A. Pesan
1.
Pengertian
Pesan
Menurut De Vito dalam Suteja (2014), pesan adalah pernyataan
tentang pikiran dan perasaan kita
yang dikirim kepada orang lain agar orang tersebut diharapkan bisa mengerti dan
memahami apa yang diinginkan oleh sipengirim pesan.
Menurut Onong
Effendy dalam Danus (2016), pesan adalah suatu komponen dalam proses
komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang,
bahasa
atau lambang-lambang lainnya disampaikan kepada orang lain.
Abdul
Hanafi dalam Suteja (2014), menjelaskan bahwa pesan itu adalah“produkfiktif yang nyata yang di
hasilkan oleh sumber–encoder”.
Kalau berbicara maka “pembicara” itulah pesan, ketika
menulis surat maka “tulisan surat” itulah yang dinamakan
pesan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pesan adalah suatu
materi yang disampaikan kepada orang lain dalam bentuk gagasan baik verbal
maupun nonverbal, untuk menyatakan maksud tertentu sesuai dengan kebutuhan
orang lain berkenaan dengan manfaat dan kebutuhannya. Pesan merupakan seperangkat lambang
bermakna yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan dapat berupa gagasan, pendapatdan sebagainya yang sudah dituangkan
dalam suatu bentuk dan melalui lambang
komunikasi diteruskan kepada orang lain atau komunikan (Suteja, 2014).
2.
Jenis-Jenis
Pesan
Secara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal
adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat
dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah
jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung,
dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik
wajah, atau ekspresi
muka pengirim
pesan. Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul (Wikipedia, 2010).
Pesan
verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat
dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya (Suteja, 2014).
Pesan verbal dalam pemakaiannya, menggunakan bahasa. Bahasa dapat
didefinisikan sebagai seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur
sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti,bahasa menjadi peralatan
yang sangat penting untuk memahami lingkungan. Melalui bahasa, kita dapat
mengetahui sikap, perilaku dan pandangan suatu bangsa, meski kita belum pernah
berkunjung ke negaranya (Suteja, 2014).
Bahasa
mengembangkan pengetahuan kita, agar kita dapat menerima sesuatu dari luar dan
juga berusaha untuk menggambarkan ide-ide kita kepada orang lain. sebagai alat
pengikat dan perekat dalam hidup bermasyarakat, bahasa dapat membantu kita
menyusun struktur pengetahuan menjadi logis dan mudah diterima oleh orang lain.
Sebab bagaimanapun bagusnya sebuah ide, kalau tidak disusun dengan bahasa yang
sistematis sesuai dengan aturan yang telah diterima, maka ide yang baik itu
akan menjadi kacau (Suteja, 2014).
Dibandingkan
dengan studi komunikasi verbal, studi komunikasi nonverbalsebenarnya masih
relative baru. Bila bidang pertama mulai diajarkan pada zaman Yunanikuno, yakni
studi tentang persuasi, khususnya pidato, studi paling awal bidang keduamungkin
baru dimulai pada tahun 1873 oleh Charles Darwin yang menulis tentang ekspresi wajah.
Sejak itu, banyak orang yang mengkaji pentingnya komunikasi nonverbal demi keberhasilan
komunikasi, bukan hanya ahli-ahli komunikasi, tetapi juga antroplog,
psikolog,dan sosiolog. Simbol-simbol nonverbal lebih sulit ditafsirkan dari
pada symbol-simbol verbal.Tidak ada satupun kamus andal yang dapat
membantu penerjemah nonverbal (Danus, 2016).
Secara
sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.Menurut
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan
(kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan
oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai
pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilakuyang disengaja juga tidakdisengaja
sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim
banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna
bagi orang lain (Danus, 2016).
Kebanyakan
isyarat nonverbal juga tidak universal, melainkan terikat oleh budaya, jadi dipelajari, bukan bawaan. Sedikit saja isyarat nonverbal yang merupakan bawaan. Kitasemua
lahir dan mengetahui bagaimana tersenyum, namun kebanyakan semua lahir
danmengetahui bagaimana tersenyum, namun kebanyakan ahli sepakat bahwa di mana,
kapan,dan kepada siapa kita menujukkan emosi ini dipelajari, dan karenanya
dipengaruhi olehkonteks dan budaya (Danus, 2016).
Cara
kita bergerak dalam ruang ketika berkomunikasi dengan orang lain
didasarkanterutama pada respons fisik dan emosional terhadap rangsangan
lingkungan. Sementarakebanyakan perilaku verbal kita bersifat eksplisit dan
diproses secara kognitif, perilakunonverbal kita bersifat spontan, ambigu,
sering berlangsung cepat, dan di luar kesadaran dan kendali kita (Danus, 2016).
3.
Fungsi
Pesan
Menurut Liliweri (2008), fungsi pesan yaitu:
1.
Fungsi
mengawasi lingkungan, memperingatkan ancaman dan bahaya tentang dunia
sekekliling kita, memperingatkan bahaya penyakit menular, bahaya PMS, bahaya
HIV/AIDS, dan lain-lain.
2.
Fungsi
korelasi, melalui tajuk dan propaganda sehingga membuat audiens menghubungkan
peringatan tersebut dengan pengawasan lingkungan diatas.
3.
Transmisi,
isi dalam mengalihkan norma masyarakat dalam berbagai cara.
4.
Hiburan,
manusia normal berpikir bahwa mereka membutuhkan hiburan, santai, humor. Isi
pesan biasa dirancang sedemikian rupa untuk menampilkan juga aspek hiburan agar
audiens menikmati. Hiburan berisi kenyataan, pengalaman manusia, kehidupan
nyata, banyak media tidak memanfaatkan aspek sehingga mereka gagal menjalankan
fungsi.
0 Komentar