Gizi Kesehatan Masyarakat
”Review
Jurnal”
ASUPAN
VITAMIN A, STATUS VITAMIN A, DAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN
LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR
Sri
Anna Marliyati1, Aji Nugraha2, dan Faisal Anwar
ABSTRAK
Backgraound:
Selama tiga dekade terakhir, telah
tercatat bahwa KVA sebagai masalah kesehatan masyarakat dan merupakan penyebab
utama kesakitan dan kematian anak usia prasekolah di negara berkembang
Objective:
Tujuan penelitian adalah mempelajari
asupan vitamin A, status vitamin A dan status gizi subjek di Kecamatan
Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Tujuan khusus penelitian adalah mengidentifikasi
karakteristik anak dan karakteristik keluarga; mengidentifikasi konsumsi
pangan, status gizi dan status vitamin A anak SD; menganalisis hubungan tingkat
kecukupan energi dan protein dengan status gizi anak SD; menganalisis hubungan
tingkat kecukupan vitamin A dengan status vitamin A anak SD; dan menganalisis
hubungan status gizi dengan status vitamin A anak SD
Mhetode:
Metode yang digunakan adalah teknik
purposive sampling. Sebanyak 31 anak kelas 2 dan 3 SD Angsana I dan II Desa
Cibeber dipilih.
Result:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih
dari separuh anak memiliki tingkat kecukupan vitamin A kategori sedang (54.8%).
Pada umumnya status gizi mereka normal (93.5%). Lebih dari separuh anak
memiliki status vitamin A dengan kategori rendah (58.1%). Hasil uji hubungan
antara tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan (p>0.05). Hasil uji hubungan antara
tingkat kecukupan vitamin A dengan vitamin A juga tidak menunjukkan hubungan
yang signifikan (p>0.05)
Conclusion:
Nilai rata-rata tingkat kecukupan energi
subjek termasuk dalam kategori normal (90-110%). Nilai rata-rata dari tingkat
kecukupan protein termasuk dalam kategori defisit ringan (80-<90%). Secara
keseluruhan, persentase terbesar subjek berada pada kategori tingkat kecukupan
protein dengan kategori defisit berat (38.6%). Nilai rata-rata tingkat
kecukupan vitamin A termasuk dalam kategori cukup (>77%), lebih dari
separuhnya memiliki tingkat kecukupan vitamin A dengan kategori cukup (54.8%).
Sebagian besar subjek memiliki status gizi normal (93.5%). Lebih dari separuh
subjek (58.1%) memiliki status vitamin A dengan kategori rendah.
BACKGROUND:
Masalah kekurangan vitamin A masih
merupakan salah satu permasalahan gizi masyarakat di Indonesia. Kekurangan
vitamin A dapat menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga
mudah terserang infeksi yang dapat menimbulkan kematian. KVA lebih banyak
diderita oleh kalangan anak-anak.
Goal:
Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari asupan vitamin A, status vitamin A, status gizi dan status
kesehatan subjek di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
METHOD
Desain: Cross sectional
Tempat: Desa Cibeber, Kecamatan
Leuwiliang, Kabupaten Bogor
Waktu: Mei 2013
Populasi sumber: Siswa yang terdaftar di
Sekolah Dasar Negeri Angsana I dan Sekolah Dasar Negeri Angsana II
CON’T
Kriteria pemilihan
(inklusi dan eksklusi) :
Subjek diambil dengan purposive sampling
dengan kriteria subjek penelitian merupakan siswa aktif yang terdaftar dalam
kelas 2 dan kelas 3 dengan usia 7-9 tahun. Anak usia 7-9 tahun sudah tidak
diberikan vitamin A dosis tinggi oleh pemerintah. Kriteria inklusi meliputi
usia 7-9 tahun, sehat, mendapatkan penjelasan penelitian, menyetujui informed
consent dan bersedia mematuhi prosedur penelitian.
Besar sampel : 31 anak kelas 2 dan 3 SD
Angsana I dan II
Assement and measurements
: Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data sekunder yang
dikumpulkan berupa nama lengkap, umur, dan jenis kelamin subjek. Data primer
berupa data berat badan, tinggi badan, karakteristik keluarga, konsumsi pangan,
status gizi, dan status vitamin A subjek. Data konsumsi pangan diperoleh dari
recall 2x24 jam. Analisis kadar retinol serum dilakukan dengan menggunakan
metode ekstraksi (Concurrent Liqud
Chromatographic Assay of Retinol). Metode ini menggunakan prinsip serum
diencerkan dengan larutan retinil asetat pada etanol.
Statistical
analysis : Uji korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui keterkaitan hubungan
antar peubah– peubah penelitian dengan skala rasio. Uji korelasi Spearman
digunakan untuk mengetahui keterkaitan hubungan antar peubah penelitian dengan
skala ordinal.
RESULT :
Tabel 1 menunjukkan subjek dengan
tingkat kecukupan energi kategori normal sebanyak 41.9%. Sementara itu, masih
terdapat subjek pada tingkat kecukupan energi dengan kategori defisit berat
sebanyak22.6%
Tabel 2 menunjukkan pada kondisi sosial
ekonomi keluarga kategori miskin, sebagian besar subjek memiliki tingkat
kecukupan energi defisit berat (33.3%)
Tabel 3 menunjukkan jumlah subjek
terbesar berada pada kategori defisit berat (38.6%), sedangkan anak yang
memiliki tingkat kecukupan protein dalam kategori normal hanya 35.5%.
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar
subjek memiliki asupan lemak pada kategori >20% dari kebutuhan energi
(80.6%).
Tabel 5 menunjukkan bahwa pada kondisi sosial ekonomi keluarga kategori
miskin, sebagian besar subjek memiliki tingkat kecukupan vitamin A kurang yaitu
12 anak (57.1%).
Tabel 7 menunjukkan bahwa subjek yang
menderita demam lebih tinggi (54.8%) dibandingkan subjek yang menderita ISPA
(48.4%).
Tabel 8 menunjukkan bahwa lebih dari
separuh subjek memiliki angka morbiditas pada kategori rendah (58.1%).
CONCLUSION
Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
kecukupan energi dan protein dengan status gizi, tingkat kecukupan vitamin A
dengan status vitamin A, dan status vitamin A dengan status gizi (p>0.05).
DAFTAR
PUSTAKA
Leuwiliang, D. I. K., & Bogor, K. (2014). Asupan
Vitamin A , Status Vitamin A , Dan Status Gizi Anak Sekolah Dasar, 9(63),
109–116.
0 Komentar