Makalah Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
“ORGANIZING”
KELOMPOK 2
Mega Puspita N 201 16 061
Siti Mas Intan N 201 16 021
Oktiza Dwi Rianti N 201 16 051
Aisyah Rizti Khanzah N 201 16 116
Ni Putu Susianti N 201 16 031
Miftahul Jannah N 201 16 161
Rheina Magvira N 201 16 001
Putri Yulia Ningsih N 201 16 191
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASAYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN
MASAYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberi
kesempatan, taufik dan hidayah, serta inayahnya sehingga tugas makalah Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat dengan
judul “Organizing” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
keluarganya berserta para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan yang
gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh allah SWT.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Muh. Riizki Ashari, S.KM., M.Kes sebagai dosen mata
kuliah Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat yang telah membimbing kami, dan ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini. Kami
berharap agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi mahasiswa
khususnya dan pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan
bahan pembelajaran.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang sangat sederhana
ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang
baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Semoga makalah ni dapat
berguna dan bemanfaat untuk kita semua. Amin
Palu, 20 Novenber 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................
iii
BAB
I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.....................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................
2
C.
Tujuan...................................................................................................
2
BAB
II : PEMBAHASAN
A.
Pengertian Organisasi...........................................................................
4
B.
Tujuan Organisasi.................................................................................
5
C.
Pengertian
Pengorganisasian................................................................
6
D.
Pengorganisasian
Sebagai Suatu Wadah..............................................
7
E.
Prinsip Pokok
Organisasi......................................................................
8
F.
Ciri-ciri
organisasi.................................................................................
11
G.
Macam
Organisasi................................................................................
12
H.
Pengorganisasian
Sebagai Suatu Proses...............................................
15
I.
Organisasi Matrik.................................................................................
16
J.
Pengorganisasian Kegiatan Kemasyrakatan......................................... 17
K.
Pengembangan Organisasi....................................................................
23
L.
Hubungan
Antara Organisasi dengan Administrasi dan Manajemen... 28
M.
Penyusunan
Staf...................................................................................
28
BAB
III : PENUTUP
A.
Kesimpulan...........................................................................................
36
B.
Saran.....................................................................................................
37
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dari berbagai fungsi administrasi yang dikenal, yang
terpenting diantanya adalah fungsi perencanaan (planning). Mudah dipahami karena berbagai fungsi administrasi
lainnya baru berperan apabila fungsi perencanaan telah selesai dilaksanakan.
Lebih dari pada itu sebenarnya pelaksanaan berbagai fungsi administrasi lainnya
hanya akan berjalan sempurna apabila dapat selalu berpedoman pada perencanaan
yang telah disusun sebelumnya.
Apabila
perencanaan telah selesai dirancanakan, hal selanjutnya yang perlu dilakukan
ialah melaksanakan fungsi pengorganisasian (organizing).
Jika ditinjau dari sudut administrasi, peranan fungsi pengorganisasian telah
berhasil dilaksanakan maka berarti berbagai hal yang tercantum dalam suatu
rencana (plang), telah mendapatkan
pengaturan, sehingga siap untuk dilaksanakan. Hal-hal yang memerlukan peraturan
dalam suatu rencana banyak macamnya. Secara umum disebutkan, makin kompleks
rencana yang dimiliki, makin komleks pula hal-hal yang memerlukan pengaturan
tersebut.
Organisasi
pada intinya adalah interaksi-interaksi orang dalam sebuah wadah untuk
melakukan sebuah tujuan yang sama. Organisasi berarti berarti kerja bersama.
Organisasi tidak diartikan semata-mata sebagai wadah. Pengorganisasian adalah
pengelompokkan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu
rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
dengan memuaskan.
Mengingat
pentingnya fungsi pengorganisasian, maka telah merupakan kewajiban bagi semua
pihak yang bergerak dalam administrasi kesehatan untuk memiliki pemahaman yang
lengkap tentang fungsi pengorganisasian. Perlunya pemahaman tersebut makin
bertambah penting jika kebetulan bermaksud menyelenggarakan program kesehatan
masyarakat. Mudah dipahami karena pekerjaan pengorganisasian pada program kesehatan
masyarakat, menyangkut bidang yang amat luas. Pengorganisaisan yang harus
dilakukan tidak hanya terbatas pada hal-hal yang tercantum dalam rencana saja,
tetapi juga hal-hal yang terdapat dalam masyarakat secara keseluruhan.
Sekalipun
yang terpenting pada terpenting pada pengorganisasian adalah proses, namun
untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik, perlu dipahami
terlebih dahulu hasil dari pekerjaan pengorganisasian, yakni yang dikenal
dengan nama wadah atau organisasi tersebut.
Dari
uraian yang seperti ini jelaslah untuk mencapai suatu tujuan bersama dan untuk
melaksanakan program kesehatan di butuhkan sebuah wadah atau organisasi yang
dimana di dalamnya terdapat sistem administrasi dan manajemen yang mengatur
semua proses kegiatan.
B. Rumusan
Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa
itu organizing (pengorganisasian)?
2.
Bagaimana
pengorganisasian sebagai suatu wadah?
3.
Apa
saja yang termasuk ke dalam prinsip pokok organisasi?
4.
Apa
saja ciri-ciri dari suatu organisasi
5.
Apa
saja macam-macam organisasi?
6.
Bagaimana
pengorganisasian sebagai suatu proses?
7.
Bagaimana
proses pengembangan suatu organisasi?
8.
Bagaimana
hubungan antara organisasi dengan administrasi dan manajemen?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam pembentukan makalah
organization (pengorganisasian)
adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui apa itu orgazation (pengorganisasian).
2.
Untuk
mengetahui pengorganisasian sebagai suatu wadah.
3.
Untuk
mengetahui prinsip pokok yang diterapkan
dalam suatu organisasi.
4.
Untuk
mengetahui ciri-ciri dari suatu organisasi.
5.
Untuk
mengetahui macam-macam organisasi.
6.
Untuk
mengetahui pengorganisasian sebagai suatu proses.
7.
Untuk
mengatahui proses pengembangan suatu organisasi.
8.
Untuk
mengetahui hubungan antara organisasi dengan administrasi dan manajemen?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Organisasi
Istilah organisasi berasal dari kata “organon” dalam bahasa yunani berarti
alat. Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
material, mesin, metode, lingkungan), saran-prasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
bersama.
Menurut para ahli, terdapat beberapa pengertian
organisasi sebagai berikut:
1.
Stoner: mengatakan bahwa organisasi adalah suatau pola
hubungan- hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan
mengejar tujuan bersama.
2.
James D. Mooney: mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3.
Chesteer I. Bernard: berpendapat bahwa organisasi adalah
merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.
4.
Stephen P. Robbins: menyatakan bahwa organisasi adalah
kesatuan (entiti) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif
terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atas sekelompok tujuan.
Pengertian organisasi tersebut pada dasarnya tidak
ada perbedaan yang prinsip, sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi
merupakan sarana untuk melakukan kerja sama antara orang-orang dalam rangka
mencapai tujuan bersama dengan mendayagunakan sumberdaya yang di miliki.
Organisasi pada intinya adalah interaksi-interaksi
orang dalam sebuah wadah untuk melakukan sebuah tujuan yang sama. Organisasi
berarti berarti kerja bersama. Organisasi tidak diartikan semata-mata sebagai
wadah. Pengertian organisasi itu ada dua, yaitu pertama, organisasi sebagai wadah atau tempat, dan kedua pengertian organisasi sebagai
proses yang dilakukan bersama-sama, dengan landasan yang sama, tujuan yang
sama, dan juga dengan cara-cara yang sama.
B. Tujuan
Organisasi
Organisasi yang menerapkan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik, di yakini dapat terbentuk untuk mencapai tujuan
organisasi. Bila tujuan organisasi terwujud, maka tujuan-tujuan lainnya juga
bisa diwujudkan yaitu tujuan masyarakat dan tujuan individu. Uraian mengenai
tujuan-tujuan tersebut, sebagi berikut:
1.
Tujuan organisasi bisa bermacam-macam tergantung jenis dan kegiatan dari
organisasi itu sendiri seperti menghasilkan keuntungan pokok di terima
masyarakat dan citra nama baik terjadi di masyarakat iklim organisasi stabil,
dapat mempertahankan ekosistem, keberadaannya.
2.
Tujuan masyarakat seperti terpuaskan dengan penggunaan produk dari
organisasi, mendapatkan manfaat dari kehidupan organisasi contohnya terbukanya
lapangan pekerjaan pemerintah dapat pemasukan dan pajak orgaaisasi,
perekonomian dapat bergerak contohnya
banyaknya pedagang yang berjualan di sekitar lingkungan organisasi (pabrik,
kantor, sekolah dll). Tukang ojek dan mobil ngkutan mendapatkan potensi pasar
baru. Masyarakat menerima kebaikan organisasi dengan adanya program CDR.
3.
Tujuan indiviu, dapat tercapai dengan tergantung motifasi dan atas kerja
masing-masing individu. Para individu mengharapkan kejelasan status sebagai
pegawai tetap, gaji yang representatif dan setimpal dengan tanggung jawab dan
resiko kerja. Mendapatkan pengakuan atas tercapainya kerja.
Tujuan organisasi menurut salah satu pakar
ahli yaitu Simon bahwa pada tugas guna mewujudkan sasaran organisasi tersebut
berada pada masing-masing orang yang ada pada tingkat paling bawah di struktur
organisasi. Demikian juga bagi seseorang yang paling bawah di struktur organisasi
tersebut tidak boleh diabaikan, hal ini karena mereka merupakan anggota level
bawah yang dapat menentukan tentang keberlangsungan hidup serta untuk
tercapainya tujuan organisasi. Tujuan organisasi mempunyai pengaruh dalam
mengembangkan organisasi baik itu untuk perekrutan anggota, serta pencapaian
apa yang ingin dicapai dalam berjalannya organisasi.2
C. Pengertian
Pengorganisasian
Berikut ini
adalah beberapa pengertian pengorganisasian antara lain:
1.
Pengorganisasian
adalah pengelompokkan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan
suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai dengan memuaskan.
2.
Pengorganisasian
adalah pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk memungkinkan
tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati dengan jalan mengalokasikan
masing-masing fungsi dan tanggung jawabnya.
3.
Pengorganisasian
adalah pengkoordinisasian secara rasional berbagai kegiatan dari sejumlah orang
tertentu untuk mencapai tujuan bersama, melalui pengaturan pembagian kerja dan
fungsi menurut penjenjangannya secara bertanggung jawab.
Di dalam
pengertian pengorganisasian terdapat beberapa unsur pokok yang perlu dipahami.
Unsur-unsur pokok yang dimaksud jika disederhanakan dapat dibedakan atas tiga
macam yaitu:
1. Hal
yang diorganisasikan
a. Kegiatan
Pengorganisasian
kegiatan yang dimaksudkan di sini ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada
dalam rencana sedemikian rupa sehingga terbentuk saru kesatuan yang terpadu,
yang secara keseluruhan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tenaga
pelaksana
Pengorganisasian
tenaga pelaksana yang dimaksudkan di sini mencakup pengaturan struktur
organisasi, susunan personalia serta hak dan wewenang dari setiap tenaga
pelaksana, sedemikian rupa sehingga stiap kegiatan ada penanngung jawabnya.
2. Proses
pengorganisasian
Karena di dalam pengertian pengorganisasian
terkandung kegiatan pengaturan maka pekerjaan pengorganisasian pada dasarnya
merupakan suatu proses (process).
Proses yang dimaksudkan di sini adalah yang menyakut pelaksanaan
langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan
yang akan dilaksankan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan, mendapatkan
pengaturan yang sebaik-baiknya, serta setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
tersebut memiliki penanggung jawab pelaksanaannya.
3. Hasil
Pengorganisasian
Hasil dari pekerjaan perorganisasian adalah
terbentuklah suatu wadah (entity, yang pada dasarnya merupakan perpaduan antara
kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. wadah yang terbentuk ini dikenal dengan nama
organisasi (organizaton). Tergantung
dari rencana yang dimiliki, maka yang hal yang diorganisasikan serta hasil dari
pekerjaan perngorganisasian sangat bervariasi. Tetapi tidak demikian halnya
dengan proses karena program apapun yang dihadapi, proses yang ditempuh pada
pengorganisasian tetap sama. Dari uraian ini menjadi jelas, jika membicarakan
unsur-unsur pengorganisasian, yang terpenting adalah unsur proses
pengorganisasian. Apabila proses pengorganisasian tersebut dapat dipahami
dengan baik, dapatlah diharapkan terlaksananya pekerjaan pengorganisasian
dengan baik.
D. Pengorganisasian
Sebagai Suatu Wadah
Sekalipun yang terpenting dalam pengorganisasain
adalah proses, namun untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan
baik, perlu dipahami terlebih dahulu hasil dari pekerjaan pengorganisasian
yakni yang di kenal dengan nama wadah atu organisasi tersebut. Beberapa
diantaranya yang terpenting adalah:
1.
Organisasi
adalah persekutan dua orang atau lebih yang bersepakat untuk secara
bersama-sama mencapai tujuan yang dimiliki.
2.
Organisasi
adalah suatu sistem yang mengatur kerjasama antara dua orng atau lebih,
sedemikian rupa sehingga segala sesuatu dapat diarahkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Sebagai suatu persekutuan dan ataupun sistem
tidaklah sulit dipahami bahwa di dalam organisasi terdapat berbagai bagian,
komponen atau subsistem yang satu sama lain saling berhubungan dan
mempengaruhi. Pengaturan yang seperti ini melahirkan konsep struktur organisasi
yakni yang menunjuk pada bagian atau pola hubungan antara satu satuan
organisasi dengan satu satuan organisasi lainnya.
Jika diketahui bahwa sifat yang dimiliki oleh setiap
fungsi dan wewenang pada dasarnya adalah dinamis, maka sering disebutkan bahwa
sifat dasar dari suatu organisasi adalah juga dinamis. Karena adanya sifat yang
dinamis ini, suatu organisasi akan mendapat nilai yang baik apabila organsasi
tersebut dapat selalu menyesuaiakan diri dengan perkembangan lingkungan. Dengan
kata lain, konsep sistem dala organisasi, bukanlah sistem yang tertutup melainkan
sistem yang terbuka (open system).
Pada organisasi setiap satuan organisasi memiliki
fungsi dan wewenang masing-masing sedangkan pada organisme, fungsi dan wewenang
tersebut hanya dimiliki oleh seluruh organisme secara keseluruhan.
E.
Prinsip
Pokok Organisasi
Untuk
dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik perlu dipahami berbagai
prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi. Prinsip pokok yang dimaksud
banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang terpenting ialah :
1.
Mempunyai
pendukung
Pendukung
(Follower, member) yang dimaksud disini adalah
setiap orang yang bersepakat untuk membentuk organisasi. Tentu mudah
dipahami bahwa untuk suatu organisasi yang bersifat badan usaha, pendukung yang
dimaksud disini termasuk juga semua karyawan yang bekerja pada perusahaan
tersebut.
Ambil
contoh untuk suatu rumah sakit misalnya, pendukung tersebut ialah dokter,
paramedis serta tenaga nonmedis lainnya yang terdaftar sebagai karyawan rumah
sakit. Semua karyawan ini memang telah sama-sma sepakata yakni (dengan ditanda
tanganinya surat perjanjisn) untuk bersekutu dalam suatu wadah yang disebut
rumah sakit. Jika ditinjau dari pendukung ini maka secara umum disebutkan,
makin besar jumlah serta makin tinggi kualitas pendukung, maka makin kuatlah
organisasi tersebut.
2.
Mempunyai
tujuan
Setiap
organisasi harus mempunyai tujuan, baik yang bersifat umum (goal) ataupun yang
bersifat khusus (objectives). Pada
dasarnya tujuan yang dimaksudkan disini adalah sesuatu yang mengikat para
pendukung yakni orang-orang yang bersekutu dalam organisasi. Secara umum
disebutkan makin sesuai tujuan organisasi dengan tujuan para pendukung, maka
makin kokohlah ikatan persekutuan antar para pendukung. Agar organisasi dapat
berfungsi sebagaimna yang diharapkan maka tujuan organisasi ini haruslah dipahami
oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.
3.
Mempunyai
kegiatan
Agar
tujuan organisasi dapat dicapai, diperlukan adanya berbagai kegiatan (activities). Suatu organisasi yang baik
adalah apabila organisasi tersebut memiliki kegiatan yang jelas dan terarah.
Secara umum disebutkan, makin aktif suatu organisasi melaksanakan kegiatannya,
maka makin baik pulalah organisasi tersebut. sma halnya dengan tujuan, maka
kegiatan ini haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.
4.
Mempunyai
pembagian tugas
Yang
dimaksud dengan kegiatan organisasi pada dasarnya adalah kegiatan yang
dilakukan oleh para pendukungorganisasi. Agar kegiatan tersebut dapat
dilaksnakan dengan baik, perlu diatur pembagian tugas antar para pendukung (jobs description). Secara umum
disebutkan, suatu organisasi dinalai sebagai suatu organisasi yang baik,
apabila setiap tuga syang ada dalam organisasi tersebut dapat dibagi habis
anatara para pendukung, umtuk selanjutnya setiap pendukung tersebut mengetahui
serta dapat melaksanak setiap tugas dan tanggung jawab masing-masing. Prinsip
pembagian tugas ini dalam organisasi dikenal dengan nama “prinsip bagi habis
tugas”.
5.
Mempunyai
perangkat organisasi
Agar
tugas-tugas yang dipercayakan pada pendukung dapt terlaksana, diperlukan adanya perangkat organisasi (dapartments, sub ordinates). Satuan organisasi banyak macamnya. Yang jika
ditinjau menurut tugas, tanggung jawab serta wewenang yang dimiliki dapat
dibedakan atas beberapa macama. Mulai dari yang bersifat pengarahdan penentu kebijakan
smapai dengan yang bersifat pelaksan kegiatan. Tentu mudah dipahami setiap
satuan organisasi ini harus memiliki fungsi dan wewenangnya yang jelas. Prinsip
yang memiliki fungsi yang seperti ini dalam organisasi dikenal dengan nama “
prinsip fungsionalisasi”.
6.
Mempunyai
pembagian dan pendelegasian wewenang
Karena
peranan yang dimiliki setiap satuan organisasi tidak sama, perlu diatur
pembagian dan pendelegasian wewenang (delegation
of authbority) untuk setiap satuan organisasi. Secara umum disebutkan, wewenang setiap
organisasi pimpinan seyogiyannya hanya bersifat memutuskan hal-hal yang
bersifat penting saja. Sedangkan wewenang pengambilan keputusan yang rutin
harus didelegasikan kepada satuan organisasi yang lebih bawah. Prinsip
pendelegasian wewennag yang seperti ini dikenal dengan nama “prinsip
pengecualian”.
Perlu
diingat bahwa wewennag yang yang ditetapkan harus sesuai dengan tanggung jawab
yang dimiliki. Jika wewenang lebih besar dari tanggung jawab maka dapat muncul
penyalahgunaan. Sebaliknya jika tanggung jawab lebih besar dari wewennag,
menyebabkan keputusan yang diambil sering tidak mantap. Selanjutnya dalam,
menetapkan wewennagn ini perlu pula dipertimbangkan keterbatasan kemampuan
serta potensi yang dimiliki oleh setiap orang yang ada dalam stuan organisasi.
Jika kemampuan dan potensinya tidak memadai, menyebabkan pemberian wewenang
yang terlalu besar akan dapat menggagalkan kegiatan organisasi.
Bertitik
tolak dari adanya keterbatasan yang seperti ini, maka suatu organisasi yang
baik harus menetapkan rentang pengawasan (span
of control) suatu satuan organisasi. Untuk tingkat pimpinan rentang
pengawasan ini paling banyak untuk 4 satua organisasi saja, sedangkan untuk
tingkat pelaksan 8-12.
7.
Mempunyai
kesinambungan kegiatan, kesatuan
perintah dan arah
Agar tujuan yang diterapkan dapat
tercapai, kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi harus bersifat
kontinu (continue), fleksibel serta
sederhana. Selanjutnay untuk menjamin kegiatan yang dilaksanakn oleh setiap
perangkat organisasi sesuai dengan yang telah ditetapkan yakni dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu ada prinsip kesatuan perintah (unity
of command) serta kesatuan arah (unity
of direction) yang kemampuannya harus dapat membentuksatu hubungan mata
rantai yang tak terputus (chain of
command). Sebab, apabila tidak demikian halnya, akan menyebabkan tujuan
organisasi akan sulit dicapai.
Perintah
dan pengarahan ini pada dasarnya menunjuk pada wewenang dan tanggung jawab yang
dimiliki. Wewenang dan tanggung jawab tersebut harus jelas untuk setiap satuan
organisasi yakni mulai dari tingkat pimpinan sampai dengan tingkat pelaksana,
membentuk suatu gambaran paramida. Prinsip kejelasan wewenang dan tanggung
jawab yang di susun secara bertingkat ini dikenal dengan nama “scalar principle”.
F.
Ciri-ciri organisasi
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari
organisasi antara lain sebagai berikut:
1. Mendefinisikan
dirinya sebagai system
2. Mempunyai
system pengindraan yang kuat untuk menerima informasi terbaru
3. Menggunakan
manajemen tim sebagai mode yang dominan
4. Menggunakan
pelayanan konsumen
5. Manajemen
digerakan oleh informasi
6. Mempertahankan
komunikasi yang relative terbuka diseluruh system
7. Para
manajer dan tim kerja dinilai dari kinerja dan kemajuan yang dihasilkan
8. Toleransi
yang tinggi dalam hal-hal yang berbeda tetapi menghargai inovasi dan
kreativitas
9. Memberi
perhatian pada pekerjaan yang efisien
G. Macam
Organisasi
Jika ditinjau dari pembagian dan pelaksaan fungsi
serta wewenang yang dimiliki oleh satuan organisasi, maka organisasi secara
umum dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
1. Organisasi
Lini
Disebut
sebagai organisasi lini (line/commad
organization) jika dalam pembagian tugas serta wewenang terdapat perbedaan
yang nyata anatara satuan organisasi pimpinan dengan satuan organisasi
pelaksana. Pada organisasi lini peranan pemimpin sangat dominan, segala kendali
berada di tangan pemimpin, serta dalam melaksanakan kegiatan, yang diutamakan
ialah wewenang dan perintah. Bentuk organisasi lini adalah yang tertua di dunia
yang lazimnya efektif pada organisasi kecil, jumlah karyawan sedikit, perangkat
organisasi terbatas kegiatan dan tujuan organisasi sederhana serta pimpinan
organisasi sekaligus adalah pemilik organisasi.
Keuntungan
dari organisasi ini adalah pengambilan keputusan cepat, kesatuan arah dan
perintah lebih terjamin, serta pengawasan dan koordinasi lebih mudah. Sedangkan
kerugiannya ialah karena keputusan diambil oleh satu orang maka keputusan
tersebut sering kurang sempurna serta dibuuhkan pemimpin yang berwibawa dan
berpengetahuan luas, yang tidak mudah ditemukan.
Lebih
lanjut, karena unsur organisasi lini yang dipentingkan ialah pelaksanaan perintah,
maka unsur manusiawi sering terabaikan. Pada unsur
tersebut
amat penting dalam menciptakan suasana kerja yang menggairahkan. Dalam badan
organisasi pelaksanaan wewenang secara lini ini sering digambarkan dalam bentuk
garis penuh.
2. Organisasi
Staf
Sering disebut organisasi staf (staff organization) jika dalam organisasi dikembangkan suatu
organisasi staf yang berperan sebagai pembantu pimpinan. Pada umunya
orang-orang yang duduk dalam suatu organisasi staf ini ialah mereka yang ahli
dan berasal dari berbagai spesialisasi sesuai dengan kebutuhan. Bentuk
organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari organisasi lini.
Sebagai akibat makin kompleksnya masalah-masalah organisasi, pimpinan telah
tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya. Dalam keadaan yang seperti ini pimpnan
tersebut membutuhkan bantuan, yakni dari mereka yang duduk dalam suatu
organisasi staf. Patut dipahami bahwa bantuan yang diberikan oleh staf
tersebut, hanya bersifat nasihat saja, sedangkan keputusan dan pelaksanaan dari
keputusan tersebut tetap berada ditangan pimpinan.
Keuntungan dari organisasi staf ialah keputusan
dapat lebih baik, karena telah dipikirkan oleh sekolompok kalangan ahli.
Sedangkan kerugiannya ialah pengambilan keputusan lebih lama dari pada
organisasi lini dan karena itu dapat menghambat kelancran program. Dalam bagan
organisasi pelaksanaan wewenang secara staf ini sering digambarkan dalam bentuk
garis putus-putus.
3. Organisasi
Lini dan Staf
Disebut sebagai
organisasi lini dan staf (line and staff
organization) jika dalam organisasi disamping tetap ditemukan satuan
organisasi pimpinan juga dikembangkan suatu organisasi staf. Pada bentuk
organisasi ini peranan staf tidak hanya terbatas pada pemberian nasihat tetapi
juga diberikan tanggung jawab melaksanakan kegiatan tertentu. Pada dasarnya
bentuk organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari organisasi staf.
Sebagai akibat making kompleksnya suatu organisasi maka bantuan yang diharapkan
dari staf tidak hanya berupa pemikiran saja tetapi juga telah menyangkut
pelaksanaanya.
Keuntungan dari
organisasi lini dan staf ialah keputusan yang diambil lebih baik karena telah
dipikirkan oleh sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan berkurang dan karena
itu dapat lebih memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting.
Pengembangan bakat dapat dilakukan sehingga mendorong disiplin dan tanggung
jawab yang kerja yang tinggi. Sedangkan kelemahannya ialah pengambilan
keputusan lebih lama serta jika staf tidak mengetahui batas-batas wewenangnya
dapat menimbulkan kebingungan pelaksanaan. Dalam bagan organisasi pelaksaan
wewenang secara lini dan staf ini yang pada dasarnya bersifat bantuan tersebut
sering digambarkan dalam bentuk titik-titik.
Berikut ini ada beberapa bentuk peringkat organisasi
yang dapat dibentuk yakni :
1. Panitia
Panitia ialah suatu perangkat organisasi yang
dibentuk secara khusus untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu yang tidak
dapat dilaksanakan oleh satuan organisasi yang telah ada. Sifat kepanitiaan
umumnya sementara yang akan dibubarkan jika kegiatan telah dilaksanakan.
Apabila kegiatan tertentu tersebut bersifat mendesak, maka panitia tersebut
sering dinamakan satuan tugas.
2. Komisi
Komisi ialah suatu perangkat organisasi yang
dibentuk secara khusus yang tugas utamanya ialah menyusun saran-saran dan saran-saran
tersebut tidak mungkin disusun oleh satuan organisasi yang telah ada. Sama
halnya dengan panitia, komisis ini juga bersifat sementara. Komisis akan
dibubarkan jika tgas telah selesai dilaksanakan.
3. Komite
Komite ialah suatu perangkat organisasi yang
dibentuk secara khusus yang tugas utamanya ialah melakukan suatu pemeriksaan
dan pemeriksaan tersebut tidak dapat dilaksanakan oleh satuan organisasi yang
telah ada. Sifat komite juga sementara yang akan dibubarkan jika tugas
pemeriksaan telah selesai dilakukan.
4. Tim
Tim ialah suatu perangkat organisasi yang dibentuk
secara khusus yang tugas utamanya ialah melakukan penyelidikan dan tuga
penyidikan ini tidak dapat dilakukan oleh satuan organisasi yang telah ada.
Sifat tim juga sementara.
H.
Pengorganisasian
Sebagai Suatu Proses
Proses
yang dimaksud terdiri dari beragai langka yang jika disederhanakan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Memahami
tujuan
Langkah
pertama yang harus dilakukan pada pengerjaan pengorganisasian ialah memahami
tujuan yang ingin dicapai dari didirikannya organisasi tersebut.
2.
Memahami
kegiatan
Langkah
kedua yang harus dilakukan ialah memahami berbagai kegiatan yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan.
3.
Mengelompokkan
kegiatan
Dalam
melakukan pengelompokkan kegiatan ini
ada beberapa prinsip pokok yang harus ditempuh yakni:
a.
Jenis
kegiatan
Jenis
kegiatan yang dikelompokkan harus sama dalam arti tidak bertentangan satu denga
yang lainnya.
b.
Jumlah
kegiatan
Jumlah
kegiatan yang dikelompokkan jangan terlalu sedikit karenatidak efisien serta
kemungkinan tergabungnya kegiatan yang sebenarnya berbeda sehingga dapat
menyulitkan organisasi.
4.
Mengubah
sekelompok kegiatan kedalam bentuk jabatan
Untuk ini dilakukan
bebrapa kegiatan sebagai berikut:
a.
Analisi
tugas
Tujuannya ialah untuk
memperjelas tugas setiap kelompok kegiatan.
b.
Uraian
tugas
Tujuannya ialah lebih
menjelaskan tugas yang telah disusun.
c.
Penilaian
tugas
Tujuannya
ialah mengkaji ulang setiap tugas yang telah diperinci tersebut apakah ada yang
berlebihan dan atupun yang masih kurang.
5.
Melakukan
pengelompokan jabatan
Jabatan
yang dihasilkan dari pekerjaan klasifikasi dapat terlalu berlebihan dan
beraneka ragam. Mudah dipahami bahwa keadaan yang seperti ini tidak akan
menguntungkan. Untuk itu sebagai langkah selanjutnya dilakukan pengelo mpokkan jabatan (Position Grouping).
6.
Mengubah
kelompok jabatan kedalm bentuk satuan organisasi
Cara
membentuk satuan organisasi banyak macamnya. Beberapa diantaranya ialah:
a. Atas
dasar kesamaan fungsi dari jabatan
b. Atas
dasar kesamaan proses atau cara kerja dari jabatan
c. Atas
dasar kesamaan hasil (Produksi) dari jabatan
d. Atas
dasar kesamaan kelompok masyarakat yang memnfaatkan
e. Atas
dasar kesamaan lokasi jabatan
f. Kombinasi
dari cara diatas
7.
Membentuk
struktur organisasi
Apabila
satuan organisasi telah berhasil dirumuskan, lanjutkan dengan menyusun bebagai
satuan organisasi tersebut dalam bentuk bagan. Bagan seperti ini dikenal dengan
nama strukur organisasi.
Pada
waktu membentuk struktur organisasi, perhatikanlah hirarkinya, pembagian tugas
dan wewenang masing-masing serta kemampuan pengawasan yang dimiliki (span of control).
I. Organisasi
Matrik
Organisasi matriks merupakan gabungan dari
organisasi fungsional dan organisasi proyek murni untuk menghidari kekurangan-kekurangan
yang ada dan merupakan jalan tengah dari
keduanya.
Organisasi matriks adalah organisasi proyek murni
yang melekat pada divisi fungsional pada organisasi induk. Contohnya perusahaan
induk mempunyai dua proyek yang dikelola di bawah divisi televisi, yaitu proyek
A dan B. Kedua proyek ini bisa menggunakan sumber daya dari unit fungsional
yang sama dari divisi televisi. Dalam hal memilih organisasi proyek, perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Jika lebih dari 75 % pekerjaan melibatkan proyek,
maka organisasinya perlu mempertimbangkan organisasi proyek penuh. Jika
organisasi mempunyai produk dan proyek standar, maka organisasi matriks tampak
lebih sesuai. Jika organisasi memiliki sedikit proyek, organisasi yang tidak
begitu formal diperlukan. Satuan tugas temporer dapat dibentuk bila diperlukan
atau menggunakan outsourcing.
Dalam kehidupan sehari-hari, karena satu dan lain
hal, sering ditemukan kesulitan dalam membentuk suatu organisasi baru, dan atau
suatu satuan organisasi baru. Padahal organisasi dan atau satuan organisasi
baru tersebut amat dibutuhkan untuk dapat melaksanakan berbagai program yang
dimiliki. Untuk mengatasinya banyak jalan keluar yang dapat ditempuh, seperti
mialnya membentuk panitia, komite, komisi atau tim. Sebagaimana telah dikemukan
semua bentuk organisasi ini pada
dasarnya hanya bersifat sementara.
Jalan keluar lain yang dapat ditempuh ialah
memanfaatkan konsep matrik. Dasar pembentukan satuan organisasi serta matrik
ialah memanfaatkan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh satuan-satuan
organisasi yang telah ada.
Berbagai kelebihan tersebut setelah dikumpulkan,
kemudian disusun dalam suatu satuan organisasi baru, untuk selanjutnya
diserahkan tugas melaksanakan program yang telah ditetapkan. Pembentukan organisasi
atau satuan organisasi secara matriks ini dikenal pula dengan nama gret organization.
J. Pengorganisasian
Kegiatan Kemasyrakatan
1) Perinsip
Pokok
Sekalipun pada dasarnya pekerjaan pengorganisasian
untuk berbagai kegiatan adalah sama, yakni mengatur berbagai kegiatan dan
orang-orang yang berperan sehingga membentuk satuan kesatuan yang secara
bersama-sama diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun untuk
pengorganisasian kegiatan kemasyrakatan, ada beberapa prinsip pokok yang
membedakannya. Perbedaan yang dimaksud pada dasarnya disebabkan karena adanya
kehendak untuk menimbulakan rasa memiliki terhadap kegiatan yang
diorganisasikan tersebut. Dengan demikian, cara pengorganisasian sebagaimana
yang lazim berlaku dalam suatu instansi, misalanya dalam surat keputusan atau
perintah atasan, tidaklah sesuai untuk pengorganisasian kegiatan
kemasyarakatan.
Sesuai dengan prinsip pokok bahwa setiap program
kemasyarakatan harus mengikuti prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat, maka
pelaksanaan pengorganisasian kegiatan kemasyrakat seyogiannya dilakukan oleh
masyarakat sendiri. Untuk itu rumusan dahulu kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
yang akan diorganisasikan tersebut. jika ditinjau dari sudut administrasi,
rumusan tentang kegiatan ini, sebenarnya tidak termasuk dalam pekerjaan
pengorganisasian (organizing). Melainkan dalam pekerjaan perencanaa (planing). Namun untuk keberhasilan
pengorganisasian, tidak ada salahnya untuk dilaksanakan. Yakinlah terlebih
dahulu apakah kegiatan yang akan diorganisasikan tersebut benar-benar telah
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Apabila tidak sesuai, tentu
mudah diperkirakan, sekalipun pengorganisasian berhasil dilakukan, tetapi
tujuan dari dilaksanakannya kegiatan tersebut akan sulit dicapai.
Agar keseuaian ini dapat diwujudkan, ada beberapa
teknik perencanaan yang dapat digunakan. Diindonesia populer dengan sebutan
pendekatan edukatif, yang di bedakan menjadi enam langkah yakni :
·
Melakukan pendekatan internal
Sasaran pendekatan internal (internal approach)
adalah perangkat organisasi yang akan melaksanakan program kemasyrakatan. Jika
program tersebut dilaksanakan oleh PUSKESMAS. Maka perangkat organisasi yang
dimaksudkan adalah staf PUSKESMAS. Tetapi jika dilaksanakn oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) maka perangkat organisasi yang di maksudkan adalah seluruh
personalia LSM. Tujuan dari pendekatan internal ialah untuk mempersiapkan
perangkat yang akan melaksanakan program sedemikian rupa sehingga dapat
melaksanakan program kemasyarakatan program dengan baik.
·
Melakukan pendekatan
eksternal
Sasaran pendekatan eksternal adalah pemuka
masyarakat, formal ataupun informal, yang ada diwilayah, tempat dilaksanakannya
program kemasyarakatan. Contoh pemuka masyarakat formal ialah camat, lurah dan
dokter PUSKESMAS. Sedangkan contoh pemuka masyarakat informal ialah tokoh
agama, tokoh pendidikan dan tokoh adat istiadat. Tujuan dari pendekatan
eksternal ialah untuk mendapatkan dukungan, moriel/materiel.
·
Melakukan penelitian
masyarakat mandiri
Penelitian kemasyarakatan mandiri harus dilaksanakan
oleh masyarakat sendiri. Di indonesia penelitian ini di kenal dengan nama
survei mawas diri. Tujuannya ialah agar masyarakat mengenal sendiri berbagai
masalah yang dihadapinya.
· Melaksanakan
musyawarah masyarakat
Perumusan perioritas masalah dan
jalan keluar harus dilakukan oleh masyarakat sendiri. Lazimnya melalui suatu
pertemuan kemasyrakatan yang diindonesia dikenal dengan nama musyawarah
masyarakat desa.
· Melaksanakan
jalan keluar yang telah di tetapkan
Kegiatan
terakhir yang dilakukan ialah melaksanakn jalan keluar yang telah di sepakati.
Mengingat keberhasilan suatu program pembangunan masyarakat sering membutuhkan
kegiatan dan keterlibatan yang terus menerus disamping dibutuhkan pula
tersediannya dana, tenaga, dan sarana yang cukup, dianjurkan melaksanakan
program pembangunan masyrakat tersebut. dimanfaatkan organisasi masyarakat yang
telah ada. Pembentukan suatu organisasi baru bukan sja menjadi tidak efektif,
tetapi juga akan dapat membebani masyarakat sendiri.
Jika
karena satu dan lain hal, organisasi yang telah ada dipandang tidak sesuai,
jalan keluarnya juga bukan membentuk organisasi yang baru. Melainkan berupaya
menyempurnakan organisasi yang telah ada tersebut. tentu saja penyempurnaan ini
harus dilakukan bersama pengurus dari organisasi yang dimaksud.
Dalam
mengatur wewenang dan tanggung jawab orang perorang dalam masyarakat disamping
harus sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki harus pula
sesuai dengan kedudukan dan peranan masing-masing orang perorang tersebut di
masyarakat.
Agar program dapat terlaksana, setelah
pengorganisasian kegiatan selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan
adalah pengorganisasian orang per orang yang akan melaksanakan kegiatan
tersebut. untuk organisasi formal seperti badan usaha misalnya,
pengorganisasian orang per orang ini, terutama pada waktu menetapkan
batas-batas wewenang dan tanggung jawab, pedoman yang dipakai antara lain
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Dengan memakai pedoman ini dapat diharapkan
berlakunya prinsip the right man in the
right plece.
Sayangnya
untuk organisasi kemasyarakatan, prinsip yang seperti ini tidak sepenuhnya
dapat diterapkan. Sekalipun tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan khusu,
tetapi karena yang terpenting adalaha keterlibatan para pemuka masyrakat, harus
dapat diupayakan keikutserataan pemuka masyarakat tersebut. untuk pelaksaan
sehari-hari, sering dibentuk suatu tim pelaksana tim khusus, yang untuk program
kesehatan, populer dengan sebutan kader kesehatan. Para kader inilah, sebaiknya
yang direstui oleh pemuka masyarakat serta yang bersifat sukarela, yang
kemudian akan dilatih sesuai dengan macam pengetahuan dan keterampilan yang di
perlukan. Untuk selanjutnya melalui para kader ini pula diterapkan pengaturan
wewenang dan tanggung jawab, sesuai dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki.
2)
Proses
Telah
disebutkan bahwa hal yang diorganisasikan pada pekerjaan pengorganisasian
banyak macamnya, yang secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam yakni
pengorganisasian kegiatan dan pengorganisasian orang per orang yang akan
melaksanakan kegiatan tersebut. hasil dari pekerjaan pengorganisasian ialah
terbentuknya organisasi (organization)
yang juga banyak macamnya, karena kesemuanya tergantung dari hal yang
diorganisasikan tersebut.
Tidak
demikian halnya dengan proses pengorganisasian, karena betapa pun perbedaannya
hal yang diorganisasikan dan ataupun organisasi yang dihasilkan, proses yang
ditempuh pada dasarnya adalah sama. Dengan demikian dalam mempelajari masalah
pengorganisasian yang perlu dipahami bukan hal yang diorhanisasikan dan ataupun
hasil dari pekerjaan pengorganisasian, melainkan proses pengorganisasian.
Proses
pengorganisasian masyarakat yakni langkah-langkah yang harus di tempuh untuk
melakukan pekerjaan pengorganisasian, pada dasarnya sama dengan
pengorganisasian pada umumnya. Secara sederhana langka-langkah yang dimaksud
dapat dibedakan menjadi 7 macam yakni :
· Memahami tujuan yang
ingin dicapai
Langkah
pertama yang dilakukan adalah memahami tujuan dari kegiatan yang akan
dilakukan. Uraikanlah tujuan tersebut sehingga jelas tolak ukurnya. Telah
disebutkan seyogiyanya tujuan ini adalah tujuan yang dirumuskan oleh masyarakat
sendiri.
· Memahami
kegiatan yang akan dilakukan
Langkah
kedua yang dilakukan adalah memahami kegiatan yang dilakukan. Kegiatan yang
dimaksud di sini adalah dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Uraikanlah kegiatan tersebut sehingga jelas kegiatan pokok (mollar activities) dan kegiatan bukan pokok (moluculair activities). Sama
halnya dengan tujuan, seyogiannya kegiatan ini adalah ahsil rumusan masyarkat
sendiri.
· Mengelompokkan kegiatan
yang akan dilakukan
Langkah
ketiga yang dilakukan adalah melakukan pengelompokan kegiatan yang akan
dilakukan. Pengelompokan ini perlu dilakukan, karena kegiatan-kegiatan yang
tercantum dalam rencana kerja sering tidak jelas kaitannya satu dengan yang
lain.
· Menetapkan hirarki
kelompok kegiatan yang akan dilakukan
Langkah
keempat yang dilakukan adalah menetapkan hirarki manajerial untuk setiap
kelompok kegiatan. Hirarki managerial ini lazimnya dibedakan atas tiga tingkat
yakni top management, middle management dan lowwer management. Perbedaan dari
masing-masing tingkat ini terletak pada keterampilan mangerial (managerial skill)yang lebih
dibutuhkan, hirarki kegiatan termasuk
dalam top management, tetapi jika keterampilan teknis (tehnical skill) yang
lebih dibutuhkan termasuk dalam lower management.
· Membentuk
struktur organisasi
Langkah
kelima yang dilakukan adalah membentuk struktur organisasi yang sesuai dengan
pengelompokan hirarki yang telah terbentuk. Dalam menyusun struktur organisasi
tersebut perhatikanlah tentang pengawasan (Spam
of control). Betapa pun hebatnya seorang management tidak mungkin dapat
mengawasi jumlah middle management. Sebagai pedoman sering disebutkan rentang
pengawasan tersebut adalah 4 untuk tingkat top managementdan antara 8 sampai
dengan 12 untuk middle management.
· Menetapkan
penanggungjawab dari kelompok kegiatan
Langkah
keenam yang dilakukan adalah menetapkan penanggungjawab masing-masing kelompok
kegiatan sesuai dengan hirarki management serta struktur yang telah terbentuk.
Pekerjaan yang dilakukan sma dengan pengorganisasian prang per orang (staffing). Pengorganisasian orang per
orang ini perlu dilengkapi bukan saja dengan uraian tugas yang akan dilakukan (job discription) tetapi juga dengan
wewenang (autbority) dan tanggung
jawabmya (responsibility). Sama
halnya dengan tujuan dan kegiatan, penetapan penanggung jawab ini sebaiknya
dilakukan oleh masyrakat sendiri.
· Melakukan
penilaian berkala untuk penyempurnaan
Langkah
ketujuh yang dilakukan adalah melakukan penilaian secara berkala untuk lebih
menyempurnakan pengorganisasian yang telah dibentuk. Penilaian secara berkala
ini harus dilakukan oleh masyrakat sendiri. Peranan penilaian berkala amat
penting, karena memang salah satu ciri dan pengorganisaisan hams dapat
mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi. Tidak hanya yang berlangsung
dilingkungan, tetapi juga di dalam organisasi sendiri. Pekerjaan
pengorganisasian tidaklah statis, melainkan selalu dinamis.
K.
Pengembangan
Organisasi
1.
Batasan
Batasan
tentang pengembangan organisasi banyak macamnya. Beberapa yang terpenting
adalah:
a. Pengembangan
organisasi adalah perubahan yang terencana dari suatu organisasi termasuk
sistemnya secara menyeluruh yang diarahkan untuk lebih meningkatkan efektivitas
organisasi secara menyeluruh (Massie).
b. Pengembangan
organisasi adalah suatu pendekatan yang sistematis, terpadu dan terencana untuk
lebih meningkatkan efektivitas suatu organisasi (Koontz et.al).
c. Pengembangan
organisasi adalah suatu upaya yang
didukung oleh pimpinan ntuk mengingatkan efektivitas sistem (organisasi) secara
keseluruhan melalui serangkaian tindakan yang telah direncanakan (Scanlan et.al).
Dalam membahas pengembangan organisasi
ada tiga hal yang perlu dibedakan yakni perangkat yang menyelenggarakan
pengembangan organisasi, hasil pengembangan organisasi serta proses
pengembangan organisasi. Perangkat yang menyelenggarakan pengembangan organisasi
berbeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Pada beberapa
organisasi dilakukan oleh suatu tim khusus yang dibentuk untuk itu. Pada
beberapa organisasi lainnya dipegang langsung oleh manajer atau pimpinan
organisasi.
Hasil pengembangan organisasi yakni
terbentuknya suatu organisasi baru yang lebih efektif, juga berbea antara satu
organisasi baru yang lebih efektif, juga berbeda antara satu organisasi
lainnya. Karena kesemuanya tergantung dari jenis organisai masing-masing. Tidk
demikian halnya dengan proses pengembangan organisasi, yakni langkah-langkah
yang harus ditempuh untuk dapat melakukan organisasi.
2.
Tujuan
Jika
diperhatikan batasan pengembangan organisasi, segera mudah dipahami tujuan
utama pengembangan organisasi adalah untuk lebih meningkatkan efektivitas
organisai. Peningkatan efektivitas yang dimaksudkan lazimnya ditujukan pada
penyempurnaan struktur organisasi misalnya menambah, mengurangi dan atau
menggabungkan beberapa sub-ordinat. Diharapkan dengan penambahan, pengurangan
dan atau penggabungan tersebut, organisasi yang semula kurang efektif dapat
menjadi lebih efektif. Sedangkan penyempurnaan proses misalnya pada mekanisme
pengambilan keputusan, mekanisme informasi dan ataupun pada mekanisme
kerjasama. Kesemua mekanisme tersebut yang dianggap kurang efektif kemudian
lebih disempurnakan, sehingga bersifat lebih efektif.
3.
Faktor
yang mempengaruhi
Secara umum berbagai
faktor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.
Faktor
internal
Yang
dimaksud faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat di dalam
organisasi. Faktor yang dimaksud banyak macamnya misalnya penambahan atau
pengurangan karyawan, penambahan atau pengurangan kegiatan, penambahan dan
pengurangan tujuan. Ke dalam faktor internal ini termasuk pula ketidakpuasan
karyawan dan atau ketidakpuasan pemimpin.
b.
Faktor
eksternal
Yang
dimaksud faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar
organisasi. Sama halnya dengan faktor internal, faktor eksternal ini banyak
macamnya. Misalnya karena adanya perubahan kebijakan pemerintah, perubahan
teknologi, atau perubahan masyarakat lingkungan.
4.
Prinsip
pokok
Pengembangan
organisasi pada dasarnya adalah perubahan organisasi (organizational change). Pengembangan dan atau perubahan tersebut
harus sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pengembangan organisasi adalah
perubahan yang terencana (planned change).
Perubahan organisasi yang tidak terencana bukanlah pengembangan yang baik. Oleh
karena itu pengembangan organisasi harus diperhatikan beberapa hal, anatara lain:
a. Rencana
perubahan sedapat mungkin didukung oleh yang berwenang. Rencana pengembangan
yang didukung oleh manajer dan atau yang berasal dari manajer, akan lebih mudah
dilaksanakan.
b. Rencanan
perubahan yang diusahakan seyogyanya dapat menjanjikan terpenuhinya kebutuhan
setiap karyawan. Pengembangan organisasi yang menguntungkan sebagian karyawan,
akan lebih sulit dilaksanakan.
c. Upayakan
untuk mengikutsertakan karyawan dalam
mengambil keputusan tentang rencanan perubahan.
5.
Proses
Organisasi
apapun yang akan dikembangkan, proses yang ditempuh adalah sama. Untuk ini ada
beberapa pendapat yang dikemukakan dari beberapa ahli yakni:
a.
Koonzt
et al
Proses pengembangan
organisasi dibedakan menjadi enam tahap yakni:
1) Mengenal
adanya masalah
2) Mendiagnosis
organisasi
3) Umpan
balik
4) Mengembangkan
strategi perubahan
5) Melaksan
intervensi perubahan
6) Melakukan
pengukuran dan penelitian hasil
b.
Scanlon
et al
Scanlan membedakan
proses pengembangan organisasi atas tiga tahap yakni:
1) Mengembangkan
kebutuhan untuk perubahan
2) Melakukan
perubahan
3) Generalisasi
serta pemantapan perubahan
c.
French
et al
French membedakan
proses pengembangan organisasi atas tiga tahap yakni:
1) Perencanaan
2) Intervensi
3) Penilaian
Ketiga
pendapat diatas pada dasarnya berbeda. Jika pendapat Koontz yang dianut dan
kemudian dirinci setiap langkah yang digariskannya, maka proses yang ditempuh
adalah sebagai berikut:
a.
Tahap
mengenal adanya masalah
Pada
tahap ini muncul kesadaran akan adanya sesuatu yang tidak sempurna dalam
organisasi.
b.
Tahap
mendiagnosis organisasi
Pada
tahap ini berupaya menemukan masalah dan penyebab masalah yang ada dalam
organisasi.
c.
Tahap
umpan balik
Hasil
pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data, harus diumpan balikkan (feed back)
kepada semua karyawan terutama kepada mereka yang bertindak sebagai pemimpin.
d.
Tahap
pengembangan organisasi
Tahap
selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun strategi perubahan yang akan
dilakukan (development of change
and strategy).
e.
Tahap
intervensi
Setelah
strategi berhasil disusun, dilanjutkan dengan melaksanakan strategi yang telah
disusun tersebut (intervention),
f.
Tahap
pengukuran dan penelitian
Tahap
selanjutnya yang dilakukan adalah mengukur dan menilai hasil yang dicapai (measurement and evaluation). Apakah
dengan struktur dan atau proses yang baru tersebut telah terjadi
peningkatan-peningkatan.
6.
Teknik
Secara
umum teknik yang digunakan dalam pengembangan organisasi yakni:
a.
Latihan
sensitivitas
Pada
teknik ini sekelompok orang dikumpulkan bersama. Masing-masing individu diminta
untk menilai dirinya sendiri. Tujuan akhir yang ingin dicapai muncuknya
kesadaran dari karyawan atau pimpinan untuk menerima perubahan sesuai dengan
yang diinginkan.
Agar
teknik ini dapat mencapai sasaran sebagaimana yang diinginkan ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi yakni:
1) Peserta
yang dikumpulkan harus sukarela
2) Peserta
yang sensitive tidak boleh ikut
3) Peserta
diberitahu dulu tentang ujian dan proses yang akan ditempuh
4) Harus
tersedia pelatih yang menguasai teknik ini
Sekalipun teknik ini dapat mengubah
perilaku seseorang namun tidak urung ditemukan pula beberapa kekurangan.
Kekurangan yang dimaksud antara lain:
1) Sulit
dilakukan bila ada peserta ada ynag tersinggung
2) Janji
mengubah perilaku sering tidak dilaksanakan
3) Situasi
yang dihadapi tidak real
4) Sulit
mencari pelatih yang menguasai teknik dengan baik.
b.
Proses
konsultasi eksternal
Pada
teknik ini yang dikenal pula dengan nama managerial gridt training dimintakan jasa
konsultan, yang bertugas melangsungkan diskusi secara terbuka dengan pimpinan
perusahaan. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah meningkatnya kesadaran dan
pemahaman pimpinan terhadap perubahan yang diinginkan.
c.
Umpan
balik data
Pada
teknik ini yang dikenal pula dengan nama survey feedback, juga dimintakan jasa konsultan. Kegiatan pertama yang
dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Hasil yang diperoleh diumpan
balikkan melalui beberapa kali pertemuan, baik kepada karyawan ataupun kepada
pimpinan. Kekurangan dari teknik ini sering data yang telah dikumpulkan tidak
berarti, karena kurang berhasil mengungkapkan keadaan yang sebenarnya.
L. Hubungan
Antara Organisasi dengan Administrasi dan Manajemen
1.
Dalam
melaksanakan administrasi, seorang administratur dibantu oleh orang-orang yang
bekerja sama dalam menjalankan tugas-tugas dan tugas-tugas tersebut haru
diseleraskan dan dipadukan agar mengarah pada tujuan yang ingin dicapai.
2.
Kerja
sama orang-orang dalam mencapai tujuan, perlu disusun dan diatur, dan untuk itu
administrasi memerlukan organisasi.
3.
Karena
dalam administrasi yang dihadapi adalah orang-orang yang bekerjasama dengan
akal dan perasaannya dengan menggunakan alat-alat dan materi lainnya, maka
orang-orang perlu digerakan menuju sasaran yang akan dicapai, untuk itu
diperlukan manajemen.
4.
Dari
uraian diatas, maka administrasi modern dapat diartikan secara luas yaitu
meliputi organisasi dan manajemen.
M. Penyusunan
Staf
1. Batasan
Apabila struktur organisasi telah berhasil disusun,
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun staf (staffing) yakni mengisi struktur organisasi dengan orang per orang
yang akan diserahkan tugas menyelenggarakan kegiatan. Jika ditinjau dari
berbagai sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu organisasi, peranan staf adalah
penting. Mudah dipahami karena tercapai atau tidaknya tujuan organisasi, pada
dasarnya ditentukan oleh staf, yakni manusia dan atau orang yang akan
melaksanakan kegiatan organisasi tersebut.
Karena pentingnya staf sebagi sumber daya manusia
tersebut, maka seorang yang dipercayakan memimpin organisasi, harus dapat
mencari, menempatkan, melatih dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia
yang ada dalam organisasi, sedemikian rupa sehingga dapat diserahkan tanggung
jawab dalam melaksanakan kegiatan organisasi.
Dari batasan sederhana ini mudah dipahami bahwa
penyususnan staf pada dasarnya adalah langkah lebih lanjut dari pekerjaan
pengorganisasian (Organizing).
Organisasai (Organization) yang
dihasilkan dari pekerjaan pengorganisasian memang memerlukan pengisian, yakni
para staf yang akan diserahkan tanggung jawab melaksanankan kegiatan yang akan
dilakukan.
Seperti juga berbagai fungsi administrasi lainnya,
dalam membicarakan penyusunan staf ada tiga hal yang perlu dibedakan, yakni
proses penyusunan staf, perangkat yang
melakukan penyusunan staf serta hasil dari penyusunan staf. Dari ketiga hal ini
yang terpenting adalah proses penyusunan staf. Karena perangkat penyusunan staf
dan hasil dari penyusunan staf dapat berbeda antara satu organisasi dengan
organisasi lainnya. Tidak demikian halnya dengan proses penyusunan staf.
Karena, betapapun berbedanya organisasi tersebut, proses yang ditempuh dalam
melakukan penyusunan staf adalah sama.
2. Manfaat
Apabila penyusunan staf dapat dilaksanakan dengan
baik, akan diperoleh banyak manfaat. Beberapa di antaranya yang dipandang cukup
penting ialah:
a. Dapat
dicapainya tujuan dengan memuaskan
Adanya manfaat yang seperti ini mudah dipahami,
karena dengan penyusunan staf dapat dilakukan penempatan karyawan yang tepat
pada tempat yang tepat pula (the right
man in the right place).
b. Dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja
Karena karyawan telah ditempatkan pada tempat yang
sesuai dengan keahlian dan atau bakatnya, maka akan berpengaruh besar pada
peningkatan efektivitas dan efisien kerja.
c. Dapat
menambah gairah kerja
Karena pada penyusunan staf dilakukan penambahan
karyawan baru, mutasi, promosi dan atau peningkatan kemampuan, maka gairah
kerja akan meningkat. Semuanya ini, pada gilirinnya akan membantu pula
pencapaian tujuan dengan memuaskan.
d. Dapat
diciptakan suasanan kerja yang menguntungkan
Penambahan karyawan baru, mutasi, promosi dan atau
peningkatan kemampuan juga berperanan dalam menciptakan suasana kerja yang
menguntungkan. Sama halnya dengan gairah kerja, keadaan yang seperti ini akan
membantu pencapaian tujuan dengan memuaskan.
3. Perangkat
Perangkat yang melakukan penyusunan staf berbeda
antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Pada suatu organisasi yang
kecil, penyusunan staf ini dilakukan sendiri oleh pemimpin (manager). Tetapi pada organisasi yang
besar dan kompleks, penyusunan staf ini dilakukan oleh suatu perangkat khusus,
lazimnya bagian personalia. Pada waktu melakukan penyusunan staf untuk suatu
organisasi yang besar dan kompleks, sering dimintakan bantuan dari pihak luar,
yakni para ahli yang memang menguasai masalah penyusunan staf tersebut.
4. Hasil
Hasil pekerjaan penyusunan staf ialah tersusunnya
yang di inginkan. Susunan staf yang dimaksud berbeda antara satu organisasi
dengan organisasi lainnya, karena kesemuanya tergantung dari kegiatan yang
dilaksanakan oleh organisasi tersebut. Pada suatu organisasi yang besar dan
kompleks susunan staf yang dihasilkan bersifat kompleks pula, sedangkan pada
organisasi yangs sederhana, susunan staf yang dihasilkan bersifat sederhana
pula. Susunan staf yang dihasilkan tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk
diagram organisasi.
Hanya saja, betapapun berbedanya susunan staf yang
dimaksud, jika ditinjau dari fung yang dimiliki, susunan yang dimaksud secara
umum dapat dibedakan menjadi empat tingkat, yakni pimpinan utama (top management), pimpinan menengah (Middle management), pimpinan bawahan (lower management) serta pelaksana (Implementator).
Jika ditinjau dari wewenang yang dimiliki, pimpinan
utama lebih memiliki wewenang fungsi perencanaan dan pengawasan. Sedangkan para
pelaksana lebih memiliki wewenang fungsi pelaksanaan.
5. Proses
Proses penyusunan staf secara umum dapat dibedakan
atas beberapa langkah sebagai berikut :
a. Perencanaan sumber daya manusia
Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan
perencanaan sumber daya manusia (Human
resources planning) yang dibutuhkan oleh organisasi. Untuk dapat melakukan
perencanaan sumber manusia ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan,
yakni:
1)
Melakukan
perencanaan untuk kepentingan masa depan (Planning
for future needs). Jumlah dan kategori karyawan apa yang dibutuhkan untuk
dapat mempertahankan kegiatan pada masa depan.
2)
Melakukan
perencanaan keseimbangan masa depan (planning
for future balance). Beberapa banyak
dan siapa saja dari karyawan yang ada saat ini dapat terus bekerja sampai masa
depan?
3)
Melakukan
perencanaan rekrutmen dan seleksi karyawan baru dan atau memberhentikan
karyawan yang ada saat ini (Planning for
recruiting and selecting or for laying off).
4)
Melakukan
perencanaan pengembangan (Planning for
development). Latihan dan atau mutasi yang bagaimana yang harus dilakukan
sehingga kebutuhan akan karyawan tetap terjamin?
b. Pencarian calon karyawan
Langkah kedua yang dilakukan adalah pencarian calon
karyawan (recruitment). Tujuannya
ialah untuk menyediakan jumlah calon karyawan yang cukup untuk penyaringan (selection). Pencarian ini dibedakan atas
dua macam. Pertama, pencarian umum, jika yang diinginkan adalah karyawan biasa.
Kedua, pencarian khusus, jika yang diinginkan adalah karyawan dengan
kualifikasi khusus. Pada pencarian karyawan perlu disusun dahulu deskripsi
tugas (jobs description) karyawan
yang diinginkan.
c. Penyaringan
Langkah ketiga yang dilakukan adalah melaksanankan
penyaringan (selection) terhadap calon
karyawan yang telah dicari. Seleksi tersebut harus didasarkan pada tolok ukur
atau kriteria yang telah ditetapkan. Pada seleksi dilakukan beberapa kegiatn
sebagai berikut :
a.
Mempelajari
surat lamaran yang disampaikan (application
review).
b.
Pelajari
apakah syarat-syarat yang dikehendaki terpenuhi atau tidak.
c.
Melakukan wawancara awal (Initial screening interview). Tujuannya untuk menilai secara garis
besar apakah calon sesuai dengan yang dikehendaki.
d.
Melakukan
tes (testing). Tujuannya untuk
menilai pengetahuan dan keterampilan calon. Pada tes ini calon diberikan soal
yang sesuai dengan tugas yang akan dikerjakannya.
e.
Melakukan
penyidikan latar belakang calon (background
investigation). Keterangan yang tercantum dalam surat lamaran dan ataupun
yang disampaikan secara lisan perlu dicek kebenarannya.
f.
Melakukan
wawancara lanjutan (in-depth interview).
Tujuannya untuk mengumpulkan keterangan lebih lanjut, terutama bila
penyelidikan ditemukan hal-hal yang kurang sesuai.
g.
Melakukan
pemeriksaan jasmani (physical examination).ujuannya
ialah untuk menilai keadaan kesehatan calon, apakah sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilakukannya atau tidak.
h.
Menawarkan
pekerjaan (job-offer)
d. Perkenalan dan
orientasi
Langkah keempat yang dilakukan adalah melaksanakan
perkenalan dan orientasi ( Introduction
and orientation) kepada karyawan. Di sini disampaikan berbagai informasi
yang dipandang perlu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya sindroma
ini adalah :
·
Karena
tugas yang diberikan kurang tantangan
·
Karena
kesempatan penampilan diri yang terbatas
·
Karena
aspirasi yang berlebihan
·
Karena
ketidak mampuan memunculkan tantangan
·
Karena
lemahnya mekanisme penilaian penampilan
·
Karena
perlakukan yang tidak sesuai dari pimpinan
e. Pelatihan dan
pengembangan
Langkah kelima yang dilakukan adalah
menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan (training and development) kemampuan yang dimiliki oleh karyawan.
Tujuan latihan ialah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan
sehingga lebih percaya diri dalam
menyelenggarakan tugas selanjutnya. Untuk menentukan apakah seorang karyawan
memerlukan latihan atau tidak, ada empat pedoman yang digunakan yakni :
·
Atas
dasar penampilan karyawan (performance
appraisal)
·
Apabila
penampilan karyawan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka latihan
tersebut perlu dilakukan.
·
Atas dasar hasil analisa terhadap persyaratan
yang diperlukan untuk dapat melakukan suatu pekerjaan (analysis of job requirment)
·
Atas
dasar hasil analisa terhadap keadaan organisasi (organizational analysis)
·
Jika
di satu bagian banyak karyawan yang pindah atau prestasinya tidak memuaskan,
memberi p etunjuk perlu dilaksanakannya latihan.
·
Atas dasar hasil survei karyawan (survey of personnel)
·
Latihan
diselenggarakan sebagai tindak lanjut survai yang dilakukan, misalnya apabila
ditemukan masalah yang dalam mengatasinya diperlukan latihan.
f. Penilaian
dan penampilan
Langkah
keenam yang dilakukan adalah menilai penampilan karyawan (permance appraisal). Cara melakukan penilaian yang formal anatara
lain:
·
Penilaian
seorang pimpinan
·
Penilaian
oleh sekelompok pimpinan
·
Penilian
oleh teman sekerja.
g. Promosi,
pindah, turun pangkat atau pemberhentian
Langkah
ketujuh yang dilakukan adalah melakukan promosi (promotion) bagi yang dinilai berhasil. Memindahkan ketempat lain
bagi yang ada masalah. Menurunkan pangkat (demotion)
jika ditemukan kesalahan yang bersifat pokok. Memberhentikan (separation) karyawan jika kesalahan
tersebut tidak dapat dimaafkan.
6. Fungsi
staf
Telah disebutkan suatu organisasi terdiri dari
berbagai satuan organisasi. Selanjutnya sesuai dengan fungsi masing-masing,
kedudukan setiap satuan organisasi dapat berbeda antara satu dengan lainnya.
Tergantung dari kedudukan satuan organisasi dalam hirarki organisasi, fungsi
orang-orang atau staf yang berada dalam organisasi juga berbeda-beda. Perbedaan
yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas empat macam yakni pimpinan utama
(top management), pimpinan menengah (middle management), pimpinan bawahan (lower management) dan pelaksana (implementator).
Tergantung dari kedudukannya dalam hirarki
organisasi, fungsi yang dimiliki oleh keempat kelompok staf ini tidaklah sama.
Secara umum disebutkan, makin tinggi kedudukan yang dimiliki maka makin besar
fungsi perencanaan (planning) dan
pengawasan (controlling), sedangkan
jika kedudukan tersebut makin rendah maka fungsi yang dimiliki lebih banyak
sebagai pelaksana (operating).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pengorganisasian
adalah pengelompokkan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan
suatu rencana dengan pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk
memungkinkan tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati dengan jalan
mengalokasikan masing-masing fungsi dan tanggung jawabnya.
2.
Pengorganisasian
sebagai suatu wadah diartikan sebagai tempat untuk mengatur kerjasama antara
dua orang atau lebih, sedemikian rupa sehingga segala sesuatu dapat diarahkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.
Prinsip
pokok dalam suatu organisasi yang terpenting ialah mempunyai pendukung,
mempunyai tujuan, mempunyai kegiatan, mempunyai pembagian tugas, mempunyai
perangkat organisasi, mempunyai pembagian dan pengedelegasian wewenang, dan
mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah.
4.
Ciri-ciri
Mendefinisikan
dirinya sebagai system, mempunyai system pengindraan yang kuat untuk menerima
informasi terbaru, menggunakan manajemen tim sebagai mode yang dominan,
menggunakan pelayanan konsumen, manajemen digerakan oleh informasi,
mempertahankan komunikasi yang relative terbuka diseluruh system, para manajer
dan tim kerja dinilai dari kinerja dan kemajuan yang dihasilkan toleransi yang
tinggi dalam hal-hal yang berbeda tetapi menghargai inovasi dan kreativitas,
dan memberi perhatian pada pekerjaan yang efisien.
5.
Macam-macam organisasi
yaitu organisasi lini, organisasi staf dan organisasi lini dan staf.
6.
Proses
dalam pengorganisasian yaitu memahami tujuan, memahami kegiatan, mengelompokkan
kegiatan, mengubah kelompok kegiatan ke dalam bentuk jabatan, melakukan
pengelompokkan jabatan, mengubah kelompok jabatan ke dalam bentuk satuan
organisasi dan membentuk struktur organisasi.
7.
Dalam
pengembangan organisasi harus ada tiga hal yang perlu dibedakan yakn perangkat
yang yang menyelenggarakan pengembangan organisasi, hasil pengembangan
organisasi serta proses pengembangan organisasi.
8.
Hubungan
antara organisasi dengan administrasi dan manajemen yakni kerja sama
orang-orang dalam mencapai tujuan, perlu disusun dan diatur, dan untuk itu
administrasi memerlukan organisasi. Karena dalam administrasi yang dihadapi
adalah orang-orang yang bekerjasama dengan akal dan perasaannya dengan
menggunakan alat-alat dan materi lainnya, maka orang-orang perlu digerakan
menuju sasaran yang akan dicapai, untuk itu diperlukan manajemen.
B. Saran
Semoga dengan
tersusunnya makalah ini dapat menambah pngetahauan tentang organization (pengorganisasian) dengan administrasi dengan manajemen,
serta menjadi referensi bagi pembaca. Penyusun berharap adanya kajian-kajian
yang lebih mendalam lagi mengenai manajemen dan organisasi.
Untuk berlangsungnya proses kegiatan
organisasi agar dapat berjalan dengan lancar, efesien, dan efektif maka di
perlukanlah kerjasama dari berbagai bidang di dalam organisasi dengan cara
menjalakan semua fungsi dari manajemen dengan sebaik-baiknya dan meminimalkan
kesalahan serta memperkirakan akibat yang mungkin timbul akibat dari keputusan
atau tindakan yang diambil.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Azrul.
1994. Pengantar Administrasi Kesehatan
Edisi Ketiga. Binarupa Aksara. Jakarta.
Hafidhuddin didin & tanjug Hendri. 2003. Manajemen Syariah dalam Praktik. Gema Insani. Jakarta.
Kanto muklis
& Rapanna Patta. 2017. Filsafat
Manajemen. Celebes Media Perkasa. Makassar.
Suwinardi. 2014. Organisasi Proyek.
‘Jurnal Orbith’. Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang. Semarang. Vol.
10. No. 1. Hal. 37
– 42.
Sick, Henry L.
1997. Management and Organization.
South-Western Punlishing. USA.
Timotius Duha. 2016. Perilaku Organisasi. Deepublidh
Publisher All Right Reserved. Yogyakarta.
Yuliana Rahmi.
2012. Peran Komunikasi
Dalam Organisasi. ‘Jurnal, STIE Semarang’. STIE Semarang. Semarang. Vol.4,
No. 3, Hal. 52-58. ISSN
2252-7826.
0 Komentar