Iklan atas - New

Pengertian Persuasi


A.      Pengertian Persuasi
Masalah komunikasi adalah masalah bagaimana komunikator mempengaruhi pilihan komunikan. Dan masalah itu hanya bisa dijawab dengan persuasi dari komunikator. Jadi, peranan utama komunikator sebenarnya adalah masalah apakah dia sukses atau gagal melakukan persuasi. Lalu apakah persuasi itu?
Ada banyak definisi mengenai persuasi, namun persuasi dapat diartikan sebagai:
1.    Suatu kemauan yang didasari oleh seorang komunikator untuk memodifikasi pikiran dan tindakan komunikan melalui manipulasi motif dari komunikan agar komunikan dapat berubah pikiran dan tindakan sebagaimana yang dikehendaki oleh sumber.
2.    Seni yang digunakan oleh komunikator untuk mempengaruhi komunikan
3.    Proses untuk mengubah sikap, kepercayaan, pendapat Atau perilaku komunikasi.
Jika kita memandang persuasi sebagai “hubungan antara komunikator dan komunikan”, maka yang perlu diperhatikan adalah bahwa persuasi itu terjadi hanya karena ada kerjasama antara sumber dengan penerima, namun kerjasama itu di prakarsai oleh komunikator (sumber) bukan sebaliknya dalam komunikan. Oleh karena itu, para ahli komunikasi lebih cenderung memberikan makna persuasi sebagaimana makna retorika yang disodorkan oleh aristoteles, bahwa persuasi merupakan cara untuk mendapatkan kekuasaan dengan menenangkan perdebatan didepan pengadilan. Menurut aristoteles, persuasi itu berdasarkan reputasi atau kredibilitas dari komunikator yang dia rumuskan dalam ethos, pathos, dan logos.
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Menurut Dedy (1994) komunikasi persuasif adalah suatu proses komunikasi dimana terdapat usaha untuk meyakinkan orang lain agar publiknyaberbuat dan bertingkah laku seperti yang diharapkan komunikator dengan cara membujuk tanpa memaksanya.
Komunikasi persuasi sebagai upaya mempengaruhi opini, pendapat, sikap atau perilaku seseorang, tentunya membutuhkan suatu proses. Hovland, dalam buku “Dynamics of Persuasion” mengemukakan sebuah konsep mengenai proses komunikasi persuasive yang berfokus pada pembelajaran dan motivasi. Untuk dapat terpengaruh oleh komunikasi persuasif, seseorang harus memperhatikan, memahami, mempelajari, menerima dan menyimpan pesan persuasi tersebut.
Komunikasi persuasi dan teknik penyusunan pesan persuasi merupakan dua hal yang saling berkaitan erat. Berikut pengertian komunikasi persuasi dan teknik penyusunan pesan persuasi menurut para ahli :
 “Komunikasi persuasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain agar berubah sikap, pendapat, dan tingkah lakunya dengan kesadaran sendiri”. (Effendy)
 Abdurahman mengemukakan pendapatnya tentang persuasi bahwa “Persuasi atau ajakan yaitu suatu tindakan yang berdasarkan segi-segi psikologis yang dapat membangkitkan kesadaran individu”.
Sementara pendapat Sastropoetro bahwa “persuasi adalah salah satu komunikasi sosial dan dalam penerapannya mengubahkan teknik/cara tertentu, sehingga menyebabkan orang bersedia melakukan sesuatu dengan senang hati, suka rela, dan tanpa merasa dipaksa oleh siapapun”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, persuasi merupakan bagian dari kegiatan komunikasi manusia (human communication).Kegiatan komunikasi persuasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kesadaran dan kerelaan dari komunikan sehingga dapat mengubah pendapat, sikap, dan prilaku komunikan dari informasi yang telah diperoleh.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang menggunakan teknik persuasi, Cangara membagi atas lima cara yaitu:
1.         Fear Appeal yaitu metode penyusunan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan kepada komunikan;
2.         Emotional Appeal yaitu cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan berusaha menggugah emotional;
3.         Reward Appeal yaitu cara penyusunan pesan atau penyampaian pesan dengan menawarkan janji-janji kepada komunikan;
4.         Motivasional Appeal yaitu teknik penyusunan pesan yang dibuat bukan karena janji-janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis komunikan sehingga komunikan mau mengikuti pesan-pesan tersebut; dan
5.         Humorious Appeal yaitu teknik penyusunan pesan yang disertai dengan humor, sehingga dalam penerimaan pesan bagi komunikan tidak merasa jenuh.

Perubahan opini, sikap,dan prilaku yang diharapkan dalam diri seseorang menyusul adanya tindakan komunikator memerlukan waktu dan proses. Oleh sebab itulah komunikasi persuasi merupakan sebuah proses. Djamaluddin dan Iriantaramenyebutkan lima proses yang terkandung dalam komunikasi persuasi yaitu :
1.     Persuasi adalah suatu proses komunikasi;
2.     Persuasi adalah suatu proses belajar;
3.     Persuasi adalah suatu proses perseptual;
4.     Proses adalah suatu proses adaptif; dan
5.     Persuasi adalah suatu proses ketidakseimbangan dan keseimbangan.



Prinsip-prinsip Komunikasi Persuasif Dalam prinsip komunikasi persuasif ada 5(lima) prinsip, diantaranya :
1.      Membujuk demi konsistensi
Khalayak lebih memungkinkan untuk mengubah perilaku mereka apabila perubahan yang dianjurkan sejalan dengan kepercayaan, sikap, dan nilai saat ini.Sikap didefenisikan sebagai predisposisi mengenai suka atau tidak suka.Nilai sebagai pernyataan terakhir yang lebih abadi dari eksistensi atau mode yang luas dari perilaku.Kepercayaan adalah tingkat keyakinan.
2.  Membujuk demi perubahan-perubahan kecil
Khalayak lebih memungkinkan untuk mengubah perilaku mereka apabila perubahanyang dianjurkan khalayak merupakan perubahan kecil dan bukan perubahan besar perilakumereka.
3.  Membujuk demi keuntungan
Khalayak lebih mungkinmengubah perilakunya apabilaperubahan yang disarankan akanmenguntungkan mereka lebih daribiaya yang akan mereka keluarkan.
4.  Membujuk demi pemenuhan kebutuhan
Khalayak lebih mungkinuntuk mengubah perilaku merekaapabila perubahan yang disarankanberhubungan dengan kebutuhankebutuhanmereka.
5.  Membujuk berdasarkanpendekatan-pendekatan gradual
Bergantung padapenerimaan khalayak terhadapperubahan yang disarankanpembicara dalam kehidupanmereka.Pendekatan gradualmenganjurkan yang lebihmemungkinkan untuk bekerjadibandingkan pendekatan yangmeminta khalayak untuk segeraberubah perilakunya.

Posting Komentar

0 Komentar