Makalah
New
Emerging Disease
(Penyakit
Zika)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terimakasih kepada ibi Marselina S.KM.,
M.Kes selaku dosen pengampu yang telah membantu dan membimbing kami, dan atas
bantuan dari pihak lain yang telah membantu dengan memberikan sumbangan pemikirannya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca tentang New Emerging Disease (Penyakit
Zika), dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kemajuan dari makalah
ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Virus Zika
(ZIKV) merupakan arthropod-borne virus (arbovirus) yang berasal dari
genus flavivirus. Singlestranded RNA arbovirus ini pertama kali
diisolasi dari monyet rhesus pada tahun 1947 dan kemudian dari nyamuk pada
tahun 1958 di Afrika. Sejak saat itu virus Zika terus menyebar ke daerah Afrika
dan Asia. Dalam 10 tahun terakhir virus Zika kembali menarik perhatian dunia
setelah munculnya laporan wabah virus Zika yang terjadi di pulau Yap,
Micronesia pada tahun 2007. Kemudian diikuti dengan wabah yang lebih besar pada
tahun 2013 dan 2014 yang terjadi di daerah French Polynesia, di Pasifik
Selatan. Pada tahun yang sama terjadi juga penyebaran di daerah New Caledonia,
Easter Island dan the Cook Islands. Pada Mei 2015, PAHO (the Pan American
Health Organization) mengeluarkan peringatan tentang infeksi virus Zika
pertama dikonfirmasi di Brasil dan akhirnya Pada tanggal 1 Februari, 2016 (WHO)
menyatakan Virus Zika sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Dunia (PHEIC). Kenyataannya penigkatan penyebaran virus zika ini tidak diiringi
dengan penigkatan kesadaran masyarakat terhadap ancaman virus zika, karena
seringkali infeksi zika tidak menunjukkan gejala apapun. (Kusuma, 2015).
Lembaga Eijkman mencatat
ada lima kasus Virus Zika di Indonesia, yaitu Tahun 1981 dilaporkan ada satu
pasien di Rumah Sakit Tegalyoso Klaten; Tahun 1983 dilaporkan ada enam dari 71
sampel di Lombok NTB; Tahun 2013 dilaporkan ada seorang turis perempuan dari
Australia positif terinfeksi virus Zika setelah sembilan hari tinggal di
Jakarta; Tahun 2015 dilaporkan ada seorang turis dari Australia terinfeksi
virus Zika setelah digigit monyet di Bali; dan Tahun 2015-2016 Lembaga Eijkman
melaporkan seorang pasien di Provinsi Jambi positif terinfeksi virus Zika.
Pemeriksaan ini diawali dengan tingginya kasus penyakit DBD di Jambi sehingga
dilakukan pemeriksaan terhadap 103 sampel darah pasien DBD pada salah satu
rumah sakit swasta di Jambi.
Seperti yang sedang
santer diberitakan oleh beberapa media, ternyata penyebaran virus ini
disebabkan oleh nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti adalah pembawa yang paling
umum dari penyakit ini dan Aedes albopictus adalah nyamuk lain yang juga
berpotensi. Mereka berasal dari Afrika dan Asia. Aedes albopictus, yang
juga dikenal sebagai nyamuk macan Asia dengan ciri garis-garis putih, dianggap
spesies nyamuk yang paling agresif. Kedua spesies biasanya menggigit pada siang
hari dan pada sore hari, sehingga kelambu untuk tidur malam dianggap tidak
begitu berguna untuk mecegah Zika. Setiap spesies juga dapat menginfeksi orang
dengan demam berdarah, chikungunya, dan demam kuning. Virus Zika yang telah
menginfeksi manusia dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti demam, nyeri sendi,
konjungtivitis (mata merah), dan ruam. Gejala-gejala penyakit Zika dapat
menyerupai gejala penyakit dengue dan chikungunya, serta dapat
berlangsung beberapa hari hingga satu minggu.
Fakta diatas
telah menujukkan ancaman yang serius dari penyebaran virus Zika, dan uraian
serta fakta tersebut di atas menjadi latar belakang penulisan makalah ini, agar
dapat lebih mengetahui lebih dalam mengenai virus dan penyakit Zika
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan New
Emerging Disease ?
2.
Apa yang dimaksud dengan virus dan
penyakit Zika ?
3.
Bagaimana sejarah penyebaran virus Zika
?
4.
Apa saja tanda dan gejala penyakit Zika
?
5.
Bagaimana epidemiologi penyakit Zika
berdasarkan orang, tempat dan waktu ?
6.
Bagaimana riwayat alamiah penyakit Zika
?
7.
Bagaimana rantai penularan penyakit
Zika ?
8.
Bagaimana upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit Zika ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian New
Emerging Disease
2.
Untuk mengetahui pengertian virus dan
penyakit Zika
3.
Untuk mengetahui sejarah penyebaran
virus Zika
4.
Untuk mengetahui tanda dan gejala
penakit Zika
5.
Utuk mengetahui epidemiologi penyakit
Zika berdasarkan orang, tempat dan waktu
6.
Untuk mengetahui riwayat alamiah
penyakit Zika
7.
Untuk mengetahui rantai penularan
penyakit Zika
8.
Untuk mengetahui upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit Zika
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian New Emerging Disease
New emerging
disease adalah penyakit yang baru muncul di populasi dan perluasan host
(misal dari hewan ke manusia) secara cepat yang berhubungan dengan peningkatan
penyakit yang dapat terdeteksi. Menurut National Institute of Health,
penyakit infeksius yang tergolong dalam new emerging disease adalah
penyakit yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Tidak pernah muncul pada manusia
sebelumnya
2.
Pernah menginfeksi sangat sedikit orang
dan hanya terjadi di tempat yang terisolir
3.
Pernah muncul di sejarah manusia yang
lampau tapi baru diketahui agen infeksius penyebabnya sekarang
B.
Pengertian Virus dan Penyakit Zika
Virus Zika
adalah virus yang proses penularannya melalui media nyamuk Aedes aegypti. Virus
ini memiliki kesamaan dengan virus dengue, berasal dari kelompok arbovirus.
Masih merupakan satu famili dengan virus lain seperti virus penyebab penyakit
demam berdarah dan penyakit cikungunya. Virus Zika adalah anggota dari famili Flaviviridae.
orang yang terjangkit virus Zika akan merasakan gejala seperti sakit
kepala, ruam di leher, wajah, lengan atas, dapat menyebar ke telapak tangan dan
kaki, dan demam serta nyeri punggung (Prastika, 2016)
Sedangkan
penyakit Zika adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh nyamuk vektor
pembawa virus Zika, yaitu nyamuk Aedes aegypti untuk daerah tropis, Aedes
africanus di daerah Afrika, dan juga Aedes albopictus pada beberapa
daerah lain. Nyamuk Aedes merupakan jenis nyamuk yang aktif di siang
hari, dan dapat hidup di dalam maupun luar ruangan. Penyakit infeksi Zika juga
bisa ditularkan oleh ibu hamil kepada janinnya selama masa kehamilan.
C.
Sejarah Penyebaran Virus Zika
Virus Zika
pertama kali ditemukan pada 1947 di hutan Zika, Uganda, saat sejumlah peneliti
dari Yellow Fever Researcher Institute mengisolasi seekor Monyet Makaka,
rhesus yang telah positif mengidap virus ini. Kemudian, virus ini
melakukan kontak pertama dengan manusia berkat survei serologi yang dilakukan
di Uganda dan Nigeria. Hasil survei tersebut menunjukkan dari 84 orang di semua
umur, 50 orang terbukti memiliki antibodi terhadap Zika dengan 40 orang berumur
di atas 40 tahun.
Aedes aegypti betina adalah agen utama dalam
persebaran Zika. Keberadaan spesies yang telah melintasi hampir seluruh
dunia ini mempercepat peredaran Zika. Ditambah mobilitas manusia yang makin cepat,
nyamuk ini dapat ditemukan di seluruh dunia. Termasuk di negara-negara di utara
ekuator yang sejatinya bukan habitat ideal bagi nyamuk.
Sejalan dengan
persebaran ‘sang kurir’, virus Zika berkembang sedemikian rupa sehingga
penularannya tak lagi bersumber dari gigitan nyamuk semata. Transfusi darah,
transplantasi organ, hubungan seks, dan kehamilan merupakan cara lain virus ini
berlipat ganda. Meskipun demikian, sejumlah penyebab tadi belum semua
dipastikan sepenuhnya bertanggung jawab atas penularan virus Zika.
Pada tahun
1951-1983, virus ini mulai menginfeksi manusia. Laporan tersebut datang dari
beberapa negara Afrika seperti Mesir, Gabon, Sierra Leone, Tanzania, dan
Uganda. Selain di Afrika, pada periode tersebut, penyebaran virus Zika telah
mencapai daratan dan semenanjung Asia seperti India, Pakistan, Indonesia,
Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.
Persebaran
Zika mulai mengancam masyarakat global semenjak mewabah di benua Amerika,
terutama Brazil pada 2015. Pada kasus yang ditemukan di Brazil, peneliti
menduga virus Zika berevolusi hingga menyebabkan microcephaly pada bayi
yang baru lahir.
D.
Tanda dan Gejala Penyakit Zika
Virus Zika seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda, sehingga
penderita tidak mengetahui bahwa dirinya terjangkit virus Zika. Namun jika
muncul gejala, biasanya bersifat ringan dan baru muncul 3-12 hari setelah
tergigit. Menurut Krishna (2016), gejala-gejala yang umumnya muncul, antara
lain:
1.
Tubuh terasa lemah dan lelah
2.
Demam
3.
Sakit kepala
4.
Ruam kemerahan pada kulit
5.
Nyeri otot
6.
Nyeri sendi
7.
Konjungtivis atau peradangan kelopak
mata
Gejala ini
biasanya berlangsung selama beberapa hari. Satu dari 5 orang yang terinfeksi
virus ini mungkin menjadi sakit. Walaupun sangat jarang, virus Zika dapat
muncul sebagai kasus berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut di rumah
sakit dan bahkan kematian.
E.
Epidemiologi Penyakit Zika berdasarkan
Orang, Tempat dan Waktu
1.
Orang
a)
Usia
Dilihat dari
aspek usia, virus Zika bisa menginfeksi manusia usia berapa saja baik tua
maupun muda. Namun, virus Zika akan sangat mudah menyerang bayi dalam
kandungan, terutama dikarenakan oleh para ibu hamil yang telah terkena virus
Zika. Antara 1-10% wanita yang terinfeksi virus Zika selama masa kehamilan, berisiko
melahirkan bayi dengan cacat. Cacat paling umum yang terjadi adalah microchepaly,
dimana bayi lahir dengan ukuran kepala lebih kecil dari normal, dahi
miring, dan kerusakan otak.
b)
Jenis Kelamin
Dilihat dari
aspek jenis kelamin, siapapun baik wanita maupun pria dapat berisiko terinfeksi
virus Zika apabila tergigit oleh nyamuk pembawa virus Zika.
c)
Kelas Ekonomi
Dilihat dari
aspek ekonomi, orang dengan ekonomi yang memadai akan lebih rendah risiko
terinfeksi virus Zika, karena mereka akan lebih memperhatikan kesehatan dan
mampu untuk membeli obat atau insektisida untuk mengurangi jumlah nyamuk di dalam
rumah dan lingkungan sekitar rumahnya. Sedangkan orang dengan ekonomi yang
kurang dapat terinfeksi dengan mudah, karena tidak mampu untuk membeli
peralatan yang memadai agar dapat mengurangi populasi nyamuk pembawa virus.
d)
Jenis Pekerjaan
Orang dengan
jenis pekerjaan apapun, baik aktif maupun pasif dapat terinfeksi virus Zika
apabila bekerja pada lingkungan kerja yang menjadi tempat penularan virus Zika.
e)
Etnik/Kebudayaan
Orang dengan
kebudayaan atau suku bangsa apapun dapat terinfeksi virus Zika apabila
tinggal/menetap pada lingkungan yang menjadi tempat penularan virus Zika atau
tempat hidup nyamuk penyebar virus Zika.
2.
Tempat
Nyamuk pembawa
virus Zika umumnya hidup di area tropis dan subtropis. Nyamuk aedes
lebih banyak di luar rumah, tempat berkembang biak aedes biasanya di lingkungan
padat penduduk, tempat penempungan air, atau di dalam plastik yang ada airnya.
3.
Waktu
Waktu paling
rentan untuk perkembangan virus Zika adalah musim hujan dan udara lembab. Pada
musim hujan potensi banyaknya genangan air tempat berkembang biaknya nyamuk pun
semakin banyak. Selain itu, waktu dimana meningkatnya suhu atau kenaikan temperatur
juga dapat menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk, kondisi ini dapat memperluas
jangkauan dan meningkatkan daerah perkembangbiakan nyamuk. Karena patogen
seperti nyamuk cenderung tahan pada suhu tinggi dan siklus hidup mereka menjadi
lebih cepat.
F.
Riwayat Alamiah Penyakit Zika
Riwayat
alamiah Zika berawal dari nyamuk yang terinfeksi virus Zika setelah menghisap
darah seseorang yang telah terjangkit virus Zika. Nyamuk yang terinfeksi
tersebut lalu menggigit orang yang belum terinfeksi Zika sehingga menyebarkan
virus Zika ke orang tersebut. Nyamuk merupakan perantara terbanyak, namun
penularan juga dimungkinkan terjadi melalui cara lain seperti transfusi darah,
dari ibu hamil ke janin, hubungan seksual bahkan melalui cairan tubuh seperti
air liur dan urin.
Masa inkubasi (dari pertama terjangkit hingga munculnya tanda-tanda
penyakit) dari virus zika masih belum diketahui pasti namun dugaan sementara
masa inkubasinya adalah beberapa hari (kurang dari satu minggu). Gejala yang
muncul bersamaan dengan tahap penyakit dini tidak jauh beda dengan infeksi
arbovirus lainnya yaitu demam, rash (bintik kemerahan) pada kulit, mata merah,
nyeri sendi, lemas dan pusing. Gejala tersebut bersifat ringan dan berlangsung
hingga 2-hari.
Pada tahap
lanjut, penyakit Zika dapat menimbulkan komplikasi neurologis yaitu Microchepaly
dan Guillain Bare Syndrome (GBS), yang dapat menyebabkan kelumpuhan
saraf, namun hubungan ilmiahnya masih dalam tahap penelitian.
Sedangkan
untuk tahap akhirnya, penyakit Zika dapat sembuh dengan sempurna, namun apabila
terjadi pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kecacatan pada bayi yang
disebabkan mircrocephaly yaitu kasus bayi lahir dengan kepala kecil
sehingga akan berpengaruh pada perkembangan otak bayi dan akhirnya menyebabkan
perkembangan mental bayi terganggu.
G.
Rantai Penularan Penyakit Zika
Sejumlah
faktor yang memungkinkan proses penularan penyakit Zika adalah sebagai berikut:
1.
Gigitan Nyamuk
Virus Zika
ditularkan ke manusia terutama melalui gigitan nyamuk spesies Aedes (Ae.
aegypti dan Ae. albopictus). Ini adalah nyamuk yang sama dengan nyamuk yang
menyebarkan virus demam berdarah dan chikungunya. Nyamuk ini biasanya bertelur
di air tergenang seperti ember, mangkuk, piring hewan peliharaan, pot bunga dan
vas. Mereka lebih memilih untuk menggigit orang, dan hidup di dalam dan di luar
ruangan yang dekat manusia.
Nyamuk yang
menyebarkan chikungunya, demam berdarah, dan Zika merupakan nyamuk yang secara
agresif menggigit di siang hari, tetapi mereka juga dapat menggigit di malam
hari.Nyamuk menjadi terinfeksi ketika mereka menggigit orang yang sudah
terinfeksi virus. nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menyebarkan virus ke
orang lain melalui gigitan.
2.
Penularan dari Ibu ke Anak
Seorang wanita
hamil dapat menularkan virus Zika ke janinnya selama kehamilan. Zika merupakan
penyebab microcephaly dan cacat otak janin berat lainnya. Saat ini
sedang dipelajari berbagai masalah kesehatan potensial lainnya dari infeksi
virus Zika selama kehamilan.Wanita hamil yang sudah terinfeksi virus Zika dapat
menularkan virus kepada janinnya selama kehamilan atau saat kelahiran.
Sampai saat
ini, belum ada laporan bayi mendapatkan virus Zika melalui menyusui. Karena
manfaat dari menyusui, ibu dianjurkan untuk menyusui bahkan di daerah di mana
virus Zika ditemukan.
3.
Hubungan Seksual
Zika dapat
ditularkan melalui seks dari orang yang terinfeksi Zika kepada mitra-nya. Zika
dapat ditularkan melalui seks, bahkan jika orang yang terinfeksi tidak memiliki
gejala pada saat itu.
Hal ini dapat
ditularkan dari seseorang dengan Zika sebelum gejala mereka mulai, saat mereka
memiliki gejala, dan setelah gejala mereka berakhir. Meskipun tidak
didokumentasikan dengan baik, virus juga dapat melewati seseorang yang membawa
virus tanpa pernah mengalami gejala.
Studi
dilakukan untuk mengetahui berapa lama Zika tetap berada di dalam air mani dan
cairan vagina dari orang yang terinfeksi Zika, dan berapa lama dapat dikirimkan
ke pasangannya. Diketahui bahwa Zika dapat menetap dalam air mani lebih lama
dibandingkan cairan tubuh lainnya, termasuk cairan vagina, urin, dan darah.
4.
Transfusi Darah
Virus Zika dapat menular kepada orang yang mendapatkan transfusi darah
dari seseorang yang telah terinfeksi Zika. Dengan adanya temuan ini, bank darah
menegaskan bahwa seseorang tidak boleh mendonorkan darah selama 30 hari dari
waktu pemulihan infeksi virus.
H.
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Zika
1.
Pencegahan
Mencegah gigitan nyamuk adalah salah satu tindakan pencegahan awal yang
bisa membantu menghindari infeksi virus Zika. Meski terdengar sederhana, namun
fakta di lapangan kadang sulit dilakukan. Beberapa langkah pencegahan yang bisa
dilakukan di antaranya:
a)
Tetap berada di dalam ruangan yang
tertutup dan ber-AC untuk mengurangi faktor risiko, karena nyamuk pembawa Zika
aktif sepanjang hari
b)
Kenakan pakaian yang dapat melindungi
dari gigitan nyamuk seperti baju berlengan panjang, celana panjang, kaus kaki
dan sepatu
c)
Menggunakan kelambu saat tidur
d)
Menggunakan obat
nyamuk atau lotion anti nyamuk
e)
Melakukan pengawasan jentik melalui
program Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
f)
Meningkatkan daya tahan tubuh melalui
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti olahraga rutin, asupan nutrisi yang
cukup, dan lain sebagainya
g)
Bagi wanita hamil diharapkan untuk
lebih berhati-hati, dan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika ingin
bepergian ke tempat yang memang masuk dalam daftar negara yang terkena wabah
Zika
h)
Segera lakukan tes laboratorium
sekembalinya dari perjalanan ke salah satu negara yang rentan terhadap virus
Zika, khususnya perempuan hamil
2.
Penanggulangan
Pada dasarnya
belum ada vaksin atau obat khusus yang digunakan untuk membunuh virus Zika
tersebut, tetapi setidaknya dapat dilakukan usaha penanggulangan dan pengobatan
sebagai berikut:
a)
Mengurangi Tempat Perkembangbiakan
Nyamuk
Untuk
menurunkan populasi nyamuk, dilakukan dengan cara melakukan 3M Plus (menguras
dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau melakukan daur
ulang barang bekas)
b)
Pemberian Obat
Pemberian obat ini digunakan untuk meredakan gejala yang muncul, apabila
pengidap mengalami sakit kepala, demam, nyeri otot, atau nyeri sendi maka
pengidap bisa diberikan/mengonsumsi paracetamol. Pengidap virus Zika, biasanya juga akan mengalami
penurunan nafsu makan. Maka, pengidap dapat diberikan obat curcuma untuk
mengembalikan nafsu makan tersebut
c)
Perbaikan Sistem Imun
Terserang virus Zika disebabkan karena sistem imun dalam tubuh menurun.
Maka dari itu mengembalikan dan meningkatkan sistem imun dapat dilakukan dengan
cara melakukan istirahat yang cukup hingga kondisi tubuh pulih kembali. Mengkonsumsi
sayur-sayuran, dan buah yang kaya akan vitamin C. Serta konsumsi vitamin
penambah daya tahan tubuh sesuai anjuran dokter.
d)
Penuhi Kecukupan Cairan Tubuh
Tubuh yang mengalami dehidrasi akan memudahkan virus cepat masuk, hal
inilah yang harus diwaspadai. Apabila sudah terserang oleh virus Zika,
sebaiknya harus memperbanyak minum agar tubuh tidak mengalami dehidrasi.
e)
Istirahat yang cukup
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
New emerging disease adalah
penyakit yang baru muncul di populasi dan perluasan host (misal dari
hewan ke manusia) secara cepat yang berhubungan dengan peningkatan penyakit
yang dapat terdeteksi.
2.
Virus Zika adalah virus yang proses
penularannya melalui media nyamuk Aedes aegypti. Sedangkan penyakit Zika
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh nyamuk vektor pembawa virus Zika,
yaitu nyamuk Aedes aegypti untuk daerah tropis, Aedes africanus
di daerah Afrika, dan juga Aedes albopictus pada beberapa daerah lain.
3.
Virus Zika pertama kali ditemukan pada
1947 di hutan Zika, Uganda, saat sejumlah peneliti dari Yellow Fever
Researcher Institute mengisolasi seekor Monyet Makaka, rhesus yang
telah positif mengidap virus ini. Pada tahun 1951-1983, virus ini mulai menginfeksi
manusia. Laporan tersebut datang dari beberapa negara Afrika seperti Mesir,
Gabon, Sierra Leone, Tanzania, dan Uganda. Selain di Afrika, pada periode
tersebut, penyebaran virus Zika telah mencapai daratan dan semenanjung Asia
seperti India, Pakistan, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Persebaran
Zika mulai mengancam masyarakat global semenjak mewabah di benua Amerika,
terutama Brazil pada 2015. Pada kasus yang ditemukan di Brazil, peneliti
menduga virus Zika berevolusi hingga menyebabkan microcephaly pada bayi
yang baru lahir.
4.
Tanda dan gejala penyakit Zika
diantaranya: tubuh terasa lemah dan lelah, demam, sakit kepala, ruam kemerahan
pada kulit, nyeri otot, nyeri sendi, dan konjungtivis atau peradangan kelopak
mata.
5.
Epidemiologi penyakit Zika berdasarkan
orang khususnya pada aspek usia menunjukkan bahwa bayi rentan terhadap
penularan penyakit, untuk jenis kelamin tidak ada yang lebih dominan.
Berdasarkan tempat, penyakit Zika banyak ditemukan pada tempat beriklim tropis
dan subtropis. Berdasarkan waktu, Waktu paling rentan untuk perkembangan virus
Zika adalah musim hujan dan udara lembab. Selain itu, waktu dimana meningkatnya
suhu atau kenaikan temperatur juga dapat menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk.
6.
Riwayat alamiah Zika berawal dari
nyamuk yang terinfeksi virus Zika setelah menghisap darah seseorang yang telah
terjangkit virus Zika. Nyamuk yang terinfeksi tersebut lalu menggigit orang
yang belum terinfeksi Zika sehingga menyebarkan virus Zika ke orang tersebut. Masa inkubasi (dari pertama terjangkit hingga
munculnya tanda-tanda penyakit) dari virus zika masih belum diketahui pasti
namun dugaan sementara masa inkubasinya adalah beberapa hari (kurang dari satu
minggu). Gejala yang muncul bersamaan dengan tahap penyakit dini tidak jauh
beda dengan infeksi arbovirus lainnya yaitu demam, rash (bintik kemerahan) pada
kulit, mata merah, nyeri sendi, lemas dan pusing. Pada tahap lanjut,
penyakit Zika dapat menimbulkan komplikasi neurologis yaitu Microchepaly dan
Guillain Bare Syndrome (GBS). Sedangkan untuk tahap akhirnya, penyakit
Zika dapat sembuh dengan sempurna, namun apabila terjadi pada ibu hamil dapat
meningkatkan risiko kecacatan pada bayi yang disebabkan mircrocephaly.
7.
Rantai
penularan penyakit Zika yaitu melalui gigitan nyamuk, penularan dari ibu ke
bayi, hubungan seksual, dan transfuse darah.
8.
Cara pencegahan
penyakit Zika adalah memakai kelambu, memakai obat nyamuk, dan memakai pakaian
yag tertutupu. Sedangkan cara penanggulangan dan pengobatannya adalah mengurangi
tempat perkembang biakan nyamuk, penggunaan obat, perbaikan sistem imun,
konsumsi cairan yang cukup, dan istirahat yang cukup.
B.
Saran
Setiap individu sebaiknya mengerti dan memahami
bahaya dari penyakit virus Zika, sehingga setiap individu bisa lebih merasa
khawatir dan mampu menjaga diri dan lingkungannya dari kemungkinan terserangnya
virus zika. Selain itu, perlu digalakkan Gerakan 3M Plus, dan segenap pihak
yang terkait dapat bekerja sama untuk mencegah menyebarnya virus Zika.
DAFTAR PUSTAKA
Prastika, Sonia. 2016. Mewaspadai Virus Zika dan Virus Ganas
Lainnya pada Wanita. Jakarta: Banana Books.
Krishna,
A. 2016. Infesksi Virus: Informasi Kesehatan Masyarakat. Informasi
Medika.
Kusuma,
Agung Sri Fitri. 2015. Review Virus Zika. Bandung: Farmaka UNPAD.
Deutsche Welle. 2015.
Virus Zika di Indonesia. (http://www.dw.com/id/peneliti-institut-eijkman-virus-zika-sudah-ada-di-indonesia-tahun-lalu/a-19015333) [diakses 30 Maret 2018]
Vet Health. 2017. New
Emerging dan Re-Emerging Disease. (https://vetindonesia.com/2017/04/27/apa-itu-emerging-dan-re-emerging-disease/) [diakses 30 Maret 2018]
0 Komentar