pun.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam penyusunan makalah ini.
Makassar, 9 November 2025
Penulis
Latar Belakang
Fenomena bullying atau perundungan sudah menjadi isu sosial yang sangat memprihatinkan, terutama di lingkungan sekolah. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak kasus bullying yang mencuat ke permukaan melalui media sosial dan berita nasional. Tak sedikit korban bullying yang mengalami trauma mendalam, gangguan kepercayaan diri, bahkan hingga mengakhiri hidupnya karena tidak kuat menahan tekanan mental dari pelaku dan lingkungannya.
Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman untuk belajar, bermain, dan mengembangkan diri. Namun, bagi sebagian siswa, sekolah justru menjadi tempat yang menakutkan. Mereka hidup dalam ketakutan karena ancaman atau ejekan dari teman-temannya sendiri. Bentuk bullying di sekolah bisa bermacam-macam, mulai dari ejekan verbal, pengucilan sosial, hingga kekerasan fisik dan cyberbullying yang kini semakin sering terjadi akibat perkembangan teknologi.
Bullying bukan hanya menyebabkan penderitaan bagi korban, tetapi juga menurunkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Lingkungan sekolah yang dipenuhi rasa takut membuat siswa sulit fokus belajar, menghambat prestasi akademik, dan menurunkan motivasi. Guru pun menjadi kesulitan dalam membangun suasana belajar yang kondusif.
Dari berbagai permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang dampak bullying di lingkungan sekolah, faktor penyebabnya, serta bagaimana cara mencegah dan mengatasinya agar tidak terus berlarut-larut.
Rumusan Masalah
-
Apa yang dimaksud dengan bullying dan bagaimana bentuk-bentuknya di lingkungan sekolah?
-
Apa saja faktor penyebab terjadinya bullying di sekolah?
-
Bagaimana dampak bullying terhadap korban, pelaku, dan lingkungan sekolah secara keseluruhan?
-
Apa peran sekolah, guru, dan orang tua dalam mencegah serta menangani bullying?
-
Bagaimana solusi efektif untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari bullying?
BAB I — PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi yang semakin maju, interaksi sosial antar siswa menjadi lebih kompleks. Tidak semua interaksi berjalan sehat. Ada sebagian yang mengandung kekerasan verbal, fisik, maupun sosial. Fenomena ini dikenal sebagai bullying. Banyak siswa yang menjadi korban bullying tanpa berani melaporkan karena takut, malu, atau merasa tidak akan ada yang membela mereka.
Masalah bullying bukan hanya tanggung jawab siswa atau guru, tetapi seluruh warga sekolah. Pendidikan seharusnya tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga membangun karakter dan moral anak agar saling menghormati dan menghargai sesama.
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk:
-
Menjelaskan pengertian dan bentuk-bentuk bullying di sekolah.
-
Mengidentifikasi penyebab munculnya perilaku bullying.
-
Menguraikan dampak yang ditimbulkan akibat bullying terhadap berbagai pihak.
-
Menawarkan solusi dan langkah pencegahan agar bullying dapat diminimalisir.
1.3 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan edukasi bagi siswa, guru, dan orang tua dalam memahami bahaya bullying dan pentingnya menciptakan sekolah yang sehat dan positif.
BAB II — PENGERTIAN DAN BENTUK-BENTUK BULLYING
2.1 Pengertian Bullying
Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja untuk menyakiti, mempermalukan, atau menekan seseorang yang dianggap lebih lemah. Menurut Olweus (1993), seorang ahli psikologi dari Norwegia, bullying merupakan perilaku negatif berulang yang dilakukan oleh satu atau lebih individu terhadap orang lain dengan tujuan mendominasi atau menyakiti.
Bullying dapat terjadi dalam bentuk langsung maupun tidak langsung. Bullying langsung seperti memukul, menendang, mengejek, dan menghina, sedangkan bullying tidak langsung seperti mengucilkan, menyebarkan gosip, atau merusak reputasi korban melalui media sosial.
2.2 Bentuk-bentuk Bullying di Sekolah
-
Bullying Fisik: Meliputi tindakan kekerasan seperti memukul, menendang, mendorong, mencubit, atau mengambil barang milik orang lain tanpa izin.
-
Bullying Verbal: Berupa ejekan, hinaan, sindiran, atau ancaman yang melukai perasaan korban.
-
Bullying Sosial: Mengucilkan seseorang dari kelompok, tidak mengajak bermain, atau menyebarkan rumor jahat.
-
Cyberbullying: Bentuk baru bullying yang dilakukan melalui media sosial, pesan online, atau platform digital lainnya.
-
Bullying Psikologis: Tindakan yang menekan mental korban, seperti manipulasi, intimidasi, atau pelecehan secara emosional.
BAB III — PENYEBAB DAN DAMPAK BULLYING
3.1 Faktor Penyebab Bullying
-
Lingkungan Keluarga yang Tidak Harmonis. Anak yang tumbuh di lingkungan penuh kekerasan atau kurang perhatian sering meniru perilaku tersebut di sekolah.
-
Kurangnya Pengawasan Sekolah. Guru dan pihak sekolah yang tidak sigap dalam menindak kasus bullying memungkinkan perilaku tersebut terus berlanjut.
-
Pengaruh Teman Sebaya. Tekanan untuk diterima dalam kelompok sering membuat siswa ikut-ikutan melakukan bullying.
-
Media Sosial dan Budaya Populer. Konten kekerasan di media dapat menormalkan perilaku agresif.
-
Rendahnya Empati dan Pendidikan Karakter. Kurangnya pembelajaran moral dan empati membuat anak tidak memahami dampak perbuatannya terhadap orang lain.
3.2 Dampak Bullying terhadap Korban
Bullying memberikan efek yang sangat serius, baik secara fisik maupun psikologis. Beberapa dampaknya meliputi:
-
Rasa takut dan trauma berkepanjangan.
-
Menurunnya kepercayaan diri dan motivasi belajar.
-
Prestasi akademik menurun drastis.
-
Gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
-
Dalam kasus ekstrem, korban dapat mengalami pikiran untuk bunuh diri.
3.3 Dampak terhadap Pelaku dan Sekolah
Pelaku bullying juga terdampak secara moral dan sosial. Mereka cenderung tumbuh menjadi pribadi yang kasar dan sulit berempati. Sementara itu, sekolah yang sering terjadi bullying akan kehilangan citra baik, menurunkan semangat belajar siswa, dan menciptakan suasana tidak nyaman.
BAB IV — UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BULLYING
4.1 Peran Sekolah
Sekolah harus menjadi benteng utama dalam pencegahan bullying. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:
-
Membuat kebijakan anti-bullying yang jelas dan tegas.
-
Menyediakan ruang konseling bagi siswa.
-
Meningkatkan pengawasan di area rawan seperti kantin, lapangan, dan koridor.
-
Melatih guru untuk mendeteksi tanda-tanda siswa yang menjadi korban atau pelaku.
4.2 Peran Guru dan Orang Tua
Guru memiliki peran besar dalam membangun karakter siswa. Guru harus memberikan contoh yang baik dan menanamkan nilai-nilai empati serta menghargai perbedaan.
Orang tua juga harus berperan aktif dengan memberikan kasih sayang, perhatian, dan mendengarkan keluhan anak tanpa menghakimi.
4.3 Edukasi dan Literasi Digital
Di era digital, siswa perlu diajarkan etika berinternet dan dampak dari cyberbullying. Literasi digital yang baik membantu siswa lebih bijak menggunakan media sosial.
BAB V — PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bullying adalah masalah serius yang berdampak luas terhadap mental, sosial, dan akademik siswa. Dampak negatifnya tidak hanya dirasakan oleh korban, tetapi juga memengaruhi pelaku dan suasana sekolah secara keseluruhan. Oleh karena itu, semua pihak — guru, siswa, orang tua, dan masyarakat — harus bekerja sama menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan penuh empati.
5.2 Saran
-
Sekolah perlu menerapkan kebijakan zero tolerance terhadap segala bentuk bullying.
-
Guru dan orang tua harus menjadi contoh dalam berperilaku santun dan menghargai sesama.
-
Perlu dilakukan sosialisasi dan penyuluhan rutin tentang bahaya bullying dan cara melaporkannya.
-
Siswa didorong untuk saling menghormati dan melindungi teman yang menjadi korban.
Daftar Pustaka
-
Olweus, D. (1993). Bullying at School: What We Know and What We Can Do. Oxford: Blackwell Publishing.
-
Coloroso, B. (2003). The Bully, the Bullied, and the Bystander. New York: HarperCollins.
-
Santrock, J. W. (2011). Educational Psychology. New York: McGraw-Hill.
-
Wiyani, N. A. (2014). Save Our Children from School Bullying. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
-
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2019). Panduan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Sekolah. Jakarta: Kemendikbud.

0 Komentar